Bab 35 - Mutual Love

7.5K 507 39
                                    

Hati Daniel terasa sakit ketika menyadari bahwa ia terlambat menyatakan cinta kepada Anya, mengapa baru sekarang ia menyadari perasaannya ketika hati Anya sudah dimiliki oleh orang lain.

Anya mulai terisak, ia sadar bahwa ia gadis cengeng yang sangat mudah terbawa suasana. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangan, berusaha menyembunyikan raut senang, tidak percaya dan sakit yang ia perlihatkan sekarang.

“Mengapa kau menangis Anya?” tanya Daniel tidak mengerti.

“… fool…” 

“Apa? Apa yang ingin kau katakan?” Daniel mendekatkan tubuhnya, mencoba mendengar perkataan dari gadis yang ia cintai. 

“You fool, bastard, self centered. You are the worst" Gerutu Anya sembari terisak. 

Beberapa penumpang yang mendengar tangisan Anya mulai menatap ke tempat duduk Anya, karena mereka berada di kelas VVIP, Daniel tidak menghiraukan tatapan tersebut. 

“I know. Aku hanya ingin mengatakan perasaanku saja, aku merasa aku akan menyesal kalau tidak mengatakannya sekarang” Daniel tersenyum nanar.

“Bukan itu maksudku bodoh… aku.. aku mencoba untuk menyerah akan perasaanku padamu tapi kau malah membuatnya semakin sulit” jelas Anya.

Daniel tercengang. “Perasaanmu kepadaku? Maksudmu kau juga memiliki perasaan spesial kepadaku?” tanya Daniel tidak percaya.

“Bu… bukankah kau bilang ada seseorang yang kau sukai?” tanya Daniel kembali.

Anya menatap Daniel kesal “Menurutmu siapa? Siapa laki-laki yang selama ini selalu denganku? Daniel, mengapa kau tidak peka sedikitpun”.

Daniel menahan senyumnya ketika menyadari siapa yang sebenarnya Anya sukai. Ia masih belum bisa mempercayainya. Laki-laki itu memegang lembut wajah Anya, menghapus air mata gadis itu dengan ibu jarinya. “Jangan menangis, walaupun kau juga terlihat cantik ketika menangis tapi aku tidak suka raut wajah sedihmu” Daniel mengecup kening Anya.

Anya tertawa bahagia dan menangis dalam waktu bersamaan. Jika ini adalah mimpi, maka akan menjadi mimpi paling terindah dan tersakiti yang pernah Anya alami. “You rotten jerk”.

Daniel memeluk Anya dengan perasaan sangat bahagia. Tidak keberatan di panggil brengsek oleh Anya.
“I love you An. I really really love you” gumam Daniel penuh kelembutan.

Anya semakin menangis bahagia. Daniel tidak menyangka bahwa pertanyaan cinta pertamanya akan sangat bahagia, aneh dan memalukan pada saat bersamaan, karena dia melakukannya didalam pesawat, diketinggian beratus kaki dari permukaan laut. Bukannya disebuah restoran mewah klasik yang sarat akan suasana romantis. Untuk pertama kalinya Daniel mempertanyakan status lady-killernya.

&&&

Cathrina berjalan keluar dari ruangan check out bandara sambil menyeret koper besar miliknya. Ia melepaskan kacamata hitamnya lalu tersenyum melihat bandara Los Angeles yang sangat luas. 

Wanita itu mengambil handphone dari balik tasnya, menekan beberapa nomor lalu menempelkannya ke telinga.

“Halo Jason”

“Ada apa mam?” tanya Jason dari balik telepon.

“Jemput mama di bandara. Mama sudah sampai di Los Angeles” ujar Cathrina tenang.

“Apa? Untuk apa mama kemari?” tanya Jason terkejut. Vero yang sedang duduk membaca buku menoleh kearah Jason.

“Apa maksudmu untuk apa mama kemari? Tentu saja mama ingin menghadiri pesta resmi pertunangan mu” Ucap Cathrina kesal.

Jason menghela napas panjang. “Baiklah. Jason akan segera kesana” Jason menutup telepon.

Vero menatap tanya ke arah Jason.

“Mama ada di Los Angeles” ujar Jason mengurut keningnya. Ia sangat tidak suka berada dekat dengan mamanya. 

&&&

Daniel tersenyum lebar kepada Anya, mereka sedang duduk di ruang tamu, menonton televisi bersama. 

Anya melirik dengan ujung matanya, tubuhnya sangat merasakan tatapan intens yang Daniel layangkan. “Berhentilah menatap intens kepadaku Daniel, kau membuatku takut” 

Daniel semakin tersenyum lebar. “Apa salahnya aku menatap intens pada kekasih ku sendiri”.

Anya tertawa geli. “Kau bersikap seperti remaja sedang jatuh cinta” Anya menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Ya. Aku memang merasa seperti remaja yang sedang jatuh cinta” Ucap Daniel membenarkan.

Anya menatap terkejut. Daniel yang ia kenal akan membantah ejekannya. Gadis itu mendekati Daniel dan memegang kening lelaki itu untuk menyamakan panas dengan keningnya. “Sepertinya kau sakit Daniel. Kau tidak bersikap seperti biasanya” ujar Anya memulai gurauannya kembali.

Daniel menyeringai dan memegang tangan Anya yang berada di keningnya. “Apa kau sedang menggodaku Anya?” Daniel menatap dalam kedalam mata Anya. Gadis itu sadar akan posisi mereka yang sangat dekat.

“Tidak. Ak.. aku hanya memeriksa apa kau sakit atau tidak. Sekarang lepaskan tanganku” Bantah Anya dengan wajah yang mulai memerah.

“Wajahmu memerah Anya” 

Perkataan Daniel membuat wajah Anya semakin memanas. “Lepaskan Daniel. Sudah waktunya aku tidur” Anya memalingkan pandangan kearah lain.

“Don’t want to” Daniel memajukan wajahnya membuat Anya kembali menjauhkan wajahnya, wajah Anya terus menjauh dari wajah Daniel yang semakin mendekat dengannya membuat tubuh Anya akhirnya berbaring di sofa.

“Kau benar-benar mencoba menggodaku ya” Daniel tersenyum menyeringai, ia membelai lembut wajah Anya. 

“Sudah ku bilang aku tidak menggoda mu. Menjauh dariku, aku ingin tidur” Anya memberontak namun tenaga gadis itu tidak berarti apa-apa bagi Daniel. Laki-laki itu memegang kedua tangan Anya lalu menariknya keatas kepala membuat posisi mereka semakin terlihat intim.

“Wa… wait Daniel I..” Anya semakin panik.

“You what?” Bibir Daniel semakin mendekat ke bibir Anya, napas lelaki itu terasa hangat di wajah Anya membuatnya semakin panik dan wajah merahnya yang seperti kepiting rebus.

“My beloved one” Gumam Daniel pelan.

Ketika bibir Daniel menyentuh sedikit bibir Anya, suara bel apartemen terdengar membuat Daniel berdecak sangat kesal. Sedangkan Anya bernapas lega.

“Ada tamu Daniel. Lepaskan aku. Seseorang harus membuka pintu” ujar Anya

Daniel tidak peduli, ia kembali mendekatkan bibirnya ke arah bibir Anya. Namun gerakannya kembali terhenti ketika mendengar suara bel pintu apartemen yang terdengar semakin tidak sabar untuk dibukakan.

“Damn it. Who the fucking hell is that?” tanya Daniel kesal. Ia menjauh dari tubuh Anya dan duduk kesal.

Tidak menyia-nyiakan kesempatan, Anya segera bangun dan melangkah menuju pintu. Matanya terkejut dan wajah memerahnya menghilang seperti tersiram air dingin ketika melihat siapa yang berkunjung. Ia membuka lebar pintu apartemen dan berjalan menghampiri Daniel sembari menatap tajam. 

“Heh. My beloved one my ass” Anya mendengus kesal. Gadis itu berjalan menuju kamarnya dan mengunci kamarnya secepat kilat.

“Anya” panggil Daniel tidak mengerti.

“Daniel” panggil Jesylin berlari pelan ke arah Daniel.

“I miss you so much” Ucap wanita itu sambil memeluk erat Daniel.

Daniel menepuk kesal keningnya, merutuki waktu yang seperti sedang mengejeknya.

----
Semoga kalian dengan suka bab ini. Jangan lupa vote dan komen ya. Thank you.

IG : riantiamna
FB : riantiamna

Cinta Sang Lady Killer (UDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang