Bab 38

15.2K 1.2K 59
                                    

Bagian 38 : RENNY DAN RYAN

.

.

.

"Kenapa lo tanya gitu ?"

Fathur bertanya pada Dinara karena dia tidak mengerti apa yang Dinara maksud. Dinara nampak jengah. Dia berjalan ke arah kamarnya lalu ke arah dapur. Fathur sempat mematikan rokoknya sebelum mengikuti kemana Dinara pergi.

"Bara punya trauma sama darah." Kata Dinara pelan sambil mengambil telur di lemari pendinginnya.

"Serius ?" Fathur tentu saja terperangah tidak percaya.

Dinara mengangguk, "lo mau ?" Tanya Dinara pada Fathur saat Dinara mengocok telur bersama daun bawang yang sudah di potonginya.

Anggukan dari Fathur membuat Dinara mengambil telur lagi dari lemari pendingin itu. "Terus dia liat lo dengan banyak darah waktu itu, ngebuat dia kabur ?"

Kali ini Dinara mengangguk, "itu yang dia bilang sama gue."

Decakan dari Fathur membuat Dinara menatapnya, "kenapa ?"

"Terdengar seperti sebuah alasan."

Dinara menaikkan alat penggorengan telur di atas kepalanya, "bahasa lo ya."

Mereka kemudian tertawa.

"Lo sejak kapan bisa masak ?"

"Pas liatin si Gege. Dia nyetokin gue telor liat."

Dinara membuka lemari pendinginnya dan benar saja, telur di kulkas itu tampak tidak akan habis dalam sebulan. Kecuali jika Dinara makan telur tiap hari.

"Buset. Lo ga bakal bisulan ?"

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *

Bima sedang dalam perjalanan menjemput Renny. Barusan, Ryan menelepon Bima untuk menjemput Renny di acara yang Renny hadiri. Renny tidak mau Ryan mengantarnya pulang. Bima sempat bingung, mengapa Renny bisa terlalu sering bersama Ryan.

"Renny ada di dalem, bro. Dia ga mau gue ajak balik."

Begitu kata Ryan ketika melihat Bima sudah ada di depan restoran tempat acara Renny.

"Ren, balik yuk. Udah mulai malem."

Bima selalu seperti itu. Lembut terhadap Renny. Dan Renny sulit untuk melepas Bima jika Bima terus – terusan seperti itu. Sebenarnya, Renny cukup jengah dengan sikap Bima yang terlalu overprotective. Tapi jika Bima tidak seperti ini, Renny rasanya akan gila karena tidak ada yang menyayanginya.

"Ryan, Bang." Ucap Renny sedih.

"Kenapa sama Ryan ?"

Jujur, mendengar Renny sedih membuat Bima juga sakit. Tidak peduli dia teman Bima, jika Ryan membuat Renny begitu sedih, Ryan akan dihabisi oleh Bima.

"Ngajak gue putus."

Tunggu.

Rasanya, Bima harus mencerna ini. Renny sedih ketika Ryan mengajaknya putus ?

Tunggu dulu.

Sejak kapan mereka berdua berpacaran ?

Putus artinya seperti itu 'kan ?

"Bentar, Ren. Lo pacaran sama si sialan Ryan ?"

Renny mendesah lalu mengangguk, "jangan marah dulu. Gue yang minta Ryan buat macarin gue."

Sebentar.

Bima seolah berada di jalan yang buntu. Bima tidak mengerti apa – apa. Renny yang memelas karena sedih. Dan Ryan yang sekarang menatapnya dengan rasa bersalah. Apa yang Bima lewatkan ?

Senior RuwetWhere stories live. Discover now