3• Sang Pentolan

10.5K 431 1
                                    

Let Her Go - Passenger 🎶

***

Seorang cowok dengan perawakan tinggi dan tegap berseragamkan putih abu-abu berantakan yang bagian atas tubuhnya dibalut dengan sebuah jaket jeans. Kini terlihat sedang berdiri di dekat sebuah meja pantry berwarna putih. Di atas meja pantry putih tersebut hanya terdapat sebuah vas yang berisikan bunga berwarna ungu, entah dinamakan apa tumbuhan berwarna ingu itu dan juga terdapat sebuah tempat air yang terlihat transparan beserta dengan gelas yang tadi sempat dipegang oleh cowok tersebut.

Kemudian cowok dengan rambut hitam legam acak-acakannya itu berjalan ke depan setelah meraih kunci yang sebelumnya tergeletak di atas meja pendek yang berada di ruang tamu. Ia melangkahkan kaki panjangnya menuju pintu cokelat yang masih tertutup rapat, tangan kanannya diangkat meraih gagang pintu yang terlihat modern kemudian menariknya agar terbuka.

Cowok itu melangkahkan kaki panjangnya melewati pintu yang telah dibuka, yang menjadi batas wilayah pribadinya dan wilayah luar. Menarik pintu itu kembali agar tertutup, terdengar bunyi klik setelah pintu cokelat berukuran besar itu dirapatkan.

Kastara menghela napas pelan seraya merapikan jaket jeans yang terpasang di punggung tegapnya. Setelah diberi libur seminggu, hari ini merupakan hari pertama Kastara untuk kembali bersekolah. Selama libur seminggunya itu, ia menghabiskan waktu sendirian. Tak mau terhubung dengan apapun yang bisa membuatnya pusing, ia benar benar memutuskan semua akses dengan teman temannya selama seminggu itu.

Kastara menyebutnya sebagai libur, karena itulah dia. Kastara. Si cowok pentolan SMA Armada yang memiliki kehidupan biasa-biasa saja. Biasa saja bagi Kastara adalah berantem, bolos, tidur ketika pelajaran berlangsung. Yaa... semua yang berkaitan dengan kriteria 'murid berandalan' itulah dia. Cuma satu yang bisa membuat Kastara bersemangat untuk masuk sekolah yaitu, Basket.

Salah satu bidang olahraga yang bergengsi di SMA Armada sekaligus menjadi wadah untuk Kastara dapat mengeluarkan potensi dan bakat terbaiknya di sekolah.

Kastara mulai mengendarai motornya keluar dari gedung yang terlihat menjulang tinggi ke atas untuk menyentuh langit biru.

"PAK BUKAINN!!" teriak Kastara ketika telah sampai di depan gerbang sekolah yang telah tertutup rapat.

"KASTARAA!!"

Kastara berjengit kaget kala mendengar teriakan yang tak asing lagi di kedua telinganya. Pak Nurdin. Si guru BK kesayangan Kastara, gimana gak kesayangan coba. Tiap hari dikunjungin, buktinya aja hari ini. Hari pertama Kastara muncul di sekolah dan yang pertama kali ditemuinya adalah pak Nurdin. Kesayangan banget gak tuh!

"Pak, ini masih pagi lho. Nggak boleh teriak-teriak!" balas Kastara seraya membuka kaca helmnya untuk melihat pak Nurdin lebih jelas.

Saat ini sang guru terlihat berdiri di balik gerbang dengan sebelah tangan berkacak di pinggang. Di tangan kanannya tampak sebuah penggaris panjang yang terbuat dari besi.

Kastara seketika bergidik ngeri dalam hati, jangan sampai dia mendapatkan sebuah hadiah melalui penggaris besi itu.

"Kasta! Kasta! Seminggu nggak masuk nggak bikin kamu tobat ya!" decak Pak Nurdin geleng-geleng kepala menatap murid badungnya yang tak berubah meski telah diberi hukuman berupa skors.

"Gimana caranya libur seminggu bisa bikin tobat Pak?" tanya Kastara heran.

Ya iyalah heran, skorsing yang didapatkannya ini dianggap sebagai liburan bukan hukuman seperti yang dimaksud oleh pak Nurdin.

"Terserah kamu lah! Bapak capek, Kas! Capek hadapin kamu yang nggak pernah berubah, selalu aja buat ulah!"

Kastara terkekeh kecil di balik helmnya, merasa lucu dengan raut wajah pak Nurdin yang terlihat frustrasi.

KASTARAWhere stories live. Discover now