22• Syarat Kastara

6.1K 272 5
                                    

"Jangan pernah menyadari jika kamu menyukai seseorang, karena saat kamu mulai menyadarinya, disitulah kata berperilaku normal tidak diketahui caranya"

_AY_

***

Perjalanan dari rumah sakit ke rumah Ivory yang harusnya menempuh waktu normal yaitu 20 menit, jadi terkurang menjadi sepuluh menit saja. Kastara dapat menempuh waktu singkat itu karena mengemudikan mobilnya di atas kecepatan rata-rata.

Tiap detik mobil itu bergerak, tiap detik juga  perasaan Kastara semakin tumbuh, ingin segera sampai dan bertemu Ivory. Terus menambah kecepatan di luar kesadarannya sendiri.

Perasaan yang membuncah di dalam dada Kastara, ia merasakannya ketika darahnya terus berdesir seiring memikirkan Ivory. Lelaki memang lemah terhadap perempuan, dapat terbodohi oleh cinta, tapi tak mengapa asal tempat berlabuh hati tersebut merupakan tempat yang tepat.

Karena pada dasarnya, perempuan memang senang dicintai.

Tabiat lelaki memang begitu, selalu penasaran dengan suatu hal, dan saat terjebak. Boom! Dia sendiri tak mampu mengendalikannya.

Kastara merasakannya sekarang, mengingat dulu ia ikut mengolok-olok Haidar yang sangat menggilai Qiona, Kastara jadi merasa bahwa ia telah termakan karma.

Pukul 11.25 malam, beberapa menit lagi waktu tengah malam akan tiba. Kastara telah tiba di tujuannya, tapi ia belum begerak dan masih duduk di dalam mobil. Memegang stir dengan kedua tangan yang mengerat.

Kastara menggigit bibir bawahnya meredakan rasa gugup yang terus melanda. Menyesali kenapa dia baru sadar sekarang, setelah semua kebersamaan yang dia lalui bersama Ivory.

Kastara telah jatuh dalam pesona gadis penyuka hiasan kepala berwarna ungu itu. Ia tak akan menampik hal itu seperti sebelumnya.

Memberanikan diri, Kastara pun turun dari mobil berjalan beberapa langkah ke depan, berdiri tepat di depan gerbang yang menjulang tinggi ke atas.

Jika ada Athan, Saad dan Haidar di sini maka dapat dipastikan mereka akan tertawa terpingkal-pingkal, hingga perut mereka sakit karena melihat Kastara yang terlihat gugup.

Sang Singa Armada yang ditakuti oleh semua orang, kini berdiri di tengah gelapnya malam dan tak berani masuk ke dalam sana.

"KASTARA?"

Kastara refleks menoleh ke arah atas, ke arah balkon tempat kamar Ivory berada.

Dia belum tidur? pikir Kastara melihat Ivory berdiri di balkon menatapnya juga.

"Tunggu!" teriak Ivory, segera bergegas untuk turun ke bawah.

Kastara tak banyak gerakan, diam menunggu Ivory yang sepertinya akan turun membukakannya pintu juga gerbang tinggi dihadapannya sekarang ini.

Kastara terus menatap lurus, melihat Ivory dari balik celah yang terlihat berjalan sambil berlari-lari kecil, menapakkan kakinya yang terbalut sandal di atas pekarangan luas rumahnya sendiri.

Tak butuh satu menit Ivory telah tiba di dekat gerbang, membuka gerbang itu hingga setengah. Tak ada yang menjaga di luar sini, satpam yang biasanya bertugas sedang pulang kampung, ada kerabatnya yang akan menikah.

KASTARAWhere stories live. Discover now