Chapter 4 - Daniel Millard

12.9K 764 38
                                    

Daniel membuka matanya perlahan dan mendapati dirinya di kamar yang bukan miliknya, ia segera bangun dan duduk di tempat tidur, gerakannya malah membuat kepalanya menjadi pusing berdentum_dentum akibat pengaruh alkohol tadi malam, dipegang kepalanya menahan sakit lalu melihat sekeliling ruangan, hanya ia yang berada dalam ruangan tersebut lalu beranjak ke meja dan memeriksa barang barangnya yang masih utuh tanpa kehilangan satu kartu kredit pun, laki laki menghela napas lega.

Daniel pernah kecolongan ketika ia mabuk dan kehilangan semua kartu kredit dan uangnya dan ia tidak ingin mengalami hal yang sama untuk kedua kalinya karena mabuk dan menurunkan kewaspadaan bersama dengan wanita yang tidak ia kenal, namun ia merasa ia tidak akan apa apa sewaktu berdua dengan Anya, oleh karena itu, ia memutuskan untuk meminum melebihi teloransi alkoholnya.

Daniel mengangkat bahunya tidak peduli. Ia melirik jam yang masih menunjukkan pukul tujuh pagi. Tanpa membuang waktu Daniel segera memakai bajunya dan keluar dari kamar tersebut.

Di ujung lorong Daniel melihat Anya yang berjalan dengan buru buru.

"Hey, Kau mau kemana?" tanya Daniel sambil mencekal lengan Anya ketika Anya tidak menyadari kehadirannya.

"Aku harus bekerja. Maaf aku buru buru" ujar Anya seraya melepaskan cekal Daniel di lengannya.

"Memangnya kau bekerja dimana lagi? Bukannya kau bekerja disini?" tanya Daniel tidak mengerti. Laki laki kembali menghambat langkah Anya.

"Aku lagi buru buru tuan, bisakah kau melepaskan tanganku?" tanya Anya sembari kembali mencoba melepaskan cekalan Daniel. Ia melirik jam tangannya dengan gelisah.

"Kau belum menjawab pertanya..."

"Minggir. Aku sudah telat" Anya mendorong Daniel dengan kuat.

Ia begitu gelisah. Ia masih dalam masa training. Bagaimana jika pemilik supermarket itu memecatnya. Tidak. Itu tidak akan terjadi. Anya mempercepat langkah kakinya.

Sedangkan Daniel yang memundurkan langkah karena dorongan Anya, menatap tidak percaya kepada gadis itu. Bagaimana mungkin pria tampan sepertinya diacuhkan begitu saja oleh wanita biasa?, tanya Daniel dalam hati.

"Anya" panggil Daniel dengan keras.

Sang gadis tidak memperdulikan panggilan geram kepadanya. Ia terus melangkah cepat menuju ke tempat kerjanya.

&&&

Daniel masuk ke dalam apartemennya, laki laki itu menghela napas dengan kasar, ia masih kesal dengan sikap Anya kepadanya.

"God damn it" ujar Daniel kesal. Baru kali ini ada gadis yang bersikap seperti itu kepadanya.

Ia kembali menghela napasnya, mencoba menenangkan dirinya. Sekarang waktunya bekerja, benak Daniel.

Laki laki itu melepaskan pakaiannya dan berlalu ke kamar mandi, air hangat mengguyur badan Daniel yang atletis, badannya yang sixpack serta kulitnya yang putih membuat laki laki begitu seksi, apalagi dengan butiran air yang mengalir dari bahunya menuju ke punggung dan turun menuju kakinya.

Cara mandi Daniel yang sangat seksi membuatnya terlihat seperti model yang sedang mempromosikan shampoo atau body wash dalam sebuah acara iklan.

Selesai mandi Daniel memakai bathrobe dan menggosokkan rambutnya dengan handuk kecil seraya keluar dari kamar mandi.

Ia menghidupkan televisi dan langsung disuguhi dengan berita yang membacakan perkiraan cuaca hari ini.

Daniel menyemprot parfum dengan brand asal italia, Versace Man ke dadanya dan memakai kemeja putih lalu mengancingkan lengan kemejanya dengan pelan sambil mematut dirinya di cermin. Ia sendiri sangat yakin bahwa ia memang pria tampan, Daniel sambil membelai dagunya seraya masih menatap dirinya dalam cermin.

Cinta Sang Lady Killer (UDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang