77• Separuh Kebenaran

3.3K 166 4
                                    


Kejadian yang baru saja berlangsung sejak dua hari yang lalu tersebut bagaikan sebuah tragedi mengerikan yang telah mengancam keselamatan banyak orang.

Ivory masih dapat mengingat dengan sangat jelas bagaimana kejadian itu terjadi tepat di depan matanya secara langsung.

Fakta kehidupan orang tuanya memang belum sepenuhnya ia dapat pahami.

Tapi fakta mengenai Raya cukup untuk membuatnya merasa bersimpati, perempuan yang berperilaku gila itu hanya ingin menemukan keadilan yang tidak pernah didapatkannya.

Raya hanya berpikiran bahwa harta Danuarga adalah miliknya, karena ibunya adalah anak pertama keluarga Danuarga utama. Dan karena ibunya tidak mendapatkan hak yang seharusnya ia dapatkan, lantas Raya menjadi berpikiran terbuka bahwa seharusnya sang penerus lah yang pantas mengambil alih.

Tapi penjelasan dari Oma dan Opa cukup menenangkan semua kesalahpahaman di kepala Ivory.

Semuanya berkaitan, ada kisah di masa lalu yang saling mengait satu sama lain.

Jendral sang anak pertama dan menduduki posisi pewaris memanglah benar.

Dan seorang anak perempuan dalam keluarga Danuarga utama juga sebuah kebenaran.

Raya merupakan bagian dari keluarga Danuarga utama, ibunya merupakan anak pertama Opa dan Oma namun tidak memiliki kedudukan sebagai pewaris.

Raya memiliki hak diakui sebagai keluarga tapi tidak dengan posisi pewaris utama.

Raya jelas tidak mengetahui fakta apapun mengenai ibunya sendiri melihat bagaimana ia bertindak yang merugikan saudara sekeluarga sendiri. Termasuk dirinya sendiri yang ikut mati bersama gedung tua.

Opa dan Oma mengaku merasa bersalah sekaligus merasa sangat bersedih, kejadian yang menimpa Ivory dirasakan terlalu cepat kejadiannya. Ivory baru saja kembali setelah identitasnya dikatakan hilang belasan tahun lamanya, dan sekarang ada yang ingin menghancurkan posisi yang baru didudukinya tersebut.

Helaan napas seseorang terdengar, menampakkan sosok perempuan lah yang baru saja menghela.

Ivory duduk sendirian di sebuah cafe yang telah dijanjikan sebelumnya untuk mereka bertemu.

Kastara. Nama itu tertulis di Handphone Ivory, baru ditambahkan sebagai teman baru.

Kastara mengganti nomor, dan baru hari ini dia menghubunginya setelah menghilang tanpa kabar untuk ke sekian kalinya sejak kejadian di gedung tua terjadikan.

Beberapa menit belum kunjung mendapatkan teman, Ivory kemudian memutuskan berdiri. Meninggalkan tasnya begitu saja untuk memastikan Kastara mengetahui keberadaannya di meja tersebut.

***

Di suatu ruangan yang memiliki nuansa bersih dengan tembok berwarna putih yang mendominasinya.

Qiona hingga saat ini belum sadarkan diri, sedangkan Wanda sudah mulai siuman sejak kemarin. Luka tembakkan yang didapatkan Qiona memang cukup dalam, meskipun sudah cepat ditangani tapi darah yang keluar cukup banyak terbuang.

Dan hingga saat ini, mereka masih setia menunggu teman-temannya pulih kembali. Haidar terlihat setia sejak kemarin untuk menemani di dalam kamar, menunggu tiap detik kapan saja Qiona akan siuman.

Wanda yang sedang duduk di atas ranjang juga tak bisa menghilangkan cemas sepenuhnya sebelum Qiona akhirnya sadarkan diri.

Perawatan Wanda dan Qiona memang disatukan dalam satu ruangan, permintaan Ivory karena ingin selalu mendampingi mereka.

KASTARAWhere stories live. Discover now