Bab 16 - Childhood Memory

9K 533 31
                                    

Daniel menatap tajam Jason dan tersenyum terpaksa.

"Kabarku baik, senang bertemu denganmu" Jawab Daniel dengan wajah datar, ia juga berbahasa Indonesa.

Baik Deriel maupun James bingung dengan suasana yang tiba-tiba berubah menegangkan dan bahasa yang tidak mereka pahami, sedangkan Jason hanya tersenyum menyeringai.

"Senang juga bertemu denganmu kak" ujar Jason.

Daniel pamit undur diri kepada James dan melangkah ke arah Anya yang sedang asik mengobrol dengan Mia. "Kita pulang" Laki-laki itu lalu menarik tangan Anya.

"Tapi Daniel, aku belum pamit dengan Mia" Sela Anya tidak setuju.

Daniel menatap tajam ke arah Anya. "Jangan membantah" Suara Daniel terdengar sangat rendah, menandakan bahwa ia sedang marah.

Anya terkejut melihat tatapan dingin Daniel, ini kedua kalinya tatapan dingin laki-laki itu melayang kepadanya. Gadis itu seketika diam membisu dan menuruti Daniel.

Jason yang melihat kepergiaan Daniel yang tergesa-gesa hanya menyeringai, ia menatap wanita yang di tarik keluar dari ballroom hotel, dalam hati Jason akan mencari tahu siapa wanita itu.

Sepanjang perjalanan Daniel dan Anya hanya diam membisu, larut dengan pemikiran mereka sendiri. Bahkan sampai ke apartemen pun Daniel tidak berkata apapun dan langsung masuk ke dalam kamarnya.

Anya menghela napas panjang, ia tidak tahu mengapa mood Daniel tiba-tiba berubah buruk, ia melangkah masuk ke dalam kamar dan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan sendu.

"Ada apa dengan laki-laki itu? Tidak ada angin tidak ada hujan dia berubah menjadi badmood" gerutu Anya pelan.

Lelah dengan pikirannya Anya berdiri dan melenggang ke kamar, membersihkan tubuhnya dari sisa-sisa lelahnya pesta.

Disaat yang bersamaa, Daniel melonggarkan dasinya dengan kesal, ia masih dapat mengingat dengan jelas wajah Jason yang menyeringai tidak jelas kepadanya.

"Bagaimana bisa dia ada di Los Angeles?" Tanya Daniel kepada dirinya sendiri.

Tangannya bergetar pelan, ia berharap dapat menjauh, sejauh mungkin dari keluarga William untuk selamanya namun mengetahui Jason di Los Angeles membuat laki-laki itu bernapas dengan susah payah, masa lalu kelam akan terulang jika keluarga William ada di dekatnya. Keluarga itu telah merebut satu satunya orang yang berharga dalam hidup Daniel.

Daniel membuka pakaiannya dan masuk ke dalam kamar mandi, ia berdiri di bawah shower air panas, ia berharap air hangat dapat mengenyahkan pikirannya tentang Jason, adik tirinya.

&&&

Dua puluh tahun yang lalu

Daniel yang berusia tujuh tahun tersenyum kepada ibunya yang sedang mengancingkan bajunya satu persatu.

"Kita mau kemana sih bunda?" Tanya Daniel kecil penasaran.

Reyna tersenyum dan membelai lembut wajah anaknya yang sangat tampan. "Kita akan ke suatu tempat, Daniel pasti menyukainya".

"Memangnya kemana bunda?" Daniel memiringkan kepalanya, memikirkan kira-kira kemana mereka akan pergi.

"Kau akan tahu kalau tiba di sana, anak bunda sudah tampan" Reyna memeluk anaknya dengan penuh kasih sayang.

Cinta Sang Lady Killer (UDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang