01 - Pulangnya Rayan

43.3K 4.7K 132
                                    

Ramaikan komentar di setiap baris kalau bisa, ya! Wkwk 📸

Tandai typo ✍️

Tinggalkan jejak berupa vote dan comment ya bestie 🌟

Instagram : n0vyt_xzy

~ Happy Reading ~

Saat Windi --- Ummi Rayan tengah memasak, ia di kejutkan dengan pelukan erat dari belakang. Melirik ke bawah, untuk memastikan siapa yang membuatnya terkejut.

"Agam..... Kenapa Nak? Lepas dulu, Ummi mau masak," ucap Windi, kemudian mengelus-elus tangan anaknya.

"Tapi aku masih kangen sama Ummi....."

Degg

Suara itu? Sepertinya tidak asing. Ia melepaskan dengan kasar, kemudian menatap lekat wajah laki-laki yang ada di hadapannya sekarang. Netra indah mereka saling bertemu.

"Assalamualaikum, Umminya Rayan." Senyum kebahagiaan terbit, ia melihat jelas putra kesayangannya kini berada di hadapannya. Gigi gingsul yang Rayan tunjukkan, mampu membuat Windi semakin rindu dengan senyuman itu.

"W-wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. Ray? Anak Ummi?"

Rayan mengangguk sembari merentangkan tangannya siap-siap menerima pelukan yang sangat ia rindukan.

"Maa syaa Allah, anak Ummi....." Windi langsung menghamburkan tubuhnya ke dalam pelukan itu. Rasanya.... Nyaman sekali.

"Kapan kamu pulang, Nak? Ummi kok tidak tau?" Windi bertanya dengan masih memeluk tubuh putranya.

"Rayan pulang tadi malam, Ummi. Sengaja, tadi Rayan tidak langsung datang menemui Ummi, karena Rayan agak bangun terlambat. Tapi Alhamdulillah, masih tidak telat untuk shalat subuh."

"Alhamdulillah, terus Abah sudah tau, Nak?"

Rayan mengangguk. "Tadi Rayan sudah berbicara sama Abah di Masjid. Oh iya, Ummi, Agam ke mana? Rayan mau ketemu dia."

"Agam kayaknya lagi ada urusan sama Ilham, deh. Mungkin mereka belum dateng?"

"Oh gitu. Nanti kalau Agam datang, tolong kabari Rayan, yah. Rayan mau muraja'ah dulu di Masjid."

"Oke, Nak. Bunda nanti kabari kamu."

Sebelum benar-benar pergi, Rayan terlebih dahulu mengecup pipi kanan dan pipi kiri Umminya. Tak lupa, Rayan berulang kali mengecup punggung tangan dan telapak tangan Umminya.

"Rayan sayang sekali sama Ummi," ucap Rayan.

"Ummi juga sangat sayang sekali sama putra Ummi." Windi mengelus-elus puncak rambut putranya.

🌻🌻🌻

"Rasanya kenapa berbeda sekali, ya, Sain?" Kini Rayan dan Husain sedang berjalan-jalan di area kawasan Santri. Karena Rayan yang meminta sendiri untuk Husain menemaninya.

"Karena saya sudah lama di sini, saya tidak merasakan perbedaan, Gus." Rayan dan Husain tertawa kecil bersamaan.

"Oh, iya, Gus. Sebentar lagi saya akan pulang, dan kemungkinan akan jarang ke sini lagi."

Kedua alis Rayan saling bertautan. "Loh, kamu mau ke mana, Sain? Kamu tidak betah di sini?"

Husain menggeleng sembari melemparkan sebuah senyuman kepada Rayan. "Bukan itu, Gus. Tapi saya mau nikah."

GUS RAYAN  [ • END • ]Where stories live. Discover now