Dan...

Untung saja, sepi.

Alan memastikan jika benda yang ia pegang adalah sama dengan yang di gambar. Jika tidak, pasti cewek manja di dalam mobilnya sekarang akan merengek kembali. Ya, walaupun Nalla agak takut jika ia memarahinya, tetap saja, cewek yang sedang PMS itu adalaha pemenangnya.

Setelah mendapatkan benda itu, Alan berjalan menuju kasir. Namun, ia agak benci, bagaimana sebelumnya yang ia lihat adalah cowok, sekarang sudah bertukar menjadi seorang cewek yang saat ini sedang tersenyum ramah kepada dirinya.

"Beli untuk pacarnya ya Mas?" Alan tersenyum kaku mendengar pertanyaan kasir cewek itu.

"Jarang-jarang loh, Mas, ada cowok yang mau beli ini untuk ceweknya. Mas kayaknya romantis banget deh."

Alan berdecak dalam hati, apanya yang romantis? Membeli sebuah barang seperti ini?

Yang benar saja.

"Bilangin sama ceweknya ya Mas, jangan manja, ya masa cowoknya yang beli." ujar lagi kasir cewek itu sambil  terkekeh dan mulai  memasukan belanjaan itu ke dalam kantong plastik.

Alan tidak menanggapi. Ia lebih memilih mengambil uangnya di dompet dan mengecek ponselnya yang suda tertera di sana hampir sepuluh panggilan tak terjawab, dan beberapa pesan whatsApp yang belum ia baca.

"Semuanya dua puluh ribu, Mas."

Alan langsung menyerahkan uang pas-pasan, agar ia tidak di beri pertanyaan oleh kasir ini.

"Oke, Mas. Terima kasih."

Alan tidak menjawab dan berjalan cepat ke arah mobilnya.

Sesampainya di mobil, ia langsung melemparkan kantong plastik itu ke arah Nalla. Lalu, Nalla langsung membuka dan mengecek apakah Alan salah beli atau tidak.

Kemudian ia bersyukur, Alan sangat pintar.

"HP gue mana?"

Alan berhenti memasang sabuk pengaman, lalu ia menatap Nalla beberapa detik tanpa ekspresi.

"Ketinggalan di Mbak kasir tadi, coba lo cek ke sana." ucap Alan santai sambil kembali memasang sabuk pengaman.

Nalla mendadak cengo. Mulutnya sedikit menganga, segampang itukah Alan melontarkan ucapannya? Ia pikir ponsel Nalla adalah barang murah? Atau sudah buriq? Ayolah, Nalla ingin sekali mencubit ginjal Alan sekarang.

"Kok gue sih?"

"Lo ambil, atau kita pulang sekarang?"

Nalla berdecak mendengar perlontaran Alan barusan.

Dengan kesal, ia membuka pintu mobil dan berjalan masuk ke dalam Indomart sambil menghentakan kakinya.

Entah bagaimana bentuk Nalla sekarang, yang jelas rambutnya agak kusut, wajahnya natural, memakai pakaian putih abu-abu sekolahnya dan di tambah lagi dengan Almamater milik Alan yang berada di pinggangnya.

"Mbak, ada ponsel saya gak di sini, tadi___"

"Oh, Mbak ya pacarnya Mas tadi? Ini mbak ponselnya. Aduh, Mbak beruntung ya punya pacar kayak Mas tadi, udah cakep, tinggi, tubuhnya yang ah sudahlah, tapi kok dia mau ya beli barang tadi? Aduh Mbak pokoknya beruntung punya pacar seperti_____"

"Permisi ya Mbak, makasih untuk ponselnya." ucap Nalla to the point dan langsung pergi meninggalkan seorang kasir cewek yang melogo.








***








Nalla memasuki rumah mendahului Alan yang baru saja keluar dari mobil. Wajah Nalla membungkam setelah membuka pintu utama rumah itu, matanya sedikit melotot serta mulutnya bergetar dengan menyebut sesuatu, "Papa..." ujarnya kaget sambil memegang knop pintu.

NALLAN Where stories live. Discover now