Bab 43 - Insolent Pervert

Comincia dall'inizio
                                    

"I have no idea what you are talking ab... ouch" Daniel langsung duduk ketika merasakan sakit di lengannya. Laki-laki memegang lengan yang sedikit memerah karena cubitan Anya.

"That hurt Anya" Daniel memantulkan bibirnya sembari menggosok lengannya yang sakit. 

"Get off of me" Anya menatap jengkel. Ia mencibir tanpa suara walaupun wajahnya merah padam. Gadis itu kesal bercampur malu karena dipeluk tanpa peringatan apapun. Ia memegang pipinya sejenak lalu turun dari tempat tidur. 

"What can I do Anya? Your angry face make me turned on" Daniel membuka selimut memperlihatkan kejantanan laki-laki itu yang ingin dimanjakan, juniornya terbangun membentuk tenda kecil dari balik celana tidur. 

Mata Anya terbelalak melihat pemandangan erotis di hadapannya. 
"You insolent pervert..." Anya kehilangan kata-katanya dalam mengekspresikan perasaannya saat ini. Gadis itu berbalik badan lalu berlari keluar dan membanting pintu. Anya berjongkok di depan pintu kamar Daniel sembari memegang wajahnya yang memanas. Ia bahkan tidak bisa membedakan apakah ia sedang terkena demam atau tidak karena wajahnya yang sangat panas. 

"Oh my god, oh my god, oh my god" kata kata itu Anya ulang berkali-kali karena begitu terkejut dan malu. 

Sedangkan Daniel yang masih duduk diatas tempat tidur dan terkekeh puas. Ia tidak menyangka gurauan paginya bisa membuat wajah Anya memerah hebat seperti itu.

"Damn it. What a cute chick" Gumam Daniel terkekeh. Tidak berlama-lama dengan kepuasan gurauan, Daniel turun dari tempat tidur lalu melangkah ke kamar mandi sambil bersiul ria.

&&&

"Good morning my beloved one" Sapa Daniel ceria. Ia segera mengambil tempat duduk di meja makan.

"My beloved one my ass" gumam Anya sembari mengoleskan selai di roti panggang.

Daniel tersenyum lembut. "Kau masih marah sayang?".

"Jelas aku masih marah. Aku tidak akan mau membangunkan mu lagi Daniel" Protes Anya lalu meletakkan sepiring roti panggang yang telah diolesi selai kacang di atas meja. 

"Kenapa?" tanya Daniel memasang raut wajah penasaran.

"Jangan pura-pura tidak tahu. kau memang pria mesum".

Daniel semakin menyeringai. Matanya menatap sensual kepada Anya, ia meletakkan siku diatas meja lalu menopang wajah tampannya. Tampak seperti model tampan yang sedang menghadap kamera. Terlihat sangat jantan dan keren dan berbagai kata indah lainnya. "Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan sebenarnya Anya. Coba lebih spesifik lagi" Suara rendah namun erotis milik Daniel membuat Anya menjadi kejang. Darahnya mendidih, gadis itu tidak bisa menjabarkan lagi perasaan malu dan kesalnya kepada Daniel.

"Kau dan ju.. juniormu itu. Apa kau tidak malu? Demi tuhan Daniel. Ini masih pagi dan kau sudah..." Wajah Anya kembali memerah. Ia sungguh tidak terbiasa dengan pembahasan erotis di pagi hari. Air mata mulai mengenang di pelupuk matanya karena rasa panas karena menatap kejantanan Daniel yang menunjukkan kekuatannya.

It's too much in the morning, batin Anya berteriak.

"Ah. Itu. itu reaksi normal dipagi hari. Kau tidak tahu?" tanya Daniel serius. Ia menahan tawa sekuat tenaga. 

Raut wajah Anya juga ikut berubah serius. "Reaksi normal? Benarkah?". Gadis itu tidak tahu tentang itu sebelumnya karena mantan pacarnya tidak tinggal serumah dengannya. 

Daniel hampir tertawa keras melihat raut wajah serius kekasihnya, raut wajahnya terlihat karena menahan tawa. 
"Ya. Itu normal Anya. Jadi aku bukan insolent pervert seperti kata mu"

Anya merasa bersalah, ia tidak tahu bahwa untuk pria itu adalah reaksi normal. "Aku minta maaf Daniel. Aku tidak tahu kalau itu normal dan aku.. aku minta maaf" Anya menatap Daniel sejenak lalu menundukkan wajahnya.

Mengatakan seseorang dengan sebutan 'insolent pervert' memang terdengar sangat kasar. Tidak seharusnya wanita mengatakan hal sekasar itu namun karena terlalu malu kalimag itu terucap begitu saja di bibir Anya.

Daniel semakin menunjukkan taringnya, sudah lama ia tidak menjahili Anya sampai membuat wajah gadis itu memerah seperti ini. Kesempatan ini tentu saja tidak akan laki-laki itu sia siakan. "Hatiku merasa sakit ketika mendengar kata insolent pervert dari bibirmu" Ucap Daniel mulai mendramatisir kata katanya namun sangat ampuh untuk Anya.

Gadis itu semakin merasa bersalah kepada Daniel. "I am sorry" air mata Anya mengalir pelan. 

Air mata Anya membuat Daniel terkejut, ia merasa bahwa ia telah melangkah jauh dalam menjahili kekasihnya. Daniel berdeham sejenak menutupi keterkejutannya. "Baiklah. Aku akan memaafkanmu kalau kau menciumku" 

Raut wajah Anya kembali berubah, ia menatap tajam kepada Daniel. "Aku serius Daniel"

"Aku juga serius Anya. Aku ingin kau yang berinisiatif menciumku. Itu akan membuat hatiku merasa lebih baik" Jelas Daniel.

Cinta Sang Lady Killer (UDAH TERBIT)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora