78• Kebersamaan yang terlewati

3.1K 122 1
                                    

Kastara Junandar Ganendra, tidak ada yang spesial dari namanya tapi setelah kalian mengenalnya. Maka kata spesial tidak bisa lagi dijadikan patokan dalam memberikan penilaian kepada lelaki bernisial K tersebut.

Ada sesuatu yang dimiliki Kastara. Ia mampu menarik siapapun menjadi teman dan lebih dari kata mampu juga untuk dirinya dapat membuat temannya sendiri menjadi musuh.

Kastara dengan pakaian formal berantakannya sungguh menunjukkan siapa itu berandalan yang sebenarnya.

Seringaian timbul tepat di atas bibir Kastara, ia mendengus seraya terus menatap Athan yang terlihat sangat marah ketika berdiri di depannya.

"Berengsek lo Kas!" maki Athan benar-benar berhasil dipancing emosinya hingga sepenuhnya.

Perkataan Kastara barusan yang menyinggung Ivory berhasil membuatnya murka. Kastara telah salah paham, ia datang di tengah pembicaraan dan pergi tanpa mau mendengarkan penjelasan.

"Gue nggak habis pikir sama lo sumpah!"

Kastara kemudian menyeringai lagi, tangannya bergerak menghapus darah yang mengalir di sudut bibir kanannya. Mendongakkan kepala menatap Athan yang baru saja memberikan pukulan keras tepat di wajahnya.

"Lo nggak usah munafik Than, nggak usah sok menggurui," balas Kastara terdengar sangat sarkas.

Athan masih terus menatap Kastara, "Gue berhak buat kasi tau lo! Karena lo temen gue Kas!"

"Berhenti ikut campur urusan gue!" desis Kastara kemudian.

"Bangsat!" sentak Athan semakin berkobar amarahnya

Haidar mulai kelihatan dari kejauhan, ia bergerak panik mendekati area di dekat kolam renang dimana Kastara dan Athan tengah berdiri penuh pertentangan. Haidar baru saja keluar dari rumah besar kediaman Danuarga. "Berhenti Athan, jangan bertindak terlalu jauh! Ini pesta Ivory!"

Saad pun berhasil sampai dengan cepat juga, ia menyusul Haidar guna membantu meredakan kemarahan kedua pihak yang sedang berapi. "Bener kata Haidar, Than. Jangan buat hancur pesta Ivory!"

Kastara tampak menyeringai lagi, "Dengerin tuh."

"Lo yang hancurin pesta Ivory!" sentak Athan hendak maju lagi namun cegatan tangan Haidar berhasil menghentikannya.

"Gue benci pengkhianat, dan lo yang pertama kali ngelakuin itu!"

Athan hendak menjelaskan namun suara Saad terdengar menyeru penuh nada tinggi.

"Lo berdua bisa berhenti dulu nggak sih, gue nggak ngerti apapun sumpah! Tiba-tiba aja tonjok-tonjokan!" omel Saad terlampau emosi karena sejak tadi ucapannya tidak ada yang dianggap.

Kastara dan Athan saling pandang dalam artian yang sangat mendalam.

Haidar yang sama merasa bingungnya seperti Saad hanya bisa berdiri di tengah-tengah kedua temannya.

***

Satu bulan sebelumnya.

Kastara berhasil menyelesaikan apa yang ditinggalkan Gama untuk ia selesaikan.

Menemukan keberadaan Trevor dan mempertemukan saudara sedarah dalam Danuarga. Dan merupakan sebuah kejutan besar juga untuk Kastara, ketika ia mengetahui Ivory lah sosok lain yang ingin ditemukan Gama.

Tetapi kini semuanya telah terselesaikan, setidaknya satu yang menjadi pikiran terbesar Kastara tidak lagi akan selalu membuntutinya.

Kastara duduk di ruang tamu rumahnya, menatap ponsel yang berada di tangan. Menunggu kedatangan seseorang yang memang ingin ditemuinya.

KASTARAWhere stories live. Discover now