Bab 40 - Farewell Dad

6.3K 496 20
                                    

4 tahun yang lalu.
Los Angeles, California.

Setelah kepindahannya ke keluarga Millard, Daniel mempunyai satu dendam yang ingin ia balaskan kepada keluarga William. Keluarga yang telah merampas ibu darinya.

Daniel belajar keras bagaimana menjalankan perusahaan, bagaimana mengendalikan pasar saham dan bagaimana memanipulasi saham.
Ia bekerja sangat keras sehingga pada usia yang baru menginjak 22 tahun ia sudah memegang jabatan CEO di perusahaan ayah angkatnya. Millard Corporation.

Daniel duduk di kursi CEO yang menghadap ke jendala kaca besar yang memperlihatkan bangunan-bangunan tinggi didepannya. Ia tersenyum menyeringai. Satu usahanya sudah berhasil dengan baik, setelah ia menjabat CEO, Daniel akan mencoba memanipulasi saham milik William Corporation.

Ia tidak bisa membalas dendamnya dengan membunuh juga salah satu anggota keluarga William oleh karena itu, dia mengganti target balas dendamnya. 

Daniel tidak sabar ingin menemui ayahnya, menunjukkan bahwa ia juga bisa hidup tanpa ayahnya. Ia kembali tersenyum menyeringai.

&&&

"Pak. Pak Daniel Millard ingin bertemu" lapor sekretaris Evan.

Laki-laki paruh baya yang sedang membaca berkas menghentikan kegiatannya lalu tersenyum kecil. "Persilahkan dia masuk".

Beberapa detik kemudian Daniel masuk ke dalam ruangan Evan. Lelaki itu tersenyum miring.

"Glad to see you again Daniel" sapa Evan ramah.

Daniel menatap tajam ayahnya. "I am alive" Ucap laki-laki itu sarkastik.

Evan terdiam sejenak lalu tersenyum, matanya memancarkan kesedihan. Sampai saat ini menyesali menikah dengan Cathrina karena takut akan keamanan Reyna. Nyatanya Istri yang ia cintai meninggalkannya, anak yang ia kagumi juga membencinya. 

"Silahkan duduk" Evan menunjuk sofa dengan sebelah tangannya.

Daniel duduk dengan angkuh. "Jadi, kau ke Indonesia karena ingin bertemu denganku?" tanya Evan senang.

Daniel menatap jengah kepada ayahnya. "Aku kemari hanya untuk memberikan peringatan kepadamu. Kau tidak lupa akan dosa mu kan, pembunuh?" Suara laki-laki itu begitu dingin. 

Evan diam membisu, terkejut akan tatapan penuh kebencian milik Daniel. "Yah... mana mungkin aku melupakannya" pria paruh baya yang masih tampan itu memejamkan matanya. 

Daniel mendengus kesal.

"Jadi kau ingin membalaskan dendammu kepadaku?" tanya Evan memastikan.

"Itulah tujuan hidupku selama ini" jawab Daniel.

"Kalau begitu kau harus bekerja lebih keras. Aku bukan laki-laki yang mudah dikalahkan kau tahu?" Ucap Evan memancing.

Seringaian Daniel menghilang. "Kita lihat saja nanti".

&&&

Selama hampir setahun lebih Daniel diam-diam membeli saham perusahaan William menggunakan nama orang lain, tentu saja ia bekerja ekstra hati-hati supaya gerak-geriknya tidak tercium oleh Evan.

Dan berhasil, kerja kerasnya membuahkan hasil, setelah hampir dua tahun Daniel terus membeli saham perusahaan William membuat kepemilikan sahamnya lebih banyak dari milik Evan sendiri. Daniel mendapat 47% kepemilikan saham, sedangkan Evan memiliki 46% selebihnya dimiliki oleh pada komisaris dan pemegang saham lainnya.

Daniel kembali mengunjungi perusahaan William sehari setelah rapat direksi di lakukan, pada rapat direksi ia sengaja tidak hadir karena tidak menyenangkan melihat musuhnya memandang penuh kekalahan begitu saja. Ia akan membuat Evan meradang karena kekalahannya terlebih dahulu baru ia akan bertemu dengan ayahnya.

"Senang bertemu denganmu lagi ayah" Ucap Daniel penuh kemenangan.

Evan hanya tersenyum. "Aku tidak menyangka kau menggunakan segala cara untuk mengalahkan ku". Pria paruh baya itu tampak lebih tua dari usianya. 

"Aku belajar darimu ayah" Ucap Daniel menyeringai.

Evan menghela napas panjang. "Kau tahu Daniel. Tidak ada apapun yang bisa aku berikan kepada Jason kalau perusahaan ini hancur. Jadi bisakah kau merubah keputusanmu?".

Ia tahu pasti tujuan Daniel lebih besar dari sekedar melihat raut wajah kekalahannya. Anaknya mengincar perusahaan untuk dihancurkan.

"Empressive. You know me so well dad" Daniel tertawa terbahak-bahak. Ia sebenarnya kesal karena dari dulu ayahnya hanya menyayangi Jason. Tidak dirinya.

"Apa yang bisa aku lakukan sehingga kau mengubah keputusanmu. Kau boleh menurunkan jabatanku dari CEO tapi tidak dengan menghancurkan perusahaan Daniel" Ucap Evan memohon.

Daniel mengepal tangannya melihat betapa sayangnya Evan kepada Jason. "Kalau begitu, bagaimana kalau kau saja yang hancur. Aku ingin kau menghilang dari dunia sehingga aku tidak perlu lagi selalu mengingatmu. Kau bisa melakukannya?" tanya Daniel menantang.

Evan tersenyum lembut ketika mengetahui bahwa Daniel selalu mengingat akan dirinya. "Kau berjanji akan mengubah keputusanmu kan?" tanya Evan.

Rahang Daniel semakin mengeras. Sampai seperti itu kau menyayangi Jason ayah, tanya Daniel dalam hati. Lelaki itu berkoar-koar dalam hati penuh cemburu. 

Rasa benci Daniel semakin dalam kepada ayahnya. "Kita lihat saja nanti".Daniel keluar dari ruangan kerja Evan.

Diluar ruangan ia bertemu dengan Jason, adiknya tersenyum senang karena sudah lama ia tidak bertemu dengan Daniel.
"Apa kabar ka..."
Ujaran Jason terputus karena Daniel melangkah melewatinya tanpa berkata sepatah katapun. Jason tersenyum sedih lalu masuk ke dalam ruangan kerja ayahnya.

"Papa" panggil Jason.

Evan menoleh dan tersenyum menyambut kedatangan anaknya. 

"Aku melihat kak Daniel diluar, mengapa papa tidak bilang kalau kak Daniel berkunjung hari ini" Jason duduk disofa di depan ayahnya.

Evan tersenyum kecil. "Aku juga terkejut. Dia kesini untuk mengatakan selamat tinggal kepada papa".

Senyuman Jason menghilang, ia sedih mengetahui bahwa kakaknya benar-benar membenci dan ingin memutuskan hubungan dengan keluarganya.

&&&

Tidak lama setelah pertemuan terakhir Daniel dan Evan. Ayahnya menghembuskan napas terakhir dengan meninggalkan surat wasiat. Evan bunuh diri dengan meminum banyak pil penenang.

Daniel sangat terkejut ketika mendengar berita tersebut, ia merasa kehilangan alasan hidupnya karena tujuan hidup Daniel adalah untuk membuat ayahnya menderita.

Tangan Daniel bergetar ketika mengingat perkataannya kepada Evan, ia dilanda ketakutan dan rasa bersalah karena secara tidak langsung dialah yang membuat Evan bunuh diri.

'Aku ingin kau menghilang dari dunia sehingga aku tidak perlu lagi selalu mengingatmu'

Daniel sangat menyesal pernah mengatakan kalimat tersebut kepada ayahnya. Ia sungguh tidak bermaksud untuk membuat Evan menghilang dari dunia. Ia mengatakan itu karena ia cemburu akan rasa kasih sayang yang ayahnya berikan kepada Jason. kasih sayang yang tidak pernah ia rasakan selama hidupnya.

Daniel datang ke upacara pemakaman Evan yang dimakamkan disamping makam ibunya namun ia melihat dari kejauhan lalu dipertengahan upacara Daniel meninggalkan tempat pemakaman tersebut.

Daniel melewati harinya dengan berantakan, ia jarang masuk kerja dan lebih memilih menghabiskan waktunya di bar atau club bersama dengan para wanita. Ia berpikir cara tersebut dapat membuatnya lupa akan rasa bersalahnya.

Namun pelampiasannya malah membuatnya menjadi lady-killer.

Cinta Sang Lady Killer (UDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang