Bab 29 - Opposite (2)

262 16 0
                                    

"Kerja bagus Anya" Sean menatap puas akan pekerjaan yang Anya lakukan.

"Terima kasih" Anya hanya tersenyum.

"Kerja bagus sweety, aku senang wanita cantik sepertimu bekerja disini" Ucap Philiph, seorang barista dicafe tersebut.

"Aku juga senang bekerja disini Philiph"

Philiph yang mempunyai tato di lengan kanannya juga ikut tersenyum.

"Apa aku ketinggalan sesuatu?" Tanya Erick yang muncul di belakang Anya.

Anya tersentak dan menoleh kepada Erick yang tersenyum tidak bersalah. Ia menghela napas mencoba menenangkan jantung yang berdebar kuat karena terkejut. "Kami hanya berbincang-bincang ringan"

"Sean, kau tahu Anya bisa membuatkan kopi yang enak" ujar Erick.

Anya menyikut perut Erick pelan mencoba menghentikan perkataan Erick.

"Really? Kau harus membuatkan secangkir untukku An" ujar Sean antusias.

Philiph yang melepaskan apron hitamnya menatap tidak percaya kepada Anya. "Benarkah?"

Anya tampak malu dan tidak percaya diri akan tatapan antusias Sean dan Philiph. "Aku tidak sepintar Philiph dalam membuat kopi" bantah Anya.

"Aku jadi penasaran dengan kopi buatan mu An" Sean semakin penasaran.

"Kau pasti akan langsung menyukainya Sean" celetuk Erick memanasi.

"Erick" panggil Anya memperingatkan. Lelaki itu hanya terkekeh.

"Oh. Ayolah An, buatkan kami secangkir kopi" Bujuk Sean kembali.

Anya menatap Philiph yang juga menatap harap kepadanya, akhirnya gadis itu menyerah. "Baiklah. Tapi jangan mengejekku kalau kopinya tidak enak" ujar Anya memberi syarat.

"Okay" Sean dan Philiph langsung setuju.

Anya melangkah ke pantry café dan mengambil bubuk kopi yang sudah digiling dengan sangat baik oleh Philiph.
Gadis itu memanas air yang sudah panas didalam teko stainless lalu memasukkan empat sendok penuh kopi arabika dan mengaduknya dengan pelan, setelah beberapa menit Anya menuangkan kopi tersebut ke dalam tiga gelas cangkir yang sudah ia beri gula tiga sendoh teh lalu mulai menghidangkannya di atas meja.

Sean mulai mengambil secangkir kopi dan menghirup aroma yang keluar dari kopi panas tersebut.

"Aromanya lebih menyengat dari biasanya" komentar Sean.

Philiph dan Erick juga melakukan hal yang sama lalu mengangguk setuju. Sedangkan Anya. Gadis itu menatap gugup kepada tiga laki-laki di depannya. Ia menelan ludah menunggu reaksi para penikmat kopi buatannya.

Sean, Philiph dan Erick mulai menyeruput kopi buatan Anya.

"Hm" ujar Erick lalu mengacungkan jempolnya kepada Anya. Gadis itu tersenyum sumringah.

"Enak An" komentar Sean.

"Not bad" timpa Philiph.

Anya tersenyum senang, tidak sia-sia ia pernah belajar cara membuat kopi yang enak sewaktu Anya bekerja di sebuah café kecil.

&&&

Daniel melonggarkan dasinya sembari berjalan menuju ke ruang tamunya, rasa lelah dan penat membuat Daniel menghela napas panjang, ia duduk di sofa lalu menengadahkan wajahnya ke langit langit ruang tamu lalu mulai memejamkan mata yang terasa berat.

Suara ketukan sepatu heels membuat Daniel menoleh ke belakang dan melihat Ashlee yang berjalan tenang ke arahnya. "Kenapa kau masih disini?"

Ashlee mengerutkan keningnya. "Apa maksudmu?"

Cinta Sang Lady Killer (UDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang