30. Bersembunyi (A)

249 61 3
                                    

Sherly yang penasaran tak kuasa untuk menggeser tubuhnya, melihat seperti apa sosok jenderal Aiden itu. Dan sedetik kemudian setelah dia berhasil melihat dengan jelas rupa laki - laki itu, manik kelamnya sontak membeliak lebar, bibirnya ternganga dipenuhi oleh keterkejutan luar biasa. Bahkan jantungnya nyaris copot sekarang.

'Dia... bukankah dia.... Aiden?'

Seniornya dulu dan juga mantan kekasihnya?

Sherly menelan ludahnya. Keringat dingin tiba - tiba mengalir dari keningnya, tubuhnya kaku seketika.

Gawat!

Sherly segera menggeser kembali tubuhnya. Berlindung di balik punggung temannya yang lebih tinggi darinya. Sebisa mungkin menutupi dirinya dari mata sosok jenderal agung yang menjadi perbincangan para siswa akademi. Bisa gawat jika lelaki itu melihatnya berada dalam barisan ini dan menjadi murid akademi ini.

Sial, sial. Sialan.

Dia benar - benar tegang sekarang. Jauh lebih tegang ketimbang harus menghadapi pembully maupun menghadapi rintangan demi rintangan ala kemiliteran. Ini benar - benar situasi tak terduga sekaligus menakutkan.

Jangan sampai pria itu melihatnya.

Sherly mengepalkan kedua tangannya, menggigit bibirnya tegang. Ia menunduk dalam tidak mau menatap ke depan saat mata lelaki itu dirasa memindai seluruh pasukan yang berbaris. Suara laki - laki itu juga mulai terdengar menyebutkan satu persatu nama siswa - siswi akademi dan sialnya para murid yang dipanggil namanya itu harus menjawab dengan lantang serta menujukan gerakan hormat ala kemiliteran.

Oh ya ampun, ya ampun. Benar - benar gawat. Bagaimana jika laki - laki itu melihatnya? bagaimana jika penyamarannya terbongkar? Bagaimana jika laki - laki itu masih mengingatnya?

Mata Sherly sontak mengerjap beberapa kali ketika pertanyaan terakhir itu terlintas di benaknya.

Eh... mengingatnya?

Ya, kekhawatirannya itu sangat besar jika pria itu mengingatnya. Namun tidak jika lelaki itu telah melupakannya.

Ini sudah bertahun - tahun berlalu. Mereka juga tidak pernah bertemu lagi dan bertegur sapa. Hubungannya dengan pria itu juga sangat singkat bahkan pria itu tiba - tiba meninggalkan Universitas Grand sebelum kelulusannya datang. Seingatnya, Aiden hanya kuliah selama kurang dari tiga tahun di sana. Dan dirinya tidaklah sespesial itu untuk menjadi wanita yang harus diingat sepanjang waktu terlebih oleh pria semacam Aiden Gerland atau nama belakang asli pria itu ternyata ialah Aiden Cassanov.

Pantas saja pria itu dulu begitu mencolok di Universitas Grand. Meskipun dia mencoba berpenampilan biasa saja, tapi tetap saja auranya tidak bisa menutupi tampilannya. Aiden sang idola kampus Grand ternyata adalah orang dari Distrik 4 tempatnya orang - orang bangsawan serta berkekuatan super. Dan yang lebih mencengangkan ialah pria itu menjadi jenderal agung di sini.

Sebutan jenderal, itu berarti dia adalah orang berpengaruh di Distrik 4 bukan?

Gawat bila Aiden mengenalinya dan identitasnya terbongkar. Dirinya bisa dihukum..... mati.

Wajah Sherly sontak memucat. Dia kemudian tanpa sadar menggeleng - gelengkan kepalanya mengenyahkan pikiran - pikiran buruk dan negatif.

Tidak, tidak, semoga pria itu tidak mengingatnya. Semoga Aiden tidak mengenalinya. Ya, Aiden pasti sudah tidak mengingatnya. Ini sudah sangat lama, lama..... Sekali.

Dia dulu masih remaja kuliahan dan sekarang dia sudah dua puluh enam tahun, sudah menjadi wanita dewasa. Pasti Aiden tidak akan mengenalinya. Ya, pasti.

Sherly kini tanpa sadar menggigit ujung jarinya gugup. Tapi sialnya, wajahnya ketika remaja sampai dewasa tidak ada perubahan sama sekali. Dia sanksi bahwa Aiden tidak mengingatnya sedikit saja.

Black MilitaryWhere stories live. Discover now