42• Interogasi

4.4K 167 0
                                    

***

Masih berada di dalam kamar bernomor delapan pada lantai 4. Beberapa menit yang lalu kamar itu terlihat kacau bagai kapal pecah, semua barang berserakan tak beraturan. Namun kini, sudah terlihat lebih baik daripada sebelumnya.

Qiona tampak gelisah di atas sofa, gadis bercepol rambut tinggi dengan piyama merah muda yang melekat di tubuhnya tersebut sedari tadi tak bisa tenang. Awalnya ia memang ingin ikut membantu pencarian buku yang sedang dilakukan oleh Ivory, namun terjadi kendala kecil menyebabkan niat baiknya terhentikan.

Dan sekarang, ia harus menanggung sebab akan kekhawatiran karena tidak mengikuti Ivory tadi.

"Ivory kemana sih, Wan?" tanya Qiona menatap pada Wanda sepenuhnya. Cewek yang terlihat santai di atas tempat tidur itu, sepertinya memiliki pemikiran yang selalu positif.

"Lagi nyari Kastara." Wanda menyahut lugas.

"Tapi ini udah lama banget!" Qiona kembali membalasi.

Wanda mendongak sebentar, "Sabar aja, mungkin Kastara hilang."

Qiona seketika mendelik, jawaban Wanda sangat random.

"Kenapa?" tanya Wanda memasang wajah polos tak tahu apa-apa. Ia hanya menjawab pertanyaan Qiona, tak salah kan?

Qiona menatap nelangsa, baginya Wanda terlalu santai. Berbanding terbalik dengan dirinya sendiri yang merasa khawatir sejak tadi.

"Gue susulin dia aja kali ya," tutur Qiona berpikir sebentar.

Wanda mendongak, mengalihkan perhatian dari ponselnya. "Serius lo?"

Qiona mengangguk tanpa menoleh, beranjak bangun dari sofa. Hendak mencari Ivory yang entah kemana perginya dan hingga kini belum kembali-kembali juga.

"Kalo Ivory udah balik, call gue," ucap Qiona sebelum membuka pintu. Wanda memberikan jempolnya.

Klik!

Pintu tiba-tiba terbuka dari luar, Qiona berhenti bergerak. Mundur memberi akses pada pintu yang ingin terbuka lebar.

Wanda masih memperhatikan, "Ivory?" Tak tahu pada siapa Wanda berbicara. Ia hanya bergumam.

"Vo," panggil Qiona memperkirakan jika Ivory yang datang. Menarik pintu agar segera terbuka.

"ASTAGA!"

Ponsel di tangan Wanda jatuh bersamaan dengan suara menggelegar milik Qiona.

Sungguh, Wanda terkejut setengah mati.

Seperti jumpscare jika dipikir-pikir, sesaat sebelumya ia menanti tanpa suara pada apa yang akan muncul di balik pintu. Muncul tebakan jika itu adalah Ivory, lalu Qiona tiba-tiba berteriak dengan suara keras.

"Lo habis kecemplung dimana, Vo?" tanya Qiona menatap menyelidik pada penampilan Ivory yang basah dari ujung kaki hingga ujung kepala.

Belum puas dengan satu pertanyaan, Qiona kembali berujar. "Pake baju siapa lagi itu?" Menunjuk pada baju berwarna hitam yang terlihat sedikit kebesaran terpasang di tubuh Ivory.

"Bentar aja nanyanya," sela Ivory. Berjalan masuk melewati Qiona. "Gue kedinginan, mau ganti baju dulu."

Wanda dan Qiona saling lempar pandang, menoleh kompak ke arah pintu kamar mandi yang baru saja ditutup.

KASTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang