57. Cecil Vs Robin (A)

Start from the beginning
                                    

Jawaban Leon itu semakin membuat Sebastian tergelak. Namun dia belum ingin berhenti sampai di sini, "Jika kau ngantuk apa kau mau?"

Leon memiringkan kepalanya sejenak. Tampak berpikir lalu....

"Tak masalah. Tidur saja."

Kali ini tawa Sebastian semakin mengguncang mengalahkan pertarungan yang ada di stadiun itu. "Tapi Leon, itu bukanlah tidur biasa. Melainkan harus saling...."

"Memangnya tidur ada macam bentuknya? Dasar bodoh." Balas Leon sebelum Sebastian melanjutkan kalimatnya..

Sebastian kembali tergelak. Sementara lelaki yang sedari tadi duduk di sisi kanan Leon hanya melirik keduanya sembari menggelengkan kepala. Maxwell enggan berkomentar. Temannya yang satu terlalu lugu dan yang satunya lagi terlalu bejad.

Dan pertandingan dengan nomer urut tujuh itu berhasil dimenangkan pihak perempuan.

Lima belas menit meski Boby tidak tumbang, akan tetapi lawannya Helena sama sekali tidak merasakan dampak apapun dari serangan apinya.

***

Dan satu persatu peserta berikutnya telah bertanding. Stadiun yang tadinya terlihat masih mengkilap dan baru,  kini beberapa bagiannya telah retak akibat adu duel yang tidak kalah menegangkan dari sebelumnya.

Mereka benar - benar antusias dan mengeksplore seluruh kekuatan serta tenaga mereka demi menjadi pemenang dan meraih poin.

Salah satu master mengangkat sebelah tangannya membuat gerakan seperti mengusap pada bagian bangunan yang retak. Alhasil secara ajaib, bangunan yang retak tadi kembali menyatu seperti baru saja dipugar.

Benar - benar menakjubkan. Jika begini tidak perlu kuli untuk membuat bangunan. Cukup jasa dari master itu saja yang bisa memugar apapun seperti baru lagi.

Pikir Sherly menatap takjub akan hal yang dilakukan salah satu master. Dan kali ini giliran peserta nomer urut dua belas yang maju dalam arena tanding. Itu berarti sebentar lagi gilirannya untuk menghadapi Robin Guzalt.

"Cecil, apa kau tidak gugup?" Tanya Sabin. Dia cemas bahwa sebentar lagi adalah pertarungan salah satu sahabatnya melawan siswa yang dijuluki preman gila.

Dia takut kalau Cecil kenapa - napa.

Sherly menoleh, "Tidak. Hahaha. Aku sudah bilang kalau aku punya cara." Dia mendekat dan berbisik, "Sebenarnya pertandingan ini gampang sekali untukku."

Haaa.... Gampang?

Gampang kepalamu.

Beberapa siswa yang sempat mendengar bisikan Sherly seketika berkomentar dalam hati.

Sungguh konyol sekali anak baru ini menganggap pertarungan the Duel adalah sesuatu yang mudah. Padahal lawan perempuan itu kekuatannya sangat jauh dibandingkan dengan  dirinya.

Dia kan hanya anak biasa. Keterampilan bertarung pun kemungkinan tidak ada. Aduh, sok - sok'an bilang mudah.

"Apa maksud mu Cecil?" Tanya Sabin. Sama seperti para siswa - siswi di sebelahnya, dia juga sungguh tak habis pikir bahwa Cecil mengatakan ujian ini mudah untuknya.

Jika yang mengatakan itu Leon Cs, dia masih bisa percaya. Tapi Cecil.....

Kening Sabin mengernyit. Dia benar - benar sanksi.

Sherly menyeringai, "Ya, mudah. Aku hanya tinggal mengalah saja."

"Gampangkan." Jawab Sherly tanpa beban.

Para siswa yang mendengar itu sontak menatap Sherly. Pandangan mereka seakan mengisyaratkan tak percaya, mengejek, sudah menduga dan berbagai hal lainnya.

Black MilitaryWhere stories live. Discover now