6• A Promise

8.4K 323 1
                                    

Shut Up and Dance - Walk The Moon 🎶

***

Kini Kastara terlihat sedang berada di sebuah lapangan dengan mengenakan seragam Basket andalannya, ia mendribble bola berwarna merah tersebut dengan sangat lihai.

Matanya sangat fokus mengintai, memperhatikan tiap-tiap titik. Kemudian shoot! Ia melemparkan bola berwarna merah itu kepada pemain yang memakai baju yang sama dengannya juga.

"Good!"

Kastara hanya tersenyum tipis menanggapi pujian yang banjir mendatanginya. Lemparan bolanya memang bukan yang mencetak poin tetapi karena perhitungannya lah menyebabkan tim mereka berhasil mencetak poin. Membalikkan badan, melangkahkan kaki untuk mengambil posisi di tengah, kali ini dia yang akan mencetak poin.

Lalu secara tiba-tiba, muncul angin yang entah dari mana asalnya menyebabkan beberapa lembar daun yang tak terhitung jumlahnya berjatuhan dan langsung menghiasi lapangan yang semula bersih. Membuat fokus cowok berkalung silver itu teralihkan, matanya terpejam beberapa saat menikmati semilir angin yang saat ini tengah berhembus ringan, rasanya ia ingin tidur saja sekarang.

Tapi tidak boleh, karena saat ini ia sedang berada dalam pertandingan. Meskipun saat ini hanya latihan, tapi Kastara tak pernah menganggap Basket sebagai candaan. Dalam bentuk apapun itu. Sesuatu yang sudah diklaim sebagai kesukaannya tidak akan pernah ia jadikan candaan. Camkan itu!

Tatapan mata Kastara kembali terbuka, ia menoleh mengikuti gerak tubuhnya yang sedari tadi ingin menyerong ke arah kanan. Memang gila jika mendengarkan Kastara, coba pikir? Mana ada coba tubuh bergerak sendiri tanpa instruksi dari otak.

Tapi sebelumnya pernah denger gak, tentang 'kita hidup di dunia ini diciptakan secara berpasang-pasangan' jadi bisa disimpulkan jika raga yang saat ini berada dalam tubuh kita barulah 50% banyaknya, karena sisanya terdapat pada tubuh pasangan kita. So.., itu dapat diartikan lebih detail lagi, jika tubuh kita bisa bereaksi sendiri saat merasakan ada pasangannya di sekitar bukan?

Pandangan mata laki-laki ini tiba-tiba tak bergeming ketika terhenti pada salah satu objek berbentuk manusia yang terlihat sedang berdiri di tepi lapangan, ngapain dia disitu? pikir Kastara.

Padahal tentu saja jawabannya adalah ingin menonton mereka bermain. Ngapain lagi coba? Tapi Kastara ini merupakan tipe orang yang selalu memandang sesuatu dari berbagai sisi, kemudian ia menoleh kembali ke arah depan mengikuti arah pandang dari orang itu.

Kastara langsung saja mendecih sinis, sebagai respon terhadap apa yang baru saja disadarinya. Ternyata karena manusia itu.

Ia menatap Afreen tak bersahabat. Cowok itu kemudian menggeleng kecil, tak mau terlalu terpikirkan akan hal itu.

Beberapa menit telah terlewati, permainan basket yang berlangsung di lapangan ini berakhir setelah sebelumnya berlangsung dengan cukup sehat. Tak ada keributan, tumben? Tapi ya, kita harus bersyukur akan hal itu.

Kastara terlihat enggan untuk bergabung dalam selebrasi perayaan kemenangan timnya, ia lebih memilih melangkahkan kaki menuju ke tepi lapangan di mana terdapat sebuah bangku panjang berwarna putih, bangku panjang ini hanya berisikan oleh barang-barang milik Kastara.

Cowok itu sama sekali tak peduli dengan tatapan orang-orang yang sangat jelas mengarah padanya, mengambil handuk berwarna putih berukuran kecil yang memang telah disediakannya. Satu kesialan bagi Kastara, ia melupakan minum. Astaga!

KASTARAWhere stories live. Discover now