****







Nalla menghentakkan kakinya kesal. dengan sapu yang ada di tangan kanannya, membuat dirinya geram untuk yang ke kesekian kali.

Kemudian ia melirik ke berbagai arah, tidak ada secuil-pun sampah bahkan debu di sekitarnya.

"Nalla, itu di sudut ada debu. Sapu dong." ujar seseorang.

Jika dirinya seorang penyihir, ia bersumpah akan mengutuk penjaga perpustakaan itu menjadi debu-debu kecil yang ia bersihan sekarang juga.

"Gak ada! Lo jangan nyari masalah deh sama gue, urus aja tuh kerjaan lo." sentak Nalla yang langsung melemparkan sapunya ke lantai.

Nalla sangat muak jika ia harus berada di perpustakaan ini hanya bersama Dio. Ya, si cowok penjaga perpustakaan yang selalu mengusik dirinya.

Dio terkekeh.

Mata laki-laki itu sempat beradu tatap dengan Nalla. Dengan cepat Nalla beralih menatap ke arah lain. Ya, walaupun Dio terkesan berkarisma dan tampan, tapi Nalla tidak menyukai sikapnya dan ia sudah lama menandai Dio sebagai bujangan sinting. Umurnya sudah dua puluh dua tahun.

"Nal,"

Nalla yang terduduk letih di sudut perpus kini kembali menatap Dio yang berada tak jauh darinya.

"Hm?"

"Bagi nomor WA dong."

Nalla sontak berdiri dan langsung mengambil sapu yang ia buang ke lantai tadi. Dio mendadak cengo, lalu semenit kemudian ia baru sadar ternyata Pak Bambang mengintip di jendela dengan tatapan horornya.

"Astaghfirullah." Dio kaget bukan main, sambil mengeluskan dada ia memandang kembali Nalla yang masih asik berpura-bura menyapu.

Dio berdiri, ia kembali menatap jendela, lalu ia melega ketika tidak lagi melihat Pak Bambang di sana.

Tiba-tiba kaki Dio berjalan mengikuti kata hatinya. Ke mana lagi jika bukan mendekati Nalla.

Baru beberapa langkah ia berjalan, suara teriakan Nalla berhasil menyetrum telinganya.

"Aduh, aa-aduhh..sakit banget perut gue."

"Lo kenapa Nal?" Dio langsung mendekat dan membantu Nalla berpegangan. Dio panik sendiri dan berteriak minta tolong.

"Dio, cepet panggil siapa kek, perut gue sakit banget nih!"

"Iya, jangan gitu dong. Gue panik nih, di kira orang, gue yang buat lo kayak gini." ucap Dio panik.

"WOI, DI LUAR ADA ORANG GAK! CEPET KESINI!" Nalla menutup telinganya kuat, ternyata Dio cukup jantan jika soal teriakan.

Tidak lama kemudian, terdengar suara seorang cewek yang terus saja mengatakan, "siapa yang minta tolong, hello?"

Nalla mendorong Dio agar menjauh, mencoba agar tidak ada yang salah paham.

Alhasil Dio terjengkang, untung saja punggungnya tidak mengenai rak buku yang ada di belakangnya.

"Sini woi, bantu gue. Perut gue sakit, bawain gue ke UKS, aduh." Nalla memegang perutnya dan terus saja ia tekan kuat untuk menghilangkan rasa sakit.

NALLAN Where stories live. Discover now