44• One- Day

4.4K 161 0
                                    

First time reuploading a new chapter after 3 months.
Sorry to make anyone wait long enough.
Please enjoy!

RALL-

***

Canberra, Australia.

Perbedaan waktu yang tak terlalu jauh, membuat Ivory dapat lebih mudah menyesuaikan diri dengan waktu di negara asing tersebut.

Terhitung sejak kemarin, waktu sore di Indonesia Ivory berangkat menggunakan penerbangan malam.

Ivory lebih memilih untuk menggunakan penerbangan malam, dibandingkan penerbangan lainnya bukanlah tanpa alasan. Melainkan agar dia bisa beristirahat di sepanjang perjalanan dengan nyaman, tipe kenyamanan orang berbeda-beda.

Perjalanan ditempuh Ivory dari Indonesia-Australia kurang lebih selama 9 jam di atas udara, lalu tiga jam setelahnya ia telah berada di rumah sakit besar yang bertempat di ibu kota Australia atau lebih tepatnya lagi tempat papanya kini menjalani perawatan intensif.

Masih dengan koper berukuran sedang yang berada di tangan, Ivory melangkah lebar tak sabaran ingin segera menemui sang papa yang katanya tiba-tiba tak sadarkan diri-drop beberapa detik yang lalu.

Ivory melangkah tergesa-gesa mendekati meja resepsionis-pusat informasi di rumah sakit itu, ingin menanyakan perihal di ruangan mana papanya berada.

Belum sempat Ivory mengeluarkan hal yang ingin ditanyakan, orang-orang di meja resepsionis tersebut tiba-tiba saja berhamburan keluar dari areanya berada.

Ivory bertabrakan dengan orang-orang yang sama paniknya, mendadak saja dirinya menjadi linglung di tengah riuh panik tersebut, apa yang baru saja terjadi?

Sebelum semuanya membubarkan diri seperti sekarang, sempat terdengar pengumuman tapi Ivory tak terlalu mendengarkan.

Disusul suara alarm yang berulang berbunyi seperti tanda bahaya telah terjadi.

"Ivory!"

Ivory tak salah dengar bukan? Ada yang memanggil namanya.

Gadis itu berputar mencari siapa yang memanggil namanya di antara banyaknya orang saling berpencar melarikan diri.

"Vory!"

Ivory tersentak kaget kala bahunya di pukul seseorang dari arah belakang. Berbalik badan untuk melihat sosok yang mengenali dirinya di negara asing itu.

"Kak Mora?!" refleks Ivory menyebutkan nama saudara yang sudah lama tak dijumpainya.

"Sekarang kamu pergi, tinggalin rumah sakit ini."

Ivory mengernyit, ingin mengeluarkan pertanyaan yang sudah meleber ingin tumpah di dalam kepala. Namun terlambat, Mora sudah lebih dulu mendorongnya dengan dibantu oleh 2 laki-laki yang langsung menarik Ivory pergi tanpa membeli izin dari pemilik tubuh terlebih dulu.

"Apaan sih? Lepas gak!" berontak Ivory ingin melepaskan diri.

Menengok ke arah belakang di mana Mora masih berdiri memperhatikan dirinya dibawa pergi oleh dua orang asing tersebut.

"Kak Mora! Suruh mereka lepasin Ivory!"

Mora menggelengkan kepala, ia tak akan membiarkan Ivory berada dalam situasi yang berbahaya di saat papanya yang memiliki kekuasaan masih berada dalam keadaan belum siuman.

KASTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang