99• Seorang tamu

2.2K 93 3
                                    

♡♡♡

"Qiona di mana Wan?"

Wanda yang tengah bersiap-siap di dalam kamar, tampak menolehkan wajah dari cermin menatap pada sang penanya yang baru saja muncul.

"Gue cari ke kamarnya gak ada," lanjutkan Ivory duduk di pinggir kasur.

"Keluar tadi Vo, bareng sama Saad."

Ivory memggumam mengerti padahal ia sedang membutuhkan Qiona, "Gue butuh saran dari dia."

Wanda melanjutkan memakai aksesoris di atas kepalanya.

"Saran apa emang?" sahutnya lagi dengan rasa penasaran yang mulai tumbuh.

"Gue punya dua pilihan baju, kira-kira mana yang cocok buat hari ini."

Wanda mendengarkan Ivory sembari ia yang terus mengikat-ikatkan karet kecil satu persatu pada rambutnya.

"Saran dari gue lo gak mau denger?"

Ivory menatap Wanda, tersenyum kecil dan kemudian beranjak bangun mengambil beberapa set pakaian yang telah dipilih sebelumnya.

"Boleh banget Wan, bantuin gue ya," tutur Ivory membuka kopernya. Mengeluarkan pakaian yang ingin dinilaikan, lantas menyusunnya rapi di atas tempat tidur.

"Hari ini terakhir kan, pemenang lomba akan diumumin bersamaan dengan penutupan."

Wanda bertutur seraya berdiri dan berjalan mendekati Ivory.

"Penutupannya malam kan?"

"Kayaknya iya deh, kan acara pentas nya sampai malam."

Maklum tidak ada Qiona yang mengetahui segala hal, jadi hanya ada mereka berdua yang saling berbagi informasi yang dianggap benar asal praduga semata keduanya.

Wanda mulai memilih-milihkan antara dua pakaian yang akan dipakai Ivory.

"Menurut gue sih ini lebih pas, kan kita bakalan main wahana air. Biar gak terlalu repot juga."

"Boleh deh, gue juga mikirnya gitu. Yang gak ngerepotin."

Wanda tersenyum mengangguk, "Pake nih."

Ivory mengambilnya, berjalan menuju toilet dan bergegas berganti pakaian untuk acara selanjutnya.

♡♡♡

"Qiona sini!"

Saad terdengar suaranya tengah berteriak memanggil nama Qiona, melambaikan tangan penuh antusias dari atas panggung tempatnya sedang berada.

"Ck, bantuin Saad!" kesal Qiona menatap Saad dari bawah.

"Bawa sini!"

"Kurang ajar lo ah!"

Kesal Qiona terus merutuki rekan setimnya sendiri, kakinya juga terus dilangkahkan sambil berusaha sekuat tenaga dalam menarik sebuah baliho yang berukuran panjang dan besar.

"Nih!" serahkan Qiona langsung lepas tangan.

"Bantuin Qio," pinta Saad kesusahan membentang

"Dih, lemah lo!" ejek Qiona seketika terpecahkan tawanya menatap Saad.

"Ah lo-"

"Aduh," desah Saad kemudian menjadi terpotong protesannya ketika kepalanya yang bagian belakang mendadak dipukul oleh seseorang.

Jelas bukan Qiona, karena perempuan itu berdiri di depannya.

"Loh!" kaget Qiona dan Saad secara bersamaan.

KASTARAWhere stories live. Discover now