59. Secret

211 59 7
                                    

Sherly terbangun dari tidurnya setelah beberapa jam lalu dia langsung dilarikan ke klinik akademi dan mendapat perawatan pasca pemukulan yang Robin lakukan padanya.

Organ internalnya sudah dipastikan tengah mengalami patah tulang dan perutnya tadi terasa mual, ngilu, nyeri   dan saking sakitnya sampai dia mengalami muntah darah. Tetapi beruntung dia bisa pulih dengan cepat.

Sherly syock, tak menyangka bahwa Robin secara tiba - tiba akan menghantamkan tinjunya tepat ke ulu hatinya. Lalu dia mendengar beberapa orang bicara berbisik - bisik.  Sherly menoleh mengamati dinding pembatas  tempat dimana dua atau sekitar tiga orang tengah bergumam.

"Kalian tahu, barusan aku mendengar Robin Guzalt meninggal dunia."

Mata Sherly bertambah lebar mendengar kabar itu. Ini sungguh mengejutkan. Robin meninggal?

Bagaimana bisa?

"Apa karena jenderal Aiden?" Tanya salah satu perawat. Temannya sontak menggeleng.

"Bukan. Jenderal Aiden bahkan hanya melempar Robin saja."

Ya bagaimana pun Aiden tadi hanya mencegah tindakan Robin yang semakin brutal. Aiden bahkan sama sekali tidak menggunakan kekuatannya saat menghalangi Robin menyerangnya. Yang pria itu lakukan hanyalah melumpuhkan Robin agar tidak bisa bertindak sembrono. Dan tadi Robin hanya pingsan. Namun....

Kenapa tiba - tiba anak itu meninggal?

"Itu karena sesuatu yang hinggap di tubuh Robin."

Sherly mendengarkan. Sesuatu yang hinggap? Maksudnya?

"Kalian tahu, di tubuh Robin Guzalt ditemukan serangga pengendali."

"Serangga pengendali?"

Perawat itu mengangguk. Serangga pengendali adalah spesies serangga langka yang bahkan keberadaannya sudah tidak pernah ditemukan lagi.

Serangga itu mempunyai tubuh panjang berbentuk seperti belalang berwarna hitam namun kepalanya mirip kepala tengkorak. Dan serangga itu sudah tidak pernah terlihat selama ribuan tahun dan tidak pernah ditemukan. Bisa dikatakan serangga itu merupakan hewan purba.

Dikatakan bahwa serangga pengendali bisa mengendalikan saraf seseorang bila serangga tersebut masuk ke dalam tubuh makhluk hidup lain.

Seperti yang Robin lakukan tadi?

Sherly lalu teringat peristiwa siang tadi dimana saat pertandingan duel antara dirinya dan Robin berlangsung.

Saat itu Robin mendekat hendak kembali menghantamkan tinju ke arahnya. Pria itu juga menyeringai dan menatapnya dengan bengis. Lalu dia berkata,

"Semoga kau bisa bertahan Cecil!" Satu tinju kembali dilayangkan dan Sherly beruntung kembali bisa menghindar. Dia lalu mundur perlahan sembari menyeret tubuhnya.

Tetapi rupanya Robin semakin menggila. Memberikan dirinya pukulan bertubi - tubi.

"Bertahanlah Cecil!"

Sherly tertegun. Mencermati.

"Bertahanlah Cecil!" Bibir Robin yang menyeringai dengan ekspresinya yang menggila namun mengatakan sesuatu yang ternyata memiliki arti berbeda. Seperti sebuah pesan.

"Bertahanlah Cecil!"

Sebuah pesan yang mengisyaratkan bahwa sebenarnya dia tidak ingin melakukan ini.

"Bertahanlah Cecil!"

Dan kali ini Sherly tersentak. Matanya melebar saat mengingat - ngingat dan mengamati netra sewarna zamrud milik Robin itu ada sebuah kilatan. Kikatan seperti rasa sakit. Manik hijau itu memerah, bukan karena begitu senang dan bergairah membunuh. Melainkan Robin tengah menahan sesuatu. Anak itu menangis.

Black MilitaryWhere stories live. Discover now