52. Persiapan menuju Duel (B)

181 46 3
                                    

Api melesat membakar beberapa puing - puing bangunan di area sekitar tempat pelatihan.

Laki - laki yang menjadi dalang pembakaran itu menyeringai ketika temannya terdorong mundur menghindari serangan api miliknya.

"Sialan kau ingin membakarku, heh?" Rekannya berdecak. Dia lalu mengangkat tangannya tinggi menciptakan air yang seketika memadamkan api itu pun dengan dirinya yang dengan cepat menembakkan semburat air ke arah Boby.

"Shit. Bajingan licik." Boby mengumpat dan mengayun - ayunkan kedua tangannya ke depan menghindari air yang terus menghujami wajahnya. Posisinya sudah seperti orang yang terkena semprotan pemadam kebakaran. Dia bahkan juga ikut terdorong mundur, basah kuyup dan semua air itu nyaris masuk ke dalam mulutnya.

"Hentikan brengsek! Hentikan!"

Rekannya hanya tertawa melihat Boby kewalahan. Dia lalu menghentikan serangannya dan berdecak, "Jika tenagamu seperti ini kau tidak akan bisa mengalahkan Helena."

Helena adalah lawan duel Boby nantinya. Dan wanita itu sangat lincah, kekuatannya juga tidak bisa diremehkan. Meski tubuh Boby lebih besar dan kuat daripada gadis itu, dalam kelenturan dan kelincahan Boby jelas kalah.

"Ck. Maka dari itu aku harus berlatih sekeras mungkin." Balas Boby dengan penuh semangat pria itu bangkit lagi lalu segera mengeringkan tubuhnya yang basah.

"Ayo, kita ulangi lagi Run?"

Yang dipanggil Run memgangguk. Dia memasang kuda - kuda, "Konsentrasilah! Kau mungkin kuat, tapi jangan hanya terpacu pada tubuh kuatmu itu." Ucapnya.

Ya, Bobi adalah salah satu siswa yang tengah berlatih untuk mempersiapkan diri di ujian the Duel nanti. Tidka hanya ada dirinya, tetapi di area itu juga terdapat siswa - siswi lain yang juga tengah mempersiapkan diri.

Mereka menyusun strategi, melatih skil dan memantabkan hal - hal lainnya demi memenangkan ujian. Minimal mereka juga tidak akan dibuat babak belur oleh rival duelnya.

Termasuk Sabin. Meski kekuatannya hanya sebatas 'Pendeteksi' akan tetapi dia juga telah mempelajari ilmu bela diri. Dan ketika dirinya masuk ke akademi Black Militer ini, dia selalu rajin belajar untuk meningkatkan kemampuannya itu.

Bela diri adalah salah satu hal untuk bisa memenangkan pertandingan. Kekuatan lawannya ialah cahaya dan dirinya harus menghindari lesatan cahaya serta menunbangkan lawannya dengan bela diri.

Ya, Sabin ingin menang dan mendapat poin.

Meloncat - loncat. Wanita itu melompat dari atas bangku ke bangku lain. Gerakannya lincah sudah seperti profesional saja. Sherly yang baru saja datang melihat itu dengan takjub.

Wah jika dia melawan Sabin, anak itu pasti menang.

Dan Sabin kini juga berlatih beberapa gerakan bela diri. Seperti menendang, memukul, menghindar lalu menumbangkan lawan.

"Wah, hebat sekali." Sherly terpana. Para siswa - siswi ini benar - benar berlatih dengan giat. Dan tampak sekali sangat serius dengan usaha mereka.

Sherly benar - benar salut. Bahkan ada juga beberapa siswa yang berlatih dengan menggunakan Daemon.

Salah satunya adalah Maria. Gadis itu meski terlihat masih sakit, tetapi sepertinya kondisinya sama sekali tak mempengaruhi semangatnya. Dia juga melihat ada seorang laki - laki yang selalu senantiasa mendampingi Maria.

Kalau tidak salah namanya Grey. Tidak perlu diberitahu, Sherly bisa melihatnya bahwa pria itu menyukai Maria. Ya, tidak salah. Maria sangat cantik, tubuhnya pun juga bagus, tidak salah bahwa laki - laki tertarik padanya. Termasuk....

Black MilitaryWhere stories live. Discover now