55• Kekuasaan Gama

3.9K 171 0
                                    

***

Hari ini Ivory kembali masuk sekolah seperti biasanya. Tiga hari kemarin dia tidak hadir terhitung sebagai izin di buku kehadiran.

Ivory membutuhkan informasi bukan mengenai Kastara, maka sekolah akan menjadi ladangnya informasi yang dibutuhkan.

Sekarang baru tepat pukul 06.35 WIB.

Ivory menyusuri koridor sekolah sendirian, menjadi perhatian karena sempat menghilang beberapa hari.

Ketidakhadiran Kastara selama beberapa hari selalu disangkut pautkan dengan Ivory oleh murid-murid yang lain.

"Udah seminggu lebih Kak Kastara gak hadir."

"Iya, pentolan Armada gak ada sekolah jadi sepi."

"Nggak ada yang buat rusuh."

Semuanya merindukan Kastara. Pentolan Armada memang gudangnya masalah, dan jika ada sekolah lain yang menyerang. Maka sudah bisa dipastikan tujuannya adalah Kastara dan kawan-kawan.

Ivory berjalan masuk ke dalam kelas, beberapa murid telah hadir termasuk Qiona dan Saad yang sedang terlibat cekcok.

"Nggak ya!" Qiona menyela penjelasan Saad.

"Apaan enggak, lo salah Qio!"

"Hai Vo," Athan muncul menyapa Ivory.

Membuat sepasang manusia yang sedang berdebat langsung menghentikan kegiatannya.

"IVORY!"

Qiona berseru histeris menyambut Ivory yang belum sempat mendudukkan pantatnya pada kursi.

Memeluk Ivory erat-erat. Membuat si empunya mengaduh sesak.

"Qio, gue gak bisa napas," Ivory membutuhkan lebih banyak oksigen.

"Kangennn!" Qiona merengek bergelantungan di lengan Ivory.

"Lo gak ada kabar tentang Kastara, Vo?"

Semuanya menjadi diam. Qiona tak lagi merengek, ia diam memandang Ivory dari samping.

Ivory membalas menatap Saad dan Athan. Apa ini?

Ya, begitulah kira-kira pertanyaan yang tergambar dari raut wajah Ivory.

Kalau mereka sahabatnya saja tak tahu kabar mengenai Kastara, siapa lagi yang bisa Ivory tanyakan.

Ivory mencoba menetralkan ekspresi, menggeleng menjawab pertanyaan Athan.

"Dia juga gak ada hubungin gue."

"Sama sekali nggak?" Qiona bertanya penasaran.

Ivory balas dengan mengangguk singkat.

"Duh, Kastara kalo ngambek ngeri ya."

"Semuanya dicuekin."

"Ini pertama kalinya Kastara kayak gini," Saad berbicara. Membuat semuanya menjadi diam.

KASTARAWhere stories live. Discover now