Maxwell mengangguk - angguk, "Ya."

Manik savier Leon seketika menghujam lelaki di sebelahnya. Maxwell tadi terlihat tidak yakin dengan prediksinya tetapi sekarang dia menjawab iya. Apa - apa'an itu? Tidak konsisten.

"Dia memang akan keluar dari sini. Ku rasa." Mata Maxwell kembali terbuka, "Tapi masih akan lama."

Bibir Leon menipis, matanya menyimpit, "Kenapa kau berpikir seperti itu?"

Maxwell kembali menoleh dan menatap netra blue savier sahabatnya. Leon menunggu dengan serius akan balasannya.

Sedetik kemudian Maxwell menjawab, "Hanya firasat."

Dasar beedebah sialan.

Sekarang Leon ingin sekali mencekik anak di sampingnya ini. Membuat tenggorokannya yang jarang sekali digunakan menjadi sempit sehingga si Maxwell Frikk nger itu bisu sekalian.

Bernard yang berdiri di depan mereka hanya melongo melihat wajah bersungut - sungut bossnya sementara pria bernama Maxwell Fringer itu hanya memasang wajah tanpa ekspresi dengan tenangnya memejamkan mata dan tertidur.

Si kribo yang baru saja tiba dan mendengar percakapan itu seketika terbahak. Pria itu melangkah mendekat kemudian melempar permen Lolypop kepada Leon.

Leon menangkapnya. Ia mendengkus kemudian memijat keningnya yang nyut - nyutan.

"Kenapa aku harus memiliki teman seperti dia? Menjengkelkan." Gerutu Leon. Ia membuka permen yang diberikan Sebastian lalu menjilatnya.

"Tapi ku rasa apa yang Maxwell katakan benar." Komentar Sebastian.

"Maksudmu?"

"Anak baru itu tidak akan keluar seperti prediksimu dalam dua hari."

"Beritahu alasanmu ?" Dia melirik jengkel lelaki yang tertidur di sebelahnya, "Dengan jelas dan tidak ambigu."

Sebastian terkekeh. Dia lalu merapikan pakaiannya yang lusut, kotor serta rambut kribo kebanggaannya sedikit berantakan. Dia mendengkus, "Aku tadi terpeleset. Sungguh sialnya."

Alis Leon terangkat. Jangan sampai satu temannya menjawab tidak jelas lagi.

Sebastian mengangkat kepalanya kembali. Dia lalu menoleh ke belakang. Menatap Betrand ~ anak buah sekaligus pelayan setia sahabatnya. "Berikan ponselmu! Aku ingin melihat video bully itu."

Betrand mengangguk. Dia mendekat dan menyerahkan ponselnya.

Sebastian melihat sampai habis video itu. Lalu bibirnya mengembangkan senyum, "Lihat!" Dia menunjukkan video itu ke Leon. Menyuruhnya menonton dengan seksama terlebih di detik - detik terakhir.

Leon mengerutkan kening. Melihatnya dengan seksama. Dan keningnya semakin berkerut saat tak menemukan hal spesial apapun di sana.

Dia hanya melihat si gadis mungil itu sesudah memarahi Maxwell lalu membalikkan badan menjauh. Perempuan itu lalu berhenti sejenak tepat di depan kamera ponsel. Dia menunduk, lalu memeras pakaiannya yang basah.

Lalu apa yang spesial?

"Lihat dan perhatikan baik - baik!"

Matanya tidak buta. Tentu saja dia sudah memperhatikan baik - baik.

Memang tidak ada yang spesial. Anak baru itu tampak malang sekali dengan seluruh tubuhnya yang basah.

Tapi.....

Ehh....

Dia mengerjap saat sadar akan sesuatu.

Leon mendongak menatap Sebastian lagi. Memperhatikan seragam pria itu yang menjadi kusut dan kotor.

Black MilitaryWhere stories live. Discover now