Bab 17 - Jason

9.1K 583 45
                                    

Anya menyiapkan sarapan pagi dan secangkir kopi untuk Daniel, dalam sela kegiatannya ia masih mengingat tatapan dingin Daniel. Ini pasti akan menjadi pagi yang canggung. 

"Selamat pagi" Sapa Daniel dan duduk di kursi makannya.

"Pagi" Sapa Anya sedikit canggung.

Daniel mengangkat cangkir kopi dan menghirup aroma harum lalu menyeruputnya dengan pelan.

"Kopi buatan mu memang enak Daniel tersenyum samar lalu memulai sarapannya.

Anya menjadi heran sejenak, ia pikir pagi ini akan jadi suasana canggung namun dugaannya salah, Daniel bersikap seperti biasanya. Gadis itu menghela napas lega.

Setelah menyelesaikan sarapannya, Daniel berdiri dan melangkah ke pintu apartemennya, Anya mengikuti dari belakang.

"Hati hati di jalan, semoga harimu menyenangkan".

Daniel mengacak pelan rambut Anya. "Aku pergi" Daniel melangkah masuk ke lift apartemen. 

Alis Anya terangkat bingung, ini bukan Daniel yang biasanya, laki-laki yang ia kenal akan menggodanya dengan kata-kata menyebalkan sejenak sebelum keluar dari apartemen. Anya tidak mengenal Daniel yang diam dan tampak sangat dewasa. Ia merasa seperti ada tembok tebal yang memisahkannya dengan lelaki itu. 

Anya menggelengkan kepala, mengenyahkan pikiran negatif yang mulai mempengaruhi mood nya dan memulai aktvitas kesehariannya.

&&&

"Good morning sir" sapa Arlene sedikit menundukkan kepalanya. 

"Selamat pagi. Apa jadwal ku hari ini? " Daniel duduk di kursi kerjanya dan mulai membuka berkas yang akan ia pelajari. 

"Siang hari anda akan bertemu dengan Mr Abraham Smith dan sorenya rapat dengan dewan komisaris" jelas Arlene dengan tenang.

"Terima kasih, kau boleh pergi" Respon Daniel tanpa menoleh, tatapannya fokus membaca berkas yang akan di tanda tanganinya.

"Sir" panggil Arlene sejenak.

"Ya" jawab Daniel masih fokus dengan bacaannya.

"Mr Jason William meminta bertemu dengan anda" 

Bal poin di tangan Daniel terlepas ketika mendengar ucapan Arlene, ia menoleh ke arah sekretarisnya sesaat. 

"Jason William?" Tanya Daniel memastikan bahwa ia tidak salah dengar.

"Yes sir".

Rahang Daniel mengeras. "Atur pertemuanku dengannya" ujar Daniel.

"Yes sir" Arlene melangkah ke mejanya dan mengetik sesuatu.

Daniel menggenggam bal poin dengan erat. Untuk apa dia ingin bertemu dengannya?. 

Nama William membuat emosi Daniel menjadi meningkat, ia susah payah meredam amarahnya yang menggebu-gebu di hatinya. 

&&&

Anya keluar dari apartemen, sudah saatnya untuk belanja bulanan, ia memeriksa barang bawaannya supaya tidak tertinggal. Gadis itu tersenyum melihat barang bawaannya sudah lengkap dan ia pun melangkah masuk ke dalam lift menuju lantai dasar.

Cinta Sang Lady Killer (UDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang