Bab 18 - Jealousy

10.7K 704 124
                                    

"Kau terlihat senang Anya" Tebak Daniel ketika melihat raut wajah senang Anya.

Mereka sedang duduk di ruang tamu, menonton televisi bersama.

"Benarkah?" Tanya Anya semakin tersenyum lebar.

"Berhenti tersenyum seperti itu,kau terlihat seperti badut" Daniel mendengus tidak suka. Ia terganggu akan senyum Anya karena bukan dia yang membuat gadis itu tersenyum.

Anya berdecak pelan, ia mencibir tanpa suara.

"Jadi apa yang membuatmu senang?" tanya Daniel sambil menonton televisi.

"Waktu aku pergi berbelanja aku bertemu dengan teman lamaku dan kami berbincang bincang sesaat. Aku sangat senang bertemu dengannya" Jelas Anya antusias, senyumnya semakin bersinar.

"Rupanya kau punya teman juga" komentar Daniel tanpa minat, perasaan tidak suka semakin merasuki hatinya.

Anya kembali berdecak pelan. "Dasar..."

"Dasar apa?" Daniel menoleh dan menantang Anya.

"Tidak apa apa" Mata tajam Daniel membuat Anya menelan kekesalannya mentah-mentah.

"Buatkan kopi untukku" Perintah Daniel dengan raut wajah menang.

"Minum kopi malam hari tidak bagus untuk kesehatanmu"

"Buatkan saja tanpa komentar"

"Kau mengatakan bahwa aku harus menjaga kesehatanku, tapi kesehatanmu sendiri tidak kau pedulikan" Anya memutar bola matanya. Ia belum beranjak dari posisi nyamannya.

"Aku menjaga kesehatanku" bantah Daniel tidak Terima perkataan Anya.

"Menjaga apanya? Kau tahu kan kopi bisa membuatmu tidak bisa tidur, dan itu bisa mempengaruhi kesehatanmu" Sela Anya.

"Bilang saja kalau kau malas membuatkannya" Daniel tersenyum miring, terlihat remeh di mata Anya.

"What?! Aku tidak malas" Anya membantah. Matanya membulat, terlihat lucu dan menggemaskan di mata Daniel membuat laki-laki itu semakin ingin menggoda Anya.

"Jadi apa yang kau tunggu? Halloween day? " tanya Daniel dengan pongah.

Anya menggigit bibir bawahnya menahan kesal yang semakin menumpuk di dadanya, ia beranjak dari sofa dan melangkah menuju dapur, sebelum sampai dapur Anya mengacungkan kepalan tangannya ke arah Daniel ketika laki-laki itu fokus kembali ke arah layar televisi namun Daniel menoleh ke arah Anya membuat gadis itu langsung mengubah gerakannya.

"Tidak pakai lama" Perintah Daniel sebelum fokus kembali ke tontonan nya.

Anya menyiapkan secangkir kopinya dan meletakkannya di depan Daniel kemudian melangkah menuju kamarnya.

"Kau ingin kemana?" tanya Daniel.

"Tidur" jawab Anya dengan kesal.

&&&

Anya mengerutkan keningnya ketika mendengar bel apartemen berbunyi, pasalnya Daniel tidak pernah membawa seseorang ke apartemen di pagi hari. Penasaran dan kesal karena bel tersebut berbunyi terus menerus membuat Anya langsung membukakan pintu dan heran melihat laki-laki bertubuh atletis dengan wajah khas barat tersenyum ke arahnya.

"Excuse me, this is Daniel Millard's apartment right?" tanya laki laki berambut pirang tersenyum. Jika dilihat lebih detail, mata laki-laki itu bersinar seakan mendapatkan mangsa baru.

"Yes but Daniel not at home. Pardon me, who you are?" tanya Anya dengan gugup, laki-laki itu sangat tampan membuat Anya berulang kali menghela napas pelan karena mempertahankan pikiran warasnya.

Cinta Sang Lady Killer (UDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang