55. Sabin vS Jovan (A)

171 48 0
                                    

"Nak, ingat! Kau adalah harapan satu - satunya. Keluarga kita bangkrut dan kita terpaksa berada di Distrik biasa seperti ini. Bersama orang - orang biasa dan dicemooh serta direndahkan oleh kaum kita."

"Kau tak mau hidup seperti ini terus kan?" Seorang wanita dengan penampilan elegan setengah berjongkok menatap puteri satu - satunya. Kedua tangannya berada di pundak gadis itu setengah mengguncang - guncangnya, membisikkan sesuatu agar puterinya mengerti.

Sabin yang kala itu berusia dua belas tahun hanya terdiam menatap ibunya yang tampak dipenuhi harapan.

"Oleh karena itu Tuhan memberi kita kesempatan. Tak ku sangka puteriku yang cantik dan manis mempunyai kekuatan." Mata hijau sang ibu berbinar, "Kenapa kau tak menunjukkannya dari dulu nak! Ohh ya ampun, ini benar - benar kesempatan emas. Bukankah begitu suamiku?" Imbuhnya menoleh ke arah laki - laki yang sedari tadi berada di sebelahnya.

Pria tinggi berkulit pucat itu menunduk. Menatap puteri semata wayangnya serta istrinya secara bergantin. Ya, benar. Ini kesempatan emas. Tuhan ternyata masih adil. Di saat dirinya mengalami kebangkrutan dan harus turun derajat menjadi orang di Distrik rendah dan mendapatkan cemoohan, pengucilan dari kolega serta keluarga - keluarga besarnya yang lain, secara mengejutkan puterinya ternyata memiliki bakat yang selama ini tak terlihat.

Anaknya ternyata memiliki kekuatan pendeteksi. Mereka baru tahu saat rekannya yang merupakan seorang bangsawan terkenal telah kehilangan kucing kesayangannya. Sudah tujuh hari kucing persilangan antara persia dan spynx itu menghilang dan tidak tahu rimbanya.

Dia sudah mencari ke sana kemari bahkan mendatangkan detektif swasta namun masih tiada hasil. Ia juga menggelontorkan dana yang cukup besar apabila ada yang berhasil menemukan kuncing itu. Dan kebetulan, Sabin yang saat itu masih bersekolah di tempat umum dan tengah membutuhkan dana melihat selebaran tersebut. Berbekal kemampuannya, hanya butuh waktu kurang dari dua puluh empat jam Sabin bisa menemukan kucing tersebut yang ternyata selama tujuh hari itu berada di sebuah gank sempit bersama kucing - kucing liar lainnya.

Atas jasanya tersebut, bangsawan yang ternyata dulunya rekan orangtuanya tak hanya memberikan ucapan terima kasih dan uang, tetapi  juga memberi keluarga mereka usul untuk memecahkan masalah yang selama dua tahun membelit keluarga Bendley.

Ya, jika ingin mendapatkan kehormatan serta menaikkan status lagi, Sabin harus masuk dan bergabung ke dalam pasukan Black Militer.

Hanya dengan menjadi bagian dari Black Militer sudah pasti menjadi kebanggaan dan kehormatan bisa di dapat. Lalu dengan menjadi pasukan inti, maka keluarga mereka bisa sejahtera kembali. Kemudian dengan menjadi pasukan tetap syukur - syukur menyandang status sebagai Master atau orang terpenting dalam Black Militer, maka keluarga mereka benar - benar akan naik tahta kembali, disanjung, tiada yang bisa meremehkan dan tentunya mereka bisa mendapatkan tempat tinggal yang nyaman di Distrik empat.

Oleh karena itu ayah dan ibunya tidak bisa melewatkan kesempatan ini.

"Kau harus masuk ke dalam akademi Black Militer Sabin."

"Kau harus ke sana!" Ujar sang ibu  begitu semangat dan serius dengan perkataannya.

"Tapi...."

Sang ibu seketika menggeleng memotong apapun yang hendak puterinya sangkal, "Tidak ada tapi - tapi'an. Kau harus berada di sana, demi keluarga kita."

Sang ayah kemudian maju lalu mengangguk, "Ya, ibumu benar nak! Kau lah harapan kami! Kau mau bermain lagi dengan Diana, Heide dan  teman - teman selevel mu yang lain lagi kan? Maka dari itu kau harus masuk ke dalam akademi."

Black MilitaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang