64• Rencana buruk

3.1K 126 0
                                    


•••••

"Orang-orang kok pada menghilang ya?" gumam Qiona menumpukkan dagu pada tangannya di atas meja.

Hari ketiga dalam seminggu, hari ini Ivory belum juga menunjukkan tanda-tanda kehadiran. Padahal izinnya sudah lewat dari tiga hari.

"Wanda," panggil Qiona menatap Wanda dari samping.

"Ivory ada masalah apa ya?" tanya Qiona bersedih memikirkan sahabatnya yang selalu absen atau izin tanpa ada keterangan yang jelas.

Alasan yang diberitahukan adalah keluarga, tapi selalu itu alasan yang berlaku pada setiap kesempatan Ivory menghilang.

"Gue juga nggak tau," balas Wanda sama bingungnya dalam menebak perilaku dan pemikiran Ivory.

"Gue ada berita," sambar Haidar tiba-tiba bergabung dalam meja Wanda dan Qiona.

Permainan video game bersama teman di sudut kelas telah diselesaikan membuat Haidar beralih pekerjaan lain yaitu menghampiri dua teman perempuannya.?

"Berita apa?" tanya Qiona masih terlihat lesu.

"Tentang Ivory," ucap Haidar mengharapkan reaksi yang luar biasa.

"Apa?!" gebrak Qiona pada meja yang sempat digunakannya merebahkan kepala.

Haidar tersenyum senang, memang selalu reaksi yang luar biasa akan didapatkan setiap kali menyampaikan informasi kepada Qiona.

"Nggak usah aneh-aneh," cetus Wanda menegur Haidar agar tidak berlebihan.

Qiona sedang sensitif akhir-akhir ini, ia merupakan sosok yang setia. Apalagi dalam berteman, jika seseorang dianggapnya penting maka seterusnya akan seperti itu.

Menghilangnya Kastara tanpa kabar cukup mengganggunya, dan ditambah Ivory yang kerap absen atau izin tanpa keterangan cukup jelas semakin mengganggu kesehariannya.

Qiona kebanyakan tidak fokus, dia bahkan sampai tidak memperdulikan eskrimnya sampai meleleh.

"Gue serius Wanda," ujar Haidar bersikap serius agar tidak dianggap memberikan informasi palsu.

"Hm," gumam Wanda menatap Haidar juga. "Yaudah apa?"

Qiona mengangguk setuju agar Haidar cepat memberitahukan.

"Ivory bukan dari keluarga biasa," terus terang Haidar memang berniat menceritakan pesta yang terjadi seminggu yang lalu. Namun menunggu saja waktu yang tepat termasuk perizinan Athan dan Saad.

Dan sebenarnya lagi, Haidar saat ini sedang menceritakan tanpa izin keduanya. Entah apakah keputusannya tepat atau tidak saat ini.

"Apa maksud lo?" tanya Wanda mengernyitkan dahi.

"Pekan lalu ada pesta penyambutan pewaris utama Danuarga, dan pewaris utama itu adalah Ivory," jelas Haidar menantikan reaksi.

Wanda menghela napas, "Gue nggak terkejut," katanya tak begitu merespon heboh.

"Ivory sejak awal pertemuan memang bukan seseorang yang biasa-biasa aja," tambah Wanda menceritakan sudut pandangnya juga.

"Ivory itu paket komplit yang dipengenin perempuan deh, cantik, pintar dan kaya."

"Semuanya dimiliki Ivory," imbuh Qiona mengingat kenangan singkat bersama Ivory.

"Lo berdua nggak kaget?" heran Haidar.

Qiona dan Wanda kompak menggelengkan kepala, "Semua tentang Ivory selalu mengejutkan, jadi udah nggak kaget lagi."

"Berita yang lebih bagus lagi dong Haidar," keluh Qiona merasa kecewa sedikit. "Misalnya alamat rumah Ivory deh, mau gue samperin."

KASTARAWhere stories live. Discover now