48 - Menceritakan yang sebenarnya

17.5K 3K 2.3K
                                    

Halo, selamat siang! Semoga senang karena Rayan up, ya! Rayan siap menemani puasa kalian ☺️💗 Tetap semangat puasanya, bestie!

Terimakasih sudah menembuskan target 😗 bahkan lebih dari target yang aku minta 😂🙏🏻 makasih 🤱 Tembusin lagi ya chapter ini, supaya cepat-cepat kelar ni cerita. Oke, selamat membaca 😗👄

Mau minta bawang?

RAYAN : Vote dulu, yu! 😌🧚‍♀️

🌻🌻🌻

"Fira juga kangen sama Mas." Fira membalas memeluk tubuh suaminya.

"Nak......" Lirih Bella.

Ketika Rayan tersadar bahwa dirinya tengah membawa Bella, ia langsung melepaskan pelukan erat keduanya. Fira tersenyum, ia melangkah maju untuk memeluk sang bunda.

"Fira kangen bunda." Fira memeluk tubuh bundanya. Jika dari tadi ia masih bisa menahan rasa sedihnya, sekarang sudah tidak bisa lagi saat ia tengah berpelukan dengan Bella.

"Bunda juga kangen sama Fira. Anak bunda baik-baik kan di sini?" tanya Bella, mencoba menghapus buliran bening yang mengalir di pipi putrinya.

"Fira baik-baik aja, Bunda. Tapi tidak dengan hati Fira," jawab Fira sebisa mungkin menahan sedihnya.

"Loh? Maksud kamu? Tenang nak, Azizah janji kalau dia akan membebaskan kamu, kok. Dia saksi mata, dan dia katanya juga percaya kok, kalau pelakunya bukan anak Bunda."

Mendengar penuturan Bella, Fira menoleh ke arah Rayan. Kedua alis Rayan saling bertautan. Apa katanya? Azizah akan meringankan tuduhan terhadap Fira? Apa iya.

"Kapan Azizah bilang gitu, Bun?" tanya Rayan, mulai penasaran.

"Saat Fani di larikan ke rumah sakit, Azizah nemenin Bunda, dan dia bilang, kalau dia akan bicara pada Polisi, bahwa tersangkanya bukan Fira."

"Wanita bermuka dua!" Entah angin dari mana, Fira berkata dengan tatapan tajam tertuju pada dinding di belakang Bella. Kedua tangannya mengepal kuat, air matanya juga semakin deras mengalir.

"Kenapa nak?" tanya Bella, khawatir.

"Bund, nanti Rayan jelaskan. Yang terpenting sekarang, sebisa mungkin kita jangan bahas Azizah dulu, ya. Buat dia tenang dulu," ucap Rayan kepada Bella.

Bella mengangguk.

"Tata Pila! Tata Pila kok ninep di ini? Tata Pila ga di lumah om Ayan?" tanya Aisyah, membuat Fira mengalihkan pandangannya ke arah samping.

"Assalamualaikum, Dede manis." Fira menghapus sisa air matanya, tersenyum manis di balik cadarnya.

"Wa'alaikumussalam. Ning baik-baik saja, kan?" tanya Aluna pelan-pelan.

"Alhamdulillah, saya gapapa kok mbak. Terimakasih, ya, sudah mau ke sini menemui saya," ucap Fira tak enak hati. Detik itu juga, Fira sudah melupakan tentang Azizah, karena melihat Dede mungil yang ada di gendongan Aluna.

"Sini sayang, gendong." Fira meraih tubuh Aisyah, detik itupun Aisyah menggeleng kuat.

"Isyah nda mau di endong. Kacian dede-dede isyah." Aisyah mengelus perut buncit Fira, seakan mengerti jika dirinya di gendong oleh Fira, Dede bayi yang ada di dalam perut Fira pasti keberatan karena tubuh Aisyah.

Fira terkekeh, kemudian menepuk kursi yang ada di sampingnya mempersilakan Aisyah untuk duduk.

"Kok mbak Aluna sama Mas Rangga bisa tau kalau Fira di sini?" tanya Fira sekedar basa-basi.

GUS RAYAN  [ • END • ]Where stories live. Discover now