Bab 41 - You are Mine

6.2K 471 49
                                    

Anya mengetuk pelan pintu kamar Daniel. “Daniel. Kau sudah bangun?”

Tidak ada jawaban apapun yang ia dengar dari balik kamar. Anya memberanikan dirinya untuk kembali mengetuk pintu. “Daniel. Bolehkah aku masuk?”

Lagi-lagi tidak ada jawaban apapun dari dalam kamar, Anya menghela napas panjang. Ia berbalik badannya sambil membawa kembali nampan berisi sarapan pagi.

Suara pintu terbuka membuat Anya kembali menoleh dan tersenyum senang. Akhirnya Daniel memperbolehkannya masuk. “Sarapannya sudah siap. Kau ingin makan atau minum kopi dulu?” Anya meletakkan nampan di atas meja di samping tempat tidur Daniel.

“Letakkan saja di sana nanti aku akan memakannya” Ucap Daniel duduk diatas tempat tidur.

Anya menatap sedih, ia merasa kehilangan. Daniel yang diam adalah Daniel yang Anya tidak sukai, ia lebih memilih Daniel yang selalu mengusilinya daripada Daniel yang tenang seperti ini.
Gadis itu duduk disamping Daniel dan memeluk laki-laki itu.
“Kau tahu kesan pertama ketika aku melihatmu. Aku sangat ingin melemparimu dengan sepatu heels ku karena sikap brengsek yang kau perlihatkan, dengan teganya kau meninggalkanku di pinggir jalan tanpa memandang ke belakang sedikitpun”.

Anya tertawa pelan. “Dan pertemuan kedua kita membuatku mengubah pendapatku tentangmu, walaupun bibirmu penuh racun karena selalu menghinaku tapi kau laki-laki baik. Tidak pernah ada laki-laki baik yang mengajak wanita biasa sepertiku makan malam di restoran mewah”.

Daniel tersenyum kecil mengingat pertemuan kedua mereka di bar.

“Dan aku percaya, laki-laki baik sepertimu tidak akan pernah melakukan suatu kejahatan. Aku percaya padamu” Ucap Anya serius. 

Daniel menoleh dan memandang dalam ke manik hitam mata milik Anya. Ia memeluk gadis itu dengan sangat erat.

“Semua akan baik-baik saja. Kau tidak melakukan hal yang seperti nyonya Cathrina tuduh. Aku percaya itu” Hibur Anya membelai lembut punggung Daniel, mencoba memberi kekuatannya kepada laki-laki itu.

Daniel tersenyum, matanya berkaca-kaca karena kata yang sangat ingin ia dengar selama empat tahun ini akhirnya dapat ia dengar, dan lebih membahagiakan lagi kata-kata itu keluar dari mulut seorang wanita yang sangat ia cintai.

“Please Anya. Don’t leave me. I can’t live without you anymore” pinta Daniel dengan suara bergetar.

Anya juga ikut terisak. “Jangan khawatir. Aku tidak akan pergi kemanapun. Aku milikmu bukan?” 

Daniel mengangguk dibahu Anya. “Ya. Kau adalah milikku. Hanya milikku”.

“Ya. Aku milikmu Daniel” Ucap Anya membenarkan.

Mereka berpelukan untuk waktu yang lama, merasakan kehangatan tubuh masing, detak jantung satu sama lain. 

&&&

Anya tersenyum melihat Daniel memakan sarapannya.  “Apakah enak?” 

Daniel mengangguk pelan sembari tersenyum. “Masakanmu memang terbaik An”.

“Jangan lupakan kopinya juga” gurau Anya.

“Ya. Kopi buatan mu tidak ada duanya”  Daniel kembali mengangguk membenarkan.

Anya terdiam karena malu akan gurauannya sendiri. Ia kembali menatap Daniel yang sedang menghabiskan sarapannya. 

Anya tidak bertanya apapun mengenai pertengkaran tadi malam ataupun apa yang sebenarnya yang terjadi antara Daniel dan keluarga William. Ia ingin Daniel lah yang akan bercerita kepadanya.

Anya yakin suatu saat ketika Daniel merasa ingin menceritakan masa lalu kelam, maka Anya akan selalu ada ketika saat itu datang.

&&&

Cinta Sang Lady Killer (UDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang