52• Kembali bertemu

3.9K 157 0
                                    

"Saya harus ke Italy."

Julian tentu terkejut mendengar penuturan Sang Tuan yang begitu tiba-tiba. Gama entah memikirkan apa semalaman penuh sampai membuat keputusan sendiri hari ini.

Keduanya terlihat berada di dalam ruangan Wina. Berbicara empat mata dengan sangat serius.

Merupakan pembicaraan kedua kalinya dengan pembahasan yang sama.

"Kak Jendral harus ditemukan, dia masih hidup," ujar Gama penuh harap.

"Tapi-"

Gama lantas memotong Julian yang hendak menyela. "Tidak Julian. Kita tidak boleh menutup mata pada sedikitnya informasi."

Memang benar jika Julian yang berhasil mendapatkan informasi. Tapi, kalau tahu akan begini sikap Gama. Ia tak akan membaginya sejak awal.

"Bagaimana keadaan di sini jika kita pergi. Tuan Muda? Nyonya Wina? Dan pacar Tuan Muda?"

Gama menggelengkan kepala, "Hanya saya yang akan pergi. Kamu tetap di sini menjaga mereka."

"Tapi Tuan!" sanggah Julian cepat merasa tak terima. Keputusan Gama benar-benar tidak terduga.

"Keadaan di sana akan sangat berbahaya, dan saya tidak bisa percaya pada siapapun."

"Nyawa saya tidak begitu berharga Julian, tidak ada yang mengharapkan saya. Cukup jaga mereka, maka saya akan mengingat jasa itu selamanya."

Julian memandang Gama dengan tatapan tak terbaca, tak ada lagi yang terucap sebagai argumen.

"Cukup sampaikan pada Kastara, bahwa saya ada urusan bisnis yang tidak bisa ditunda."

"Saya berangkat hari ini," ujar Gama telah mempersiapkan semuanya.

Julian hanya mampu mengangguk sekali sebagai tanda patuh.

Gama dan keputusannya adalah sebuah kemutlakan. Ingatkan  Julian bahwa ia sudah kenal dengan Gama sejak dulu, maka tidak perlu lagi merasa heran.

Dan tanpa mereka berdua sadari ada yang mendengar semuanya dari awal.

***


Motor hitam dengan sedikit corak berwarna merah sebagai motif hiasan, berhasil membuat resah masyarakat yang menggunakan jalan.

Sejak tiga puluh menit yang lalu, Kastara terus mengemudikan motornya memutari kota Jakarta dengan kecepatan di atas rata-rata.

Melampiaskan emosi yang tak bisa disalurkan secara langsung.

Keresahan masyarakat semakin tersulut, ketika Kastara dan motornya tak sengaja menyenggol sebuah gerobak milik pedagang kaki lima.

Tetapi Kastara tak berhenti dan terus melaju tanpa penurunan kecepatan.

Teriakan marah pun terdengar ramai dari arah belakang. Beberapa ada yang menolong, hingga menaiki motornya dan mengejar Kastara karena melarikan diri setelah melakukan aksi kejahatan.

Kastara melampiaskan amarahnya di jalanan.

Di saat ia berusaha menghindari anak kecil yang terlihat berdiri di tengah jalan.

Kejadian nahas tanpa diduga-duga menimpa Kastara. Motornya tiba-tiba saja limbung, tapi untungnya tak sampai menciptakan korban lain.

Kastara terseret ke depan sejauh 5 meter jaraknya dari motor.

Kastara terguling beberapa kali sebelum akhirnya berhenti dalam kondisi tak sadarkan diri.

KASTARANơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ