13• Takut

7.3K 288 0
                                    

Can You Hear Me - Munn🎵

***

Setelah pergi dengan terburu-buru dari kediaman keluarga Ganendra, kini Kastara dan Ivory berhenti di salah satu taman.

Tak ada pergerakan mau pembicaraan yang terjadi, hanya keheningan yang melanda. Ivory diam karena takut akan membuat suasana semakin canggung, sedangkan Kastara juga hanya diam dengan segala macam pemikiran di dalam kepala.

"Maaf."

Ivory sontak menoleh ke arah suara yang barusan meminta maaf tersebut. "Kenapa?" tanyanya tak paham kenapa Kastara malah meminta maaf.

"Gue udah diemin lo seharian tadi," sambung Kastara. Menatap tulus ke arah Ivory, yang ditatap sedikit terkejut. Tapi kemudian mengangguk, "Gak papa kok, gue tau lo lagi ada masalah."

Kastara tersenyum tipis, sangat tipis hingga Ivory sendiri tak menyadarinya.

Kemudian Kastara kembali menatap lurus ke depan.

Saat ini mereka memang berada di taman, tapi tidak ada yang berniat untuk turun. Jadi, tinggallah mereka di sini memperhatikan taman yang terlihat ramai oleh anak-anak dari dalam mobil.

"Kenapa tadi kita langsung pergi?" tanya Ivory memberanikan diri. "Tadi nyokap lo manggil, kenapa lo gak pamit dulu."

Kastara hanya terdiam, seolah tak mau menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Ivory. Kedua tangannya yang memegang stir mobil tampak menguat, kemudian kepalanya dijatuhkan dan ditumpukan ke atas stir mobil, seolah ia benar-benar tak mau mengingat kejadian tadi.

"Gue takut," ujar Kastara terdengar lirih.

Ivory memperbaiki posisinya agar tepat menghadap ke arah Kastara. Ini yang ia nantikan, bukan karena tuntutannya tapi karena keinginan Kastara sendiri untuk menceritakan masalahnya itu.

"Gue takut Vo," ujar Kastara. Memiringkan kepalanya yang bersandar di stir mobil, menghadap ke arah Ivory.

Matanya tampak redup, tak memancarkan tatapan tajam dan menakutkan seperti biasanya. Apakah ini sisi Kastara yang lain?

"Lo takut kenapa?" tanya Ivory.

Kastara menggelengkan kepalanya pelan seraya kembali menghadapkan wajahnya ke bawah. Ia tak mau memperlihatkan dirinya yang lemah ini di depan orang lain.

"Gue gak papa," ujar Kastara.

"Kastara," panggil Ivory karena Kastara kembali bersikap biasa-biasa saja. Ia merasa sesak sendiri, Ivory cukup tau bagaimana menyakitkannya saat kita berpura-pura kuat.

"Gue anter lo pulang," putus Kastara.

Ivory menghela napas. "Gue selalu siap kapanpun lo mau cerita," cetusnya kemudian kembali menghadap lurus ke depan.

Kastara sontak menatap Ivory.

"Ayo, mau pulang kan." Ivory memecahkan lamunan Kastara.

"I-iya, thanks ya udah bantuin gue tadi."

Ivory menatap sekilas ke arah Kastara. "Itu kan emang tugas gue."

KASTARANơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ