Bab 48 - Recovery

4.2K 102 9
                                    

“Kau sudah lama menunggu?” tanya Daniel yang baru saja masuk ke ruang inap Anya.

Gadis itu sedang memasukkan bajunya kedalam sebuah tas menggunakan satu tangan. Daniel segera mengambil alih pekerjaan tersebut. Alat penyangga leher Anya sudah dilepas.

“Biar aku saja”

Anya tersenyum dan berterima kasih. “Aku tidak menunggu, kau datang tepat waktu”.

Daniel tersenyum kecil, setelah selesai memasukkan pakaian Anya, ia mengulurkan sebelah tangannya kepada Anya. Gadis itu menyambut uluran tangan kekasihnya dengan senang hati. Mereka pun keluar dari ruang rawat Anya.

Sepanjang koridor rumah sakit, para perawat wanita dan beberapa pasien tersenyum kepada Daniel dan Anya.
Daniel hanya tersenyum pelan, tidak terlalu memperdulikan tatapan kagum tersebut. Sedangkan Anya hanya tersenyum malu, ia mengerti tampang Daniel yang begitu high class membuat para wanita atau siapapun tidak akan melupakan wajah bak dewa tersebut.
Berlebihan memang mengatakan bahwa Daniel setampan dewa, namun itulah kenyataannya. Mata biru Daniel dapat membuat para wanita hanyut seperti berada di  samudera yang dalam. Anya tertawa dengan penjabarannya sendiri.

“Kenapa kau tertawa?” tanya Daniel.

“Tidak apa-apa” Jawab Anya menggelengkan kepalanya.

&&&

Sesampai di apartemen, Anya menghela napas lega dan senang. Rasanya sudah sangat lama ia tidak pulang ke apartemen Daniel. Namun ketika melihat tangan kanannya yang masih dibalut perban, Anya kembali menghela napas panjang.

Daniel meletakkan tas Anya di atas sofa dan melemparkan tubuhnya di sofa yang lembut, ia begitu lelah memikirkan tentang siapa pelaku yang merencakan kecelakaan Anya.

“Daniel” panggil Anya ikut duduk disamping Daniel.

Laki-laki bermata biru itu menoleh ke arah kekasihnya. “Sepertinya aku akan terus menyusahkanmu. Aku janji aku akan berusaha keras untuk cepat sembuh dan kembali melakukan pekerjaanku” Raut wajah gadis itu tampak bersalah.

Daniel mendengus geli. “My beloved one. You don’t realize that now you are my lover not my maid. Can't you tell how different both of them?” tanya Daniel.

Anya terperangah, airmatanya mengenang di pelupuk mata. Ia sedikit menundukkan kepalanya sambil menutupi wajahnya.

Tatapan Daniel berubah melihat air mata kekasihnya. “Anya. Are you hurt? What’s wrong Anya?”.

Anya menggeleng pelan kepanya. “I am so happy. I could die”.

Anya belum pernah bertemu dengan pemuda penuh kasih sayang seperti Daniel. Ia bahkan berpikir ia tidak bisa lebih bahagia daripada sekarang.

Daniel tertawa geli. “Kau seharusnya mengatakan itu ketika kita berada ditempat tidur".

Anya tersenyum malu lalu memberanikan untuk mengecup bibir Daniel. Gerakan tiba-tiba gadis itu membuat bibirnya bertabrakan dengan bibir Daniel.

“Kau mencoba menciumku Anya?” tanya Daniel memegang bibir yang sedikit sakit.

Anya menjadi salah tingkah, ia memalingkan wajahnya ke samping. “Aku.. aku mencintaimu Daniel” Jawab gadis itu sangat pelan namun masih bisa didengar oleh Daniel.

Daniel menutup mulutnya yang tersenyum senang lalu menghela napas panjang, mencoba mengontrol perasaannya yang meluap luap. “Dengar Anya, akan sangat sulit untukku menahan perasaan ingin membuatmu berantakan di tempat tidur jika kau terus mengatakan hal manis seperti itu”.

Anya terkejut, ia memandang Daniel dengan tatapan tidak percaya.

Daniel sudah menebak reaksi Anya. Gadis itu pasti akan memarahinya. Namun wajah kekasihnya semakin memerah mendengar kalimat frontal Daniel, ia menggigit bibir bawahnya dan napas Anya menjadi hangat tanpa bisa ia cegah.

“Tapi.. aku.. aku memang mencintaimu” ujar Anya semakin menundukkan wajahnya.

Entah kenapa, saat ini Anya sangat ingin berterus terang kepada Daniel, ia tidak tau mengapa ia berkeinginan seperti itu.

“Okay, that’s enough. You make me so embarrassing An. Oh god, why you’re so damn cute” Gumam Daniel memalingkan wajahnya yang mulai menghangat. Ini pertama kalinya Daniel menjadi malu karena pernyataan cinta dari seorang wanita, sebelumnya ia hanya tersenyum menyeringai kemudian menganggap pernyataan cinta tersebut sebagai mainannya atau pujian semata bagi laki-laki itu.

Namun sekarang Daniel merasakan bahwa kehidupannya menjadi lebih berwarna karena kehadiran Anya dan terlebih sifat dan perkataan gadis itu yang begitu manis membuat wajah dan hati Daniel menghangat.

Baik Daniel dan Anya sama-sama memalingkan wajah mereka, berusaha mencoba menenangkan hati dari degupan kencang dan kuat, terasa seperti susah untuk bernapas namun anehnya mereka menyukai degupan tersebut.

Kedua sejoli tersebut tersenyum seperti remaja yang baru jatuh cinta. Sangat indah untuk bisa dijabarkan dalam bentuk kata-kata. 

&&&

Daniel berjalan masuk ke lobby perusahaannya, setelah dua minggu ia hanya mengawasi kinerja perusahaan melalui Arlene, laki-laki itu memutuskan bahwa hari ini ia akan kembali bekerja seperti biasanya.

Daniel menyewa seorang pembantu untuk membantu keperluan Anya di apartemen, awalnya gadis itu menolak usulan Daniel tapi sikap keras kepala laki-laki itu membuat Anya akhirnya menyetujui usulan tersebut.

Beberapa karyawan yang berpapasan dengan Daniel segera menundukkan kepala mereka, memberi hormat kepada pemimpin perusahaan Millard Corporation, lelaki itu hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

“Good morning sir” sapa Arlene seraya berdiri dari tempat duduknya.

“Good morning” Jawab Daniel singkat.

Daniel masuk ke ruangan dan meletakkan tas kerja dan segera bergelut dengan berkas yang menumpuk di mejanya. Tatapan laki-laki itu begitu serius, sesekali merebahkan punggungnya di sandaran kursi sekedar untuk melepaskan penat karena terlalu berkonsentrasi kepada pekerjaanya lalu melanjutkan kembali kegiataannya.

“Sir. 20 menit lagi akan ada jadwal makan siang dengan Mr Smith” lapor Arlene.

“Baiklah. Aku akan segera bersiap” Daniel menutup berkasnya lalu melangkah keluar ruangannya.

&&&

“Long time no see Mr Smith” Daniel tersenyum professional dan berjabat tangan dengan Abraham.

“Yeah. Long time no see. Panggil aku Abraham saja” ujar Abraham.

Mereka duduk bersamaan lalu memesan makan siang.

“Ada yang bisa aku bantu?” tanya Daniel memulai pembicaraan.

“Tidak. Aku hanya ingin bertemu denganmu. Aku sangat menyukai konsep gaya medeteranian yang kau ajukan, struktur desainnya sangat elegan” puji Abraham.

“Terima kasih. Semuanya berkat kerjasama tim kami yang terinspirasi dari pertunangan anak perempuan anda” balas Daniel merendah.

Abraham tertawa tersanjung akan perkataan Daniel. “Beberapa bulan kedepan aku akan melakukan tender proyek bangunan di Brooklyn. Aku sangat berharap bahwa kau yang mendapatkan tender itu”.

Daniel tersenyum senang.
“Aku akan bekerja keras untuk mendapatkannya. Terima kasih sudah mempercayai informasi ini kepadaku”.

“Tidak. ini bukan apa apa, aku memberitahumu karena memang hasil kerjamu sangat berkualitas" Abraham mengibas tangannya.

“Terima kasih tuan Abraham” Ucap Daniel menundukkan kepalanya.

“Bagaimana hubunganmu dengan model cantik itu. Ashlee Cathrine?” tanya Abraham berbasa basi.
“Kami sudah tidak punya hubungan apa-apa” jawab Daniel sekedarnya.

“Benarkah? Sangat disayangkan kalau seperti itu, kalian terlihat sangat sempurna jika bersama” ujar Abraham.

“Aku sudah mempunyai kekasih sir” ujar Daniel memberi pengertian.

“Benarkah? Siapa wanita yang beruntung itu?” tanya Abraham penasaran.

Daniel tersenyum lembut. “Aku yang beruntung mendapatkannya”.

Cinta Sang Lady Killer (UDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang