70• Wanita Gila

2.8K 126 0
                                    

■■■■■■■

♡♡♡

VOTE AND COMMENT°~°

■■■■■■■

Kejadian yang terjadi sekarang merupakan awal dari semua rentetan tragedi yang akan memberi akhir sebuah kekalahan pada semua anggota Danuarga utama. Raya meyakini bahwa dirinya akan menjadi petaka bagi ketentraman Danuarga utama.

Keyakinan Raya tersebut bukanlah sebuah wacana saja yang seperti omong kosong, karena setiap pergerakan dari musuhnya akan ada rencana matang yang dikerahkan. Tiap perlawanan yang diberikan Ivory selalu ada balasan yang setingkat lebih berbahaya.

Semuanya benar-benar sempurna, tanpa Raya mengetahui ada orang-orang penting di balik tiap musuh yang sedang dihadapinya.

Ivory hanya diam terpaku di tempatnya berdiri sedang berada dalam perlindungan semua orang. Lawan di hadapannya sekarang adalah nyata, sekali ia bergerak dengan berani maka dapat dipastikan senjata api tersebut akan mengeluarkan pelurunya dan mengenai salah satu dari mereka.

Incaran mereka memang benar adalah Ivory, tapi hama pengganggu yang mencoba menghalangi di mata Raya sama seperti benteng yang harus dihancurkan untuk dapat berhasil mendekati sang pion utama.

Motor-motor yang sebelumnya berhenti, terlihat kembali berjalan sebagian dan mengelilingi Ivory bersama rombongan.

"Ini adalah perintah, kalian harus kembali ke tempat semula!"

Suara salah seorang terdengarkan dengan memberikan sebuah titah untuk dilaksanakan, "Jangan ada perlawanan atau kepala seseorang akan bocor!"

Qiona lantas bergidik ngeri membayangkan benar-benar kejadian kepala seseorang bocor di hadapannya.

"Gimana?" bisik Qiona panik akan ditembaki.

Ia gemetar memegangi tongkatnya dengan kedua mata mengawasi tiap orang yang mengarahkan senjata api ke arah mereka.

Wanda berdiri ragu, ia menoleh menatap Qiona lalu kepada Ivory juga. Dengan sekali tegukan saliva dan dengan kepercayaan penuh kepada Ivory, kepalanya langsung dianggukkan sekali.

"Kalo kita nurut kita akan selamat," bisik Wanda meyakinkan Qiona agar tetap tenang.

Qiona balas mengangguk, menarik napasnya pelan untuk menetralkan jantung yang terus berdetak cepat. Lalu memberi keyakinan dalam hati bahwa apapun yang terjadi nanti adalah hasil dari sikap tenangnya saat ini.

"Jalan!"

Seruan terdengar sebagai perintah membuat rombongan yang terkepung dengan Ivory sebagai pusat di tengahnya menjadi bergerak kembali ke arah gedung tua yang sempat telah ditinggalkan.

Mereka berada di jalanan ber aspal, berjalan kembali melewati apa yang telah dilewati sebelumnya. Kini kendali penuh telah berada di tangan Raya.

Bahkan Wanda yang suka memberontak dengan segala caranya saja mendadak menjadi tunduk dan meladeni keinginan Raya.

"Ini baru awal Ivory," gumam Raya masih berdiri di atas gedung dan melihat kedatangan Ivory yang dikepung oleh anggotanya.

KASTARAWhere stories live. Discover now