54• Perubahan Kastara

4.1K 169 2
                                    

***

Ivory menghela napasnya pelan.

Rambutnya yang terurai panjang coba diikat dalam satu genggaman untuk menghilangkan gerah, kedua lengan kemeja putihnya telah ditarik hingga melewati siku.

Rasanya Ivory sudah menjadi seorang kepala keluarga saja.

Pekerjaan ini sudah dikerjakannya lebih dari seminggu, entah butuh berapa lama lagi pelatihan ini harus dijalankannya.

Paman Rajendra yang meminta Ivory melakukannya. Awalnya Ivory menolak, karena menurut perjanjian di awal, Ivory tak akan ambil pusing mengenai perusahaan hingga ia cukup umur.

Tapi kata Rajendra, ini hanya berlaku sementara. Mungkin seminggu atau lebih, karena dirinya ada urusan penting di luar negeri.

Oke. Ivory pun mengerti, terlalu darurat diperlakukan sampai-sampai Ivory tak bisa membuat pilihan yang akan menguntungkan dirinya.

"Astaga, capek banget!"

"Paman Rajen sampai kapan sih di Italy?"

Ivory telah berbaring di sofa panjang yang tersedia di dalam ruangan, kakinya diluruskan dengan kedua mata memejam, berusaha untuk rileks di tengah gempuran berkas yang menumpuk di atas meja.

Sial sekali!

"Kastara juga nyebelin!"

Sebenarnya ada yang lebih membebani pikiran Ivory, dibandingkan dengan urusan perusahaan yang dititipkan pamannya.

Kastara yang menghilang tanpa kabar.

Ivory sempat masuk ke sekolah, hanya untuk mengetahui kabar Kastara. Tapi ternyata, lelaki itu malah tak masuk sekolah sejak kejadian kecelakaan.

Sejak pulang dari kediaman Danuarga pada hari itu, Kastara pun menghilang tanpa jejak. Tak ada yang mengetahui keberadaannya, tak ada yang tahu juga mengenai apa yang sedang dikerjakannya.

"Katanya, gue gak boleh ngomel kalo dia bakal sering nelfon. Ini satu kabar aja gak ada, dasar cowok!"

Oh iya, Ivory juga sempat mengunjungi rumah sakit tempat Afreen dirawat.

Dan tahu apa yang dihadapinya, adalah kemarahan Wanis-mama kandung Kastara.

Ivory tak mengerti apa maksud ucapan Wanis mengatakan Kastara ingin membunuh Afreen. Tapi Ivory tak bisa menjelaskan apa-apa juga, karena hal tersebut masih berada di luar lingkarannya.

Ivory tak memiliki hak untuk menjelaskan.

Ketukan di pintu terdengar dari luar.

"Masuk."

Ivory jadi terduduk di atas sofa. Membiarkan penampilannya yang sedang kacau.

"Nona Muda, ada pertemuan rapat setelah makan siang."

"Astaga," Ivory sontak mengeluh sembari menyandarkan tubuhnya.

Itu asisten pribadi Rajendra yang melaporkan. Memang ia ditugaskan membantu Ivory, seorang perempuan muda berusia tak jauh dari Rajendra.

KASTARAWhere stories live. Discover now