43• Pamit?

4.7K 233 7
                                    


Tak ada yang namanya ikhlas untuk melepas kepergian seseorang.

***

Pukul 13.15 WIB.

Tepat dari setengah jam yang lalu, guyuran hujan deras tiba-tiba saja menerjang wilayah Bandung dan daerah di sekitarnya.

Termasuk tempat penginapan Greenie yang menjadi naungan anak-anak Armada selama mengikuti study tour.

"Sia-sia kita kerja dari pagi," ujar Qiona dengan wajah muram. Melihat ke tengah lapangan sana yang dipenuhi berbagai macam properti berat, salah satunya panggung yang sudah berhasil didirikan setelah melewati banyak rintangan sulit.

"Hujannya lagi punya dendam sama kita kali ya."

Lagi dan lagi Qiona mengeluarkan kata dari mulutnya. Meskipun itu hanya dumelan semata, pasalnya cuaca hari ini menurut prakiraan teknologi canggih semacam internet telah menunjukkan sebelumnya jika hujan memang akan mengguyur deras.

"Ini semua salah kalian!"

Pusat perhatian seketika tertuju ke tengah.

"Maksud lo apa ya?" Saad menyahut tak terima.

Jelas sekali tak ada yang bersalah di sini, tapi kenapa Fina malah berteriak menyalahkan.

"Emang bener kan," sinis Fina. Melipat kedua tangan di depan dada, "Coba aja lo semua dengerin apa yang kita bilang, pasti gak bakal gini kejadiannya."

"Daritadi kerjaan lo cuma merintah, jadi gak usah sok paling bener deh!" balas anak lain yang sama merasa tak terimanya.

"Santai aja dong," kata Roy mendorong laki-laki yang baru saja membalas ucapan Fina. "Sadar gender, lemes amat tuh mulut."

"Udah," kata Afreen lebih dulu melerai sebelum pertengkaran besar terjadi.

"Fina, gak ada yang bisa disalahin di sini. Cuacanya emang gak lagi mendukung aja," ujar Afreen kepada Fina.

"Cih, udah gak ikut bantu nyalahin orang lagi, belagu banget."

Qiona memberikan tatapan tak suka.

Fina menggerutu tertahan, wajahnya sudah memerah menandakan jika ia siap meledak saat ini. "Kan dari awal kita anak OSIS mau acara ini dilaksanainnya di aula, tapi lo semua ngotot sok tau segala hal."

Afreen menghela napas, melirik pada Agatha dengan memberi kode agar segera menarik Fina pergi sebelum semakin memicu keributan.

"Apasih, Gath?" kesal Fina ketika tangannya ditarik.

"Karena cuacanya gak mendukung, acara demo ekskulnya terpaksa kita tunda dulu." beritahu Afreen selaku ketua OSIS juga ketua penyelenggara.

"Yahhh," keluh Qiona. Wanda merangkul bahu Qiona, "Kita buat acara sendiri aja." usulnya terdengar.

Qiona mengernyit, "Gimana caranya?"

"Kita senang-senang sendiri aja, anggap pemanasan sebelum acara besar gitu."

"Boleh gak?" Saad yang ternyata mendengarkan rencana Wanda langsung menanyakan pendapat Afreen dahulu.

KASTARAWhere stories live. Discover now