87• Serangan kejutan : 2

2.8K 140 3
                                    

Aku senang baca cerita yang kubuat sendiri, karena alurnya sesuai dengan yang kuinginkan.

Love you -Rall

♡♡♡

Pencarian seseorang bernama lengkap Emeralda Ivory Danuarga. Tak perlu mereka jelaskan spesifik orangnya seperti apa, karena perempuan perwakilan Armada dalam memenangkan juara utama tersebut telah menjadi sorotan perhatian semua orang.

Jelas tidak ada yang tidak mengetahui siapa Ivory itu. Si pemenang, si jenius, pacar si tampan, dan yang namanya selalu disorakkan dari atas tribun Lentera Merah.

Bagi sebagian besar orang yang tidak mengetahui Kastara, mereka menyebutnya sebagai si tampan.

Akan tetapi, dari seluruh keseluruhan luas aula utama Lentera Merah. Sama sekali tidak ada yang melihat keberadaan Ivory.

Ivory menghilang bagaikan ditelan tanah bumi.

"Dia kemana sih?"

Wanda dan Qiona berkeliling bersama mencari keberadaan Ivory yang semakin diperluas tepat setelah pengumuman keamanan yang tiba-tiba.

Dikatakan dalam pengumuman melalui pengeras suara tersebut, bahwa ada serangan bersenjata tajam dari orang luar yang mencoba melewati gerbang Lentera Merah.

Karena kejadian penuh ketegangan tersebut, acara pemberian hadiah pun terpaksa ditunda. Mereka semua lantas diharapkan dapat berkumpul dan berlindung dalam satu ruangan. Tidak ada yang boleh keluar ataupun berpencar sampai ingin menjadi berani menghadapi penyerang yang sedang berada di luar daerah gerbang gagah menjulang Lentera Merah.

"Ivory!" panggil Saad berusaha menemukan perempuan dari sekolahnya yang tiba-tiba saja menghilang.

"Vo!" Athan juga tampak mencari di sisi yang lain.

"Ivory!" Haidar pun turut berada di sisi yang lainnya. Memanggilkan nama Ivory terus-menerus.

"Kak Ivory! Kak!"

"Kak Vory!"

Pencarian telah semakin diperluas, semua orang dari Armada kompak bergerak mencari keberadaan tokoh utama mereka.

Ada beberapa orang dari sekolah lain yang berbaik hati membantu mencari.

"Aduh mana pencarian kita dipersempit lagi," desah Roy rupanya telah sampai di luar aula.

Dia tidak sendirian, ada tiga temannya yang membersamai ketika berkelilig.

"Kita dilarang lewat," ucap Fina menatap Agatha dan Afreen.

Telah ada penjagaan dari beberapa siswa berjas Lentera Merah yang mengawasi di sekitaran aula.

"Kita masuk, keadaan yang terjadi di luar sama sekali bukan kendali kita."

Keputusan Afreen adalah tepat, ini bukan wilayah mereka yang bisa berbuat sesuka hati mereka saja. Lentera Merah sedang diserang, dan pengumuman peringatan keselamatan telah diadakan.

"Kadeen!" Terkejut Roy rupanya tak sengaja menangkap sosok ketua OSIS SMA Armada yang berlari melewati batas yang telah ditetapkan.

"Kadeen mau kemana?" Fina mempertanyakan dengan wajah yang bingung.

"Lihat siapa di depannya," ujar Afreen telah melihat duluan Kastara daripada Kadeen yang menjadi pengejar.

"Pasti ada sesuatu di depan," cetus Agatha merasakan ada maksud dibalik pemberontakan Kastara kali ini.

"Kita harus ngapain?"

Roy bertanya kebingungan, haruskah mereka ikut menyusul Kastara dan Kadeen. Ataukah mereka kembali masuk dan menurut pada apa yang menjadi peringatan.

KASTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang