9. Leon Hassel

1K 174 14
                                    

Namanya Leon Hassel, 17 tahun. Dia merupakan anggota bangsawan Hassel, salah satu bangsawan berpengaruh di Avalon. Kekuasaan bangsawan Hassel tidaklah main - main, selain menguasai hampir sebagian Distrik 4, bangsawan Hassel lah yang juga merupakan salah satu pelopor berdirinya pasukan Black Militer.

Jika keluarga bangsawan lainnya hanya memiliki beberapa sanak saudara atau keturunan yang memiliki kekuatan supranatural, namun berbeda dari anggota klan Hassel. Seluruh keturunan bangsawan Hassel mempunyai kekuatan supranatural dan rata - rata semuanya memiliki kekuatan supranatural yang tinggi. Oleh karena itu bangsawan Hassel menjadi klan terkuat, dihormati sekaligus berbahaya. Dan Leon Hassel adalah anak kesayangan bangsawan Hassel serta menjadi salah satu anak yang spesial, yang paling kuat di antara anggota keluarga lainnya.

Di usianya yang masih menginjak delapan tahun, Leon Hassel sudah bisa membunuh Daemon tingkat tinggi. Hal itu tentunya membuat klan Hassel menjadi sangat bangga dan mengukuhkan bahwa anak itu adalah anak emas. Dia dimanjakan, dia diberi segalanya. Oleh karena itu selain memang karena kemampuannya yang luar biasa, darah klan Hassel yang mengalir dalam dirinya membuat orang - orang tidak berani menyinggungnya.

"Bagaimana kabar anak baru itu?" Tanya Leon. Pria itu duduk santai bertopang dagu sembari menikmati cemilan manis favoritnya.

"Tentu saja dia sangat syock boss." Betrand menjawab. Tersenyum puas menatap video yang menampilkan Cecil August~ si anak baru itu yang tengah membuka pintu kemudian tiba - tiba saja ember berisi air jatuh dan mengguyur tubuhnya.

Ekspresi terkejut gadis itu sengaja ia pause dan ia replay berulang - ulang supaya capek.

Betrand tertawa.

Wajah syok gadis itu sungguh lucu dan jelek sekali.

Mata Sherly melebar kaget seperti melihat hantu. Bibirnya ternganga lebar. Betrand yakin bahwa air yang diguyur itu ada yang tertelan masuk ke mulutnya. Tubuh mungil gadis itu menegang kaku. Tampak seperti marmut tersiram air. Lucu sekali bukan.

Leon yang melihat itu menatap puas. Anak baru itu pasti sudah terkena mental sekarang.

"Dalam dua hari aku jamin anak baru itu akan keluar." Leon tersenyum yakin. Dia menikmati cokelat dan kue - kuenya dengan suka hati. Lalu saat tangannya hendak mengambil kue stroberry, manik birunya melirik Maxwell yang duduk di sebelahnya.

Dia mendapati bahwa sebelah alis lelaki itu terangkat.

Apa artinya itu?

"Kau tidak yakin akan prediksiku ya?"
Tanya Leon menuntut. Temannya yang pendiam dan tidak banyak bicara itu pasti memiliki pendapat bila salah satu anggota tubuhnya ada yang bereaksi.

Maxwell balik menatap Leon sejenak. Lalu mengangguk dan hendak kembali tidur.

Bicaralah dengan mulutmu sialan.

Leon geregetan. Terkadang dia benar - benar jengkel dengan temannya yang satu ini. Jika ada yang bertanya siapa di antara mereka yang paling menyebalkan, sejujurnya Maxwell lah orangnya.

Setidaknya Leon akan menjawab pertanyaan orang lain dengan baik dan jelas. Tetapi Maxwell sangat ambigu.

Dia hanya membuka mulutnya ketika dirasa penting. Tetapi sekalinya membuka suaranya, mulutnya akan terasa seperti petasan.

"Apa yang membuatmu tidak yakin?"

"Hanya firasat saja." Maxwell menjawab malas. Lelaki itu hendak meluruskan punggungnya dengan tidur yang nyaman di bangku keras ini. Tetapi Leon tak membiarkan.

"Kau tidak yakin kalau anak baru itu akan segera mengundurkan diri hanya berdasarkan firasat?" Leon berdecak, "Mustahil." Dia menjawab percaya diri, "Aku yakin si pendek itu akan tetap keluar dari sekolah ini."

Black MilitaryWhere stories live. Discover now