Bab 10

18.4K 1.8K 40
                                    


Bagian 10 : MAIN KE RUMAH ABIMA

.

.

.

Tiga bulan setelah menjalani masa pertemanan dengan Dinara, Bima lebih sering masuk kelas dan tidak ada laporan pem -bully- an masuk ke data catatan siswa oleh guru BP.

Tapi sayangnya, hanya Bima yang mampu berteman dengan Dinara. Teman - teman Bima tidak seperti dirinya. Bahkan pertanyaan - pertanyaan dari mereka membuat Bima jengah.

'Kenapa lo berubah ?'


'Lo yakin mau temenan sama dia ?'


'Kapan lagi kita nge bully ?'


'Lo suka sama Dinara ?'


'Lo mau jadi orang baik ?'


'Lo kenapa sih, Bim ?'


'Lo berhenti ?'

Semua pertanyaan seperti itu dari temannya, Bima tak acuhkan. Bahkan Bima tidak sering berkumpul dengan mereka lagi. Bukan Dinara yang meminta. Tapi itu murni dari keinginan Bima sendiri.

"Di, pulang sekolah sibuk ga ?" Tanya Bima saat duduk di samping Dinara mengerjakan tugas kelompok.

Dinara menggeleng, "engga, kenapa ?"

"Jadi, adek gue minta gue buat bawa lo ketemu dia. Katanya sih pengen belajar beladiri gitu sama lo," kata Bima lagi.

"Beladiri apaan elah ? Gue mah berantem bebas anjir," jawab Dinara dengan kekehannya.

"Ya abis, dia ngerengek terus gitu. Kan gue risih dengernya."

Dinara menatap Bima yang sedang menuliskan jawaban yang di berikan oleh Dinara beberapa menit yang lalu, "okey. Ade lo mau gue ajarin jurus apa ?"

Kegiatan menulis Bima terhenti ketika mendengar kalimat terakhir dari Dinara. Lalu matanya menangkap Dinara yang tersenyum jahil.

"Jurus Gege terbang ?" Tanya Bima.

"Elah bawa - bawa nama gue ya lo," sahut Gege yang tidak jauh dari Dinara dan Bima.

"Sialan, dia denger lagi," ucap Bima pelan bermaksud untuk dirinya sendiri.

"Gue denger bego," kata Gege lagi melepar gumpalan kertas kearah Bima.

"Eh si tikus, suara gue pelan aja kedenger. Telinga -"

"Emang lo pikir gue budeg ?"

Bima dan Dinara terkekeh pelan mendengar sumpah serampah yang di berikan Gege untuk Bima.

"Lo lagian jail amat sih," kata Dinara setelah menyelesaikan tugasnya.

"Siapa yang mulai ? Lu kali. Pake nanya ke gue mau diajarin jurus apa."

Dinara melirik pekerjaan Bima yang hampir selesai, "lah, gue mah ga nyebut nama orang anjir. Lu aja tuh yang gitu."

***

Bima dan Dinara sampai di rumah Bima. Sebelumnya, Bima bertanya dulu pada Dinara perihal kesembuhan dan keadaan luka Dinara. Dinara memakai plester luka di pipinya. Bima yakin itu adalah luka goresan pisau kemarin.

Dinara menjawab dengan tenang dan membuat Bima gemas melihatnya.

"Gue ga selemah itu, Bim."

Setelah itu, Bima masuk ke rumahnya di ikuti Dinara dari belakang. Rumahnya besar tapi keadannya sepi dan dingin. Tidak sehangat keluarga harmonis yang sesungguhnya.

Senior RuwetWhere stories live. Discover now