Bab 19 - Childhood Memory (2)

11.1K 574 84
                                    

"Maaf membuatmu datang kemari" Jason tersenyum menyambut Anya yang baru sampai di restoran tempat pertama kali mereka bertemu. 

"Tidak apa apa, lagipula aku juga senang bertemu denganmu" Anya mengambil tempat duduk di depan Jason. Mereka menyantap makan siang dengan santai. 

Anya terdiam sejenak ketika mengingat berkas tentang keluarga William yang ia temukan sebulan yang lalu di ruang kerja Daniel.

"Kau yakin tidak mengenal Daniel Millard?" Tanya Anya memastikan. 

Jason menggelengkan kepalanya sambil mengunyah makan siangnya. "Tidak, kenapa?"

Anya tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Ia tidak ingin melibatkan dirinya dengan masalah yang tidak ia ketahui. Ia melanjutkan makannya, sesaat mereka larut dengan makanan mereka masing masing. Jason melihat jam yang menunjukkan pukul dua siang.

"Oh tidak, aku akan terlambat" Jason berdiri ketika mengingat sesuatu. 

"Maaf kak Ira, aku ada pertemuan setelah ini" Jason meminta maaf dengan raut wajah tidak enak.

Anya menggeleng dan tersenyum mengerti. "Tidak apa apa, pergilah".

Jason tersenyum lalu melangkah keluar restoran setelah membayar makanannya dan Anya.

Anya menghela napas sejenak, melanjutkan dengan cepat makan siangnya lalu beranjak dari restoran, menyetop taksi dan pulang ke apartemen Daniel.

&&&

Jason tersenyum miring. "Senang bertemu denganmu lagi kak".

Rahang Daniel mengeras, matanya tampak sangat dingin dan menyeramkan. "Apa urusan apa kau ingin bertemu denganku?" Ia bertanya tanpa basa basi. Kehadiran Jason membuatnya tidak bisa mempertahankan sikap tenang yang selama ini ia perlihatkan.

"Karena aku merindukanmu" Goda Jason namun semakin membuat Daniel menjadi jengah. 

"Don't talk nonsense. What a business you have with me?" Daniel menekankan setiap kata-kata yang ia ucapkan, ia tidak punya waktu untuk meladeni adik tiri yang menjadi musuhnya.

Jason memiringkan wajahnya, menatap Daniel dengan tatapan menyelidik. "Mengapa kau sangat takut bertemu denganku? Apa karena kau mempunyai salah kepadaku sampai takut bertemu kepadaku?" Tatapannya ikut berubah dingin. 

Daniel mengepalkan tangannya yang bergetar pelan. "Kalau tidak ada lagi yang ingin kau katakan silahkan keluar dari ruangan ku" 

Jason hanya tertawa pelan lalu keluar dari ruang kerja Daniel, ketika sampai di pintu ia menoleh ke arah kakaknya. "Bersiaplah kehilangan sesuatu yang berharga seperti yang kau lakukan padaku kak".

Daniel memukul pelan meja kerjanya, napasnya seperti tercekat. Ia melonggarkan dasi yang terasa mencekik lehernya. Mimpi buruknya akan kembali terulang.

&&&

20 tahun yang lalu.

Daniel kecil terus menangis melihat ibunya memasukkan baju bajunya ke dalam sebuah koper besar.

"Bunda, Daniel gak mau pisah dari bunda" Ucap Daniel sembarangan menangis sesegukan. Ia tidak menyangka pertemuan dengan ayahnya akan membuat ia kehilangan ibunya. Apa ia tidak boleh berharap apapun dalam hidup agar ia tidak kehilangan sesuatu?.

Reyna menghentikan kegiatannya, ia sebenarnya juga tidak mau berpisah dengan anak laki-laki satu-satunya. Tuhan sangat tau isi hatinya. Namun melihat keadaan mereka yang tinggal di sebuah rumah kecil membuatnya mengeraskan hati, ia tidak ingin Daniel juga hidup miskin sepertinya.

Reyna dan Evan menikah selama tiga tahun, semua berjalan baik dan ia hidup bahagia bersama laki-laki itu bersama dengan buah hati mereka namun tiba tiba Evan menggugat cerai Reyna dengan alasan bahwa ia ingin menikahi Cathrina, dengan hati hancur Reyna menerima perceraian itu dengan syarat hak asuh Daniel jatuh ke tangannya, Evan pun menyetujui syarat tersebut.

Cinta Sang Lady Killer (UDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang