51. Persiapan menuju Duel (A)

198 44 1
                                    

Hal yang pertama yang harus kau lakukan sebelum pertandingan ialah, kau harus mengetahui seperti apa lawanmu.

Itulah persiapan yang akan Sherly lakukan sebelum pertandingan. Meskipun siswa yang bernama Robin Guzalt merupakan salah satu siswa akademi dengan tingkat reputasi kekuatan mumpuni, namun di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin.

Pepatah mengatakan, bila lawanmu adalah orang yang kuat dan kau lemah, maka gunakan otakmu untuk memenangkan pertandingan. Minimal tidak membuatmu babak belur di arena tanding.

Lewat backingan dari Ribel News, Sherly bisa mendapat segala informasi mengenai rivalnya itu. Tentang seluk beluknya, baik dirinya secara pribadi, keluarganya maupun lingkungan sosial anak itu. Baik sebelum berada di Black Militer, maupun setelahnya.

Menurut informasi, latar belakang keluarga Robin Guzalt cukup berpengaruh. Keluarganya adalah pedagang kaya raya di Distrik 2 bahkan popularitas keluarga Guzalt sudah dikenal sampai ke Distrik para bangsawan yakni Distrik 3. Jalur perdagangannya tak hanya menyasar kaum bawah namun lebih banyak berfokus di kalangan - kalangan sosialita. Robin Guzalt adalah anak terakhir dari dua bersaudara. Kakaknya yang bernama Justin Guzalt adalah salah satu pasukan elit Black Militer bahkan sudah menjadi master. Itulah sebabnya Robin Guzalt menjadi salah satu siswa yang masuk dalam daftar hitam, alias siswa perisak. Dia sedikit gila dengan tingkah berandalannya yang kerap mengganggu anak - anak lain. Merasa dirinya paling kuat lantaran di belakangnya ada kakaknya yang seorang Master.

Robin juga ditengarai mempunyai hobby berkelahi. Dia suka sekali mencari masalah dan menantang para murid berduel. Tak peduli dia laki - laki ataupun wanita, Robin tak segan - segan menghajarnya.

Pria itu juga kerap sekali masuk ke ruang hukuman karena ulahnya itu. Kasus yang teerparah ialah, dia pernah menghajar seorang murid perempuan sampai kehilangan dua jarinya dan anak itu berakhir opname di rumah sakit.

Sherly meringis, "Dia benar - benar gila. Lebih gila dari Zavier." Gumamnya.

Lalu dia menggeser - geser layar IPAD itu, mencari informasi yang lain. Jika dilihat sekilas anak ini memang memiliki temperamen yang tidak baik. Tipe anak yang songong, besar kepala, menganggap dirinya hebat dan keluarganya paling hebat di seluruh dunia. Padahal yang lebih hebat dari dia masih banyak.

Lihat juga penampilan anak ini. Memang tampak seperti preman.

Sherly mengernyit melihat foto Robin yang muncul di layar IPAD informasi Ribel News.

Seorang pemuda berusia 18 tahun dengan tinggi 178 cm dan bertubuh kekar. Bukan itu yang membuat dahi Sherly berkerut, tetapi karena penampilan anak ini dengan tindikan di hidung, dahi, telinga serta rambut berpotongan ala punk dan juga dicat kuning pula. Lihat saja kalung seperti rantai besi yang melilit lehernya itu, sudah seperti anjing saja. Dan juga anak ini memiliki tato di lehernya.

Sungguh luar biasa. Sangat berandal.

Dengan penampilan seperti ini, Sherly tentunya mengenali anak ini bukan? Tetapi ini pertama kali dia melihat siswa yang bernama Robyn Guzalt.

Ya, dia memang salah satu anak dari kelas Grand B seperti dirinya. Hanya saja Robin berbeda ruang kelas. Karena baik kelas Grand B maupun Grand A, masing - masing juga dibagi lagi ke dalam beberapa ruang kelas. Yakni Grand B (1), Grand B (2) sampai Grand B (5) sementara siswa Grand A hanya dibagi menjadi dua ruang kelas yakni Grand A (1) dan Grand A (2). Masing - masing kelas bisa dihuni 30 - 40 siswa.

"Saat kau datang, Robyn tengah menjalani hukuman." Ujar Markus seolah menjawab pertanyaan Sherly bahwa selama nyaris sebulan dia berada di akademi, dirinya sama sekali tidak melihat anak dengan penampilan mencolok seperti ini.

Black MilitaryWhere stories live. Discover now