27. Melalui rintangan

223 54 1
                                    

Mulai!

Pintu gerbang akademi Black Militer dibuka, para murid akademi berlarian memburu waktu sesuai perintah. Anak - anak yang memiliki kekuatan super tidak diperkenankan menggunakan kemampuan mereka sebelum mencapai bukit. Mereka baru diperbolehkan menggunakan kekuatan jika hendak melewati beberapa rintangan lalu kembali ke asrama sebelum matahari terbit dan ayam berkokok.

Meskipun mereka berlari tanpa menggunakan kekuatan mereka, tetapi tetap saja yang berada di barisan terakhir dan tertinggal jauh ialah Sherly. Dia yang notabene bukan siapa - siapa, bukan atlet, bukan pecinta olahraga tentunya hanya bisa berlari secepat yang ia bisa dan tentu saja dia tertinggal jauh. Bahkan Sabin, sudah jauh di depannya lantaran dia memiliki ketahanan fisik yang mumpuni dan seolah otot - ototnya sudah terlatih untuk melakukan kegiatan kemiliteran ini.

BRUKKK!

"Semangat baby girl!" Seru Trinity sengaja menyenggol bahu Sherly hingga membuat gadis itu jatuh. Sherly hanya mendengkus. Latihan ini diikuti semua kalangan bahkan kelas Grande A juga dan wanita berambut merah beserta antek - anteknya seolah tadi memang sengaja berlari lamban mengikutinya untuk kemudian menubruknya seperti ini.

Hah, benar - benar kekanakan.

Sherly menunduk membersihkan tangan serta pakaiannya yang kotor dan ketika dirinya bangkit, kini si Bernard pemuda jangkung yang Sherly ketahui merupakan anak buah setia Leon itu menabraknya. Alhasil kembalilah ia jatuh tersungkur di tanah.

Bernard menyeringai dan menatap puas.

Sepertinya para pengikut Leon begitu dendam pada dirinya. Boss mereka mungkin trauma dan sampai sekarang juga tidak terlihat batang hidungnya.

'Hiih. Pemuda - pemuda sialan.'

Kini dia tertinggal sangat jauh sekarang. Bahh...

"Cecil, kau baik - baik saja?"

Sherly perlahan mendongak ketika seseorang berjongkok lalu mengulurkan tangan padanya. Pemuda itu tersenyum teduh menatapnya.

Mata Sherly mengerjap beberapa kali sebelum kemudian membalas uluran tangan itu lalu bangkit dari posisinya. Dia tak menyangka bahwa masih ada orang lain yang berada di sini sementara anak - anak lainnya telah menghilang masuk ke dalam rerimbunan hutan. Dan pemuda ini ialah.....

Zavier.

Anak ini baik sekali.

Mata Sherly berkaca - kaca saking terharunya. Tetapi di sisi lain, dia masih amat curiga dengan laki - laki itu. Apakah dia memang pemuda polos atau pria seribu wajah?

Tetapi selama ini_ sejak dirinya masuk ke akademi, dia adalah bocah paling masuk akal di antara murid - murid yang lainnya. Tidak pernah ikut merisaknya, malah membantunya.

"Kenapa kau tertinggal?" Tanya Sherly. Mengerutkan kening ke arah pria yang wajahnya masih berbalut perban.

Di depannya Zavier meringis. Dia juga menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "A.. aku bangun telat. Dan aku tidak bisa mengikuti mereka, lukaku masih belum sembuh dan a... aku takut jika kesakitan. Kau tahu kegiatan ini, ini sangat melelahkan." Terangnya dengan malu.

Saat mengatakan itu, ekspresi Zavier memang benar - benar terlihat seperti orang kikuk serta ketakutan. Sherly juga tidak bisa memungkiri hal itu. Dari wajah hingga hampir sekujur tubuh pria ini memang dibalut perban. Luka - lukanya yang katanya akibat dikeroyok puluhan Daemon tentunya pasti sangat menyakitkan. Dan semakin Sherly mengenalnya, semakin dirinya dibuat ragu bahwa orang yang menghancurkan rumahnya adalah orang yang sama.

Black MilitaryWhere stories live. Discover now