Chapter 10 - Bunda

13.5K 715 50
                                    

Anya membuka pelan matanya lalu menggeliat untuk beberapa saat untuk melemaskan ototnya yang kaku lalu duduk dan menatap ke arah jam weker. Pukul 6 pagi.

"Terima kasih karena masih memberikan ku kehidupan, semoga hariku menyenangkan" Anya berdoa rutinnya.

Anya bangun dan berlalu ke kamar mandi, setengah jam kemudian ia keluar kamar dan mulai mengambil alat bersihnya. Hari ini adalah hari minggu, jadi waktunya ia membersihkan seluruh ruangan apartemen Daniel.

"Here I go, start cleaning the jerk house " Anya mengangkat tinggi sebuah kain pel. 

Anya mulai membersihkan ruang tamu lalu menuju ke ruang makan, ia membersihkan setiap jengkal apartemen tersebut, mulai dari membersihkan debu dengan vacuum cleaner, mengelap jendela dan membersihkan sudut-sudut barang elektronik dengan cutton bud.

Anya menyeringai tidak jelas, hari ini ia tidak akan memberikan kesempatan kepada Daniel untuk menyindirnya.

"Lihat saja, aku akan membuat apartemen ini berkilau" Anya tertawa sendiri.

Selesai dengan ruangan luas, Anya beranjak ke kamar tamu yang ada di samping kamarnya. Ia membersihkan debu, mengganti bed cover lalu memperbaiki tata letak vas bunga yang tidak sesuai menurutnya.

Selesai dengan kamar tamu ia beranjak ke ruang sebelah yang merupakan ruang kerja Daniel, Anya membuka pintu ruangan tersebut dan takjub dengan buku-buku yang tertata rapi, seakan memanggilnya untuk dibaca. Gadis itu teringat bahwa Daniel melarangnya membersihkan ruang kerja.

Anya berbalik badan berniat meninggalkan ruangan tersebut, namun beberapa saat kemudian ia kembali menoleh ke arah lemari penuh koleksi buku.

Hanya sebentar tidak akan ada masalah. 

Anya melangkah mendekati buku-buku yang tersusun di sebuah lemari besar, mengambil sebuah buku tentang Arsitek, membuka buku tersebut. Walaupun Anya tidak begitu mengerti dengan apa yang dijelaskan oleh buku tersebut namun ia tetap membacanya. Membaca buku adalah hobinya dari kecil. Gadis itu bisa membaca buku apapun selama ia bisa menikmatinya.

Setengah jam berlalu, Anya menutup cepat buku arsitek ketika teringat kembali akan perkataan Daniel. Anya segera meletakkan kembali buku tersebut ke tempat semula dan melangkah keluar, namun ujung matanya menangkap sebuah berkas yang tergeletak di lantai, seperti terjatuh.

Anya memungut berkas tersebut, matanya membulat ketika melihat nama 'William' yang terdapat di dalamnya. Anya membolak-balikkan berkas tersebut, semua berkas tersebut berisi tentang perusahaan William, mulai dari saham, daftar anggota direksi sampai masalah internal.

"Kau sudah puas menyusuri ruang kerjaku?" 

Suara bariton Daniel membuat berkas yang ada ditangan Anya terlepas, berkas tersebut jatuh berserakan di lantai. Anya begitu terkejut mendengar suara Daniel dan sekarang keterkejutannya berubah cemas. Anya merutuki diri sendiri. Mengapa kau tidak bisa menahan diri Anya!!. 

Anya berbalik badan dan menatap Daniel yang bersandar di pintu sembari menatap datar kepadanya. Tanpa sadar Anya menelan ludah gugup. 

"Tadi itu aku tidak sengaja masuk ke dalam ru-ruang kerjamu" jelas Anya terbata-bata. Ia sangat malu karena tertangkap basah melanggar aturan yang Daniel buat. 

"Tidak sengaja mu memakan waktu hampir satu jam. Aku sangat terkesan" komentar Daniel sambil terus menatap datar.

Anya menggigit bibirnya lalu menundukkan kepalanya. "Aku minta maaf" 

Daniel menghampiri Anya dan berbisik di telinga gadis itu. "Apa kau pernah mendengar istilah rasa ingin tahu bisa membunuhmu Anya?" 

Suara rendah Daniel terdengar sangat dingin di telinga Anya membuat tubuh gadis itu bergetar pelan, Anya menahan kuat air mata yang mulai mengenang di pelupuk matanya.

Daniel menjauhkan wajahnya "Siapkan sarapanku" Pria berlalu dari ruang kerjanya.

Anya mengangguk berkali-kali, air mata Anya yang tertahan akhirnya tumpah ruah ketika punggung Daniel menghilang di balik pembatas tembok, ia tidak menyangka bahwa Daniel bisa menjadi begitu mengerikan.

Anya keluar dan buru-buru menyiapkan sarapan dan secangkir kopi, sepanjang Daniel makan dan menghabiskan secangkir kopi paginya, laki-laki itu tidak berkomentar apapun seperti yang biasa ia lakukan membuat Anya hanya diam membisu.

&&&

Daniel memandangi berkas yang berserakan di lantai lalu menghela napas panjang. Ia sudah menyimpan berkas tersebut sebaik mungkin lalu mengapa sekarang berkas ini terletak di lantai sampai bisa ditemukan oleh Anya?. 

Daniel memungut semua berkas dan melihat nama 'Willaim' dengan tatapan nanar, ia sudah melupakan semua hal yang berhubungan dengan 'William' selama beberapa tahun ini, namun sekarang ia mulai mengingat kembali masa lalu kelamnya yang berhubungan dengan keluarga William.

&&&

Anya memandangi gedung-gedung pencakar langit dari balkon kamarnya, pikirannya terbang ke berkas yang ia temukan di ruang kerja Daniel.

"Apa tuan William salah satu kolega Daniel?" tanya Anya kepada dirinya sendiri. Ia masih penasaran dengan berkas yang ia baca, walaupun gadis itu tidak begitu memahami berkas tersebut namun melihat nama William yang notabene adalah majikan ibunya saat dia masih kecil membuat Anya menjadi penasaran. Namun ketika teringat kembali tatapan dingin Daniel membuat Anya menggelengkan kepalanya, mencoba mengenyahkan rasa penasaran yang mulai menggerogoti pikirannya, ia tidak ingin melihat lagi tatapan dingin Daniel. Itu terlalu menakutkan baginya. 

&&&

Seorang anak laki-laki berumur tujuh tahun duduk di bangku taman sekolah menunggu ibu untuk menjemputnya. Ia memainkan mainan robotnya sembari menunggu di taman yang sudah hampir sepi tersebut.

"Aku akan mengalahkan mu superman"  Sang anak terlihat sangat asik dengan dunianya sendiri.

"Tidak. Kau tidak akan bisa mengalahkan ku karena aku superhero" 
Anak laki-laki tersebut terus memainkan dua robot yang ada dalam sebuah tokoh kartun anak-anak dengan lihai.

"Daniel" panggil seorang wanita yang berumur 30 tahunan.

Anak laki-laki yang bernama Daniel menoleh ke arah sumber suara, senyumnya langsung terpancar ketika melihat wanita yang sangat ia cintai. "Bunda!" Daniel langsung turun dari bangku dan berlari menghampiri ibunya.

Wanita itu merentang tangan, menyambut anak jagoannya ke dalam pelukan. Daniel tersenyum seraya mempercepat langkahnya, lalu ketika ia hampir tiba ke tempat ibunya ada sebuah mobil yang melaju cepat menabrak tubuh ibunya. 

Daniel kecil berhenti dan menatap tubuh ibunya yang tergeletak di jalan aspal dengan darah yang mulai mengalir dari kepalanya.

"Bunda!!" teriak Daniel sembari duduk di atas tempat tidurnya. 

Keringatnya bercucuran, Daniel bernapas terengah-engah seperti lari maraton, ia menatap ke arah depan dan sadar bahwa ia hanya mengalami mimpi buruk.

"Shit, mengapa aku memimpikan itu lagi" Suara Daniel terdengar bergetar. Rahangnya mengeras, tangan laki-laki itu terkepal dengan kuat. Daniel menjambak rambutnya dengan kesal.

Walaupun ia bertanya 'mengapa', sebenarnya Daniel tau mengapa ia bermimpi masa lalunya yang mengerikan, tentu saja itu karena berkas yang Anya temukan di ruang kerjanya.

Daniel menghela napas panjang, tangannya menopang dahi, mencoba untuk mengenyahkan mimpi buruk yang selama ini menghantuinya.


Makasih banyak untuk kalian semuanya yang udah dukung cerita saya. Semoga sehat selalu dan tetap semangat ^^.

Cinta Sang Lady Killer (UDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang