Chapter 3 - Annoying Day (2)

14.7K 736 21
                                    

Anya masuk ke gedung L'Espere melalui pintu belakang, gadis itu menepuk-nepuk punggungnya yang terasa pegal sejenak, berdiri seharian membuat kaki dan punggungnya terasa kaku dan berat.

Anya masuk ke dalam ruang loker karyawan untuk berganti pakaiannya lalu mengambil peralatan bersih bersihnya dan melangkah masuk ke toilet.

Baru satu langkah ia berada toilet tersebut, terdengar suara desahan dan teriakan serak dari arah bilik toilet yang berada paling pojok, gadis itu menghela napasnya dengan muka memerah lalu dengan cepat mengeluarkan earphone nya dan langsung menyumbat telinganya dengan earphone yang memutar lagu lagu beat dengan volume yang kuat.

Ketika mendengar desahan yang berubah menjadi jeritan, Anya menendang dinding kayu pemisah toilet dengan kesal, ia tidak memperdulikan jika ia akan terkena masalah ke depannya, hari ini moodnya benar benar buruk.

Gadis itu mencibir gusar ketika mengingat pelecehan seksual di tempat kerja pertamanya. Suara desahan menghilang dari bilik toilet tersebut.

Anya kembali melanjutkan kegiatannya, ia mengepel lantai toilet yang basah dan kotor.

"Anya, seseorang menginginkanmu. Cepat ganti bajumu" ujar salah seorang pekerja laki laki yang masuk ke dalam toilet tersebut.

"Aku bukan pelayan, mengapa mereka menginginkanku?" ujar Anya dengan bingung, ia sengaja mengajukan dirinya sebagai pekerja di bagian belakang supaya bisa menghindari kejadian seperti ini.

"Aku juga tidak tahu, sebaiknya kau cepat bergerak jika tidak ingin James memarahi mu" ujar laki laki itu.

Anya menghela napas panjang, ada apa dengan hari ini, mengapa ia begitu sial, keluh gadis itu dalam hati.

Namun Anya memilih untuk menuruti perintah tersebut dari pada ia di depak dari tempat tinggal sementaranya.

"Ada apa James?" tanya Anya setelah mengganti pakaiannya.

James terperangah tidak percaya ke arah Anya, gadis itu memakai baju putih berlengan tanggung di padu dengan rok dibawah lutut berwarna cream dan rambutnya yang dikucir ke belakang, sangat tidak tampak seperti pelayan bar.

"Apa apaan dengan penampilanmu? Kau ingin mempermalukan ku ya?" tanya James berteriak diantara suara musik yang berdentum keras.

"Aku hanya punya baju ini" kilah Anya yang juga berteriak.

"Sudahlah, pokoknya kau harus menuju meja 11, dia menginginkanmu" ujar James sambil mendorong tubuh Anya ke arah Meja 11 yang berada disebelah timur dari arah Anya.

Anya melangkah sambil menggigit bibirnya dengan kesal, tangannya mengepal di sisi kiri kanan pahanya, ia akan membunuh pelanggan itu jika nanti ia dilecehkan oleh orang tersebut, namun matanya melebar ketika mendapati Daniel, orang yang memesannya. Ia langsung menghela napas lega tanpa sadar.

Daniel duduk di sofa panjang yang berwarna merah, tangannya merentang disisi kiri kanan seperti siap menyambut Anya ke dalam pelukannya namun laki laki itu segera mengubah gaya duduk ketika melihat pakaian kuno yang Anya pakai.

"Apa apaan dengan pakaianmu?" ujar Daniel kesal.

"Aku cuma gadis miskin, jadi wajar kalau aku berpakaian seperti ini" ujar Anya dengan nada mencibir.

Daniel menunjukkan tempat di sampingnya dengan wajahnya, menyuruh Anya untuk duduk, Anya melirik ke arah pelayan lain ataupun hostess yang menatap tidak suka ke arahnya, ia menghela napasnya entah untuk ke berapa kalinya dalam satu hari ini lalu duduk di samping Daniel.

"Kau mau?" ujar Daniel sambil mengangkat gelas yang berisi Vodka ke arah Anya.

"Aku tidak bisa minum" ujar Anya sambil menggelengkan kepalanya.

"Pft, gadis kampungan" ujar Daniel.

Anya sangat kesal ketika mendengar kata Daniel namun ia lebih memilih diam tidak meladeni laki laki di depannya yang seperti mengajaknya untuk berdebat.

"Hey, kenapa kau diam saja? Aku tidak menyewamu hanya untuk duduk di sampingku" ujar Daniel yang mulai mabuk.

"Aku bukan pelayan ataupun hostess disini" ucap Anya menanggapi pertanyaan Daniel.

"Aku tau, makanya aku menyewa mu, kau butuh uang kan?" tanya Daniel sambil tersenyum seraya mengangkat gelas vodka ke arah Anya.

Anya menepis tangan Daniel agar menjauh dari wajahnya, ia berdecak pelan menahan kesalnya. Sedangkan Daniel hanya terkekeh dan meneguk kembali minumannya.

Para gadis yang duduk di bangku bar yang berada di depan meja bartender ataupun gadis yang sedang melayani pelanggan yang lain melihat Daniel yang sedang mabuk tersebut mengernyitkan kening mereka.

Pasalnya laki-laki itu tidak pernah memilih untuk mabuk ketika mereka melayaninya namun mengapa sekarang Daniel malah mabuk ketika duduk dengan perempuan yang tidak ada seksinya sama sekali, malah seperti perempuan kampungan yang datang entah darimana di mata mereka.

"Kau sudah mabuk" ujar Anya sambil meraih gelas di tangan Daniel.

Daniel menjauhkan gelasnya dari tangan Anya.

"Pelayan macam apa kau yang malah menghentikan kesenangan pelanggan yang kau layani" ujar Daniel dengan nada celoteh, ia sudah menghabiskan hampir dua botol vodka yang memiliki kadar alkohol cukup besar tersebut. 

"Aku bukan pelayan, berapa kali harus kukatakan kepadamu" ujar Anya dengan kesal lalu kembali mencoba meraih gelas dalam tangan Daniel.

Daniel menangkap lengan Anya dengan tangan kosongnya, melepaskan gelas di tangannya yang jatuh ke sofa dan membasahi sofa tersebut dengan vodka yang masih tertinggal dalam gelasnya kemudian mendorong tubuh Anya ke sofa dan menindih tubuh gadis itu.

Daniel terkekeh melihat Anya yang terkejut dibawahnya, baru alkohol begitu menyengat dari mulut Daniel, ia menipiskan jarak yang tercipta diantara mereka.

Anya memejamkan matanya dengan ketakutan ketika wajahnya hanya beberapa senti dari wajah Daniel, lalu wajah Daniel terjatuh ke lehernya membuat Anya membuka matanya dan menoleh sedikit ke arah Daniel.

Laki laki itu tertidur di atas tubuhnya, dengan kesal Anya mendorong tubuh Daniel ke sampingnya lalu merapikan bajunya yang kusut, lalu mengacungkan kepalan tangannya ke arah Daniel, seperti ingin memukul laki laki itu. Namun ia mengurungkan niatnya ketika melihat James yang sedang berjalan ke arahnya.

"Daniel tidak apa apa?" tanya James. 

"Dia mabuk" jawab Anya lalu berjalan menjauhi James dan Daniel yang sedang tertidur.

"Kau mau kemana?" tanya James kembali.

"Tentu saja aku mau melanjutkan kerjaku lagi" jawab Anya.

Ia berusaha agar nada bicara tidak terdengar seperti orang kesal.

"Siapa yang menyuruhmu untuk balik ke belakang? Kau harus membawa Daniel ke lantai atas" jelas James.

James melambai tangannya ke arah pelayan laki laki dan menyuruh pria itu untuk membersihkan meja yang Daniel tempati.

"Mengapa harus aku James? Ada banyak wani.."

"Karena kau yang melayaninya. Tidak usah berdebat. Bawa Daniel ke lantai atas" ujar James tegas.

Anya berdecak kesal. Ia berusaha memapah tubuh Daniel sambil menggerutu dan memaki Daniel yang sangat menyusahkan nya.

Butuh waktu lama untuk Anya memapah Daniel yang sedang tertidur, gadis itu mendorong dengan kesal tubuh Daniel ke tempat tidur dan berbalik badannya untuk keluar kamar. Sedangkan Daniel hanya menggerakkan badannya tidak berarti dan mengigau pelan dalam tidurnya.

Namun beberapa detik kemudian ia menatap Daniel yang tertidur telungkup, akan sangat tidak nyaman jika laki laki itu tidur sampai pagi dengan posisi seperti itu.

Anya menghela napasnya lalu menghampiri Daniel, mendorong Daniel supaya tidur dengan benar lalu melepaskan sepatu Daniel dan menyelimuti laki laki itu.

Anya menatap Daniel sejenak sebelum keluar dari kamar tersebut.

Cinta Sang Lady Killer (UDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang