36• Waktu Pagi

4.6K 209 0
                                    


***

Bandung, pukul 06.15 pagi.

Pagi-pagi sekali Qiona terbangun dari tidur lelapnya, masih sangat bersemangat seperti kemarin. Qiona terbangun dengan keadaan segar, bajunya yang dipakai kemarin tak terlihat lagi karena telah diganti dengan baju tidur bermotif bunga-bunga warna biru.

"Bangun! Bangun!" ricuh Qiona tak tanggung-tanggung membangunkan Wanda dan Ivory yang sama sekali tak menunjukkan pergerakan.

Padahal kemarin mereka berdua duluan yang tidur.

"Gue mau mandii!" ujar Qiona memasuki kamar mandi, sesudah melompat di atas kasur Wanda juga kasur Ivory.

Jadi kmungkinan besar perkiraann, keduanya akan terbangun tak lama lagi.

"Ck. Ngerusuh aja," decak Wanda sempat terganggu sebentar akibat pergerakan Qiona. Berputar posisi ke arah kiri, menarik selimut untuk kembali di gelungkan di tubuh. Malas bangun.

Ivory pun sama, membuka matanya sedikit mengintip apakah masih ada Qiona atau tidak. Rupanya Qiona telah pergi, Ivory kembali tertidur dengan nyaman.

Cuaca terasa sejuk, jendela telah dibuka pagi-pagi sekali oleh Qiona-tepat sebelum memasuki kamar mandi.

Suasana Bandung dengan suhu yang memang sedikit lebih dingin daripada di Jakarta.

15 menit berlalu dengan keheningan melanda dalam kamar nomor delapan itu, namun menit ke enam belas berikutnya tak bisa dikatakan lengang lagi.

Qiona keluar dari kamar mandi setelah menyelesaikan acara mandinya, entah apa yang membuatnya sebersemangat itu di pagi hari.

Berdecak dengan kedua tangan bertopang kiri-kanan, ia juga telah berpakaian rapi. Kedua sahabatnya ternyata sama sekali tak bangun. Sangat jauh dari dugaannya yang sudah mengira jika keduanya sudah bangun ketika ia selesai mandi.

"Ivory!" Qiona menarik selimut Ivory. Berjalan menuju Wanda lagi, "Bangun!" Menarik paksa juga selimut Wanda yang ternyata melakukan perlawanan.

"Lo berdua bangun atau gue siram," ancam Qiona menarik selimut keduanya menjauh. Meletakkannya di atas sofa yang terdapat di dalam kamar bernomor delapan itu.

Wanda menggaruk kepalanya, duduk di atas kasur dengan wajah tertekuk kesal, "Harusnya gue nikmatin waktu tanpa mama di sini, tapi lo!"
geramnya marah.

Qiona mengangkat kedua bahu acuh, membiarkan Wanda mengomel paling nanti akan berhenti sendiri.

"Mandi, sana," titah Qiona pada Wanda yang sudah bangun lebih dulu daripada Ivory.

"Ivory duluan aja," sahut Wanda kembali merebahkan tubuhnya ke kasur.

"Ayo, Vo," titah Qiona berganti pada Ivory.

"Masih ngantuk," lenguh Ivory ogah-ogahan untuk bangun.

Qiona menggeleng, "Kita harus jadi generasi sehat, bangun pagi, mandi." Berbicara seolah sedang memberikan kampanye tentang manfaat bangun pagi.

"Gue bantu bangun," Qiona mendekat pada Ivory, menarik tangan cewek itu untuk bantu dibangunkan.

Dengan sangat terpaksa, Ivory memberi tenaga pada tubuhnnya, berdiri malas, menatap Qiona.

KASTARAWhere stories live. Discover now