18 - Dena berulah

24.5K 3.5K 1.1K
                                    

Halo, selamat sore! Bacanya waktu apa? Sore, siang, pagi, atau malem? Karena up di sore hari, aku sapa dengan...... SELAMAT SOREE CANTIK-CANTIK 💗

Alhamdulillah, sejauh ini aku bikin cerita, ada juga yang suka :) terimakasih semuanya. Jujur, pas liat cerita tentang GUS di cerita lain, aku sempet minder, takut bgt kalau sampai ada yang ga suka, dan ternyata oh ternyata, banyak yang suka! Alhamdulillah yaa!

Yu, bisa yu, ramaikan komentar di setiap baris.

🦋🦋🦋

Setelah kepergian Rayan, Fira menggulang-gulingkan tubuhnya di atas kasur. Tidak tau, apa yang harus ia lakukan 2 jam ke depan.

Tok tok tok

Fira melototkan matanya, melepas ponselnya yang sedari tadi ia genggam. Fira berjaga-jaga, takut-takut ada orang yang ingin macam-macam.

"Siapa ya? Agam, atau Rayan? Kalau bukan mereka, takutnya orang jahat?" Fira mencoba untuk diam, tidak bangkit dari duduknya.

Tok tok tok

"Assalamualaikum, Ning!" panggilan Azizah agak sedikit keras, mampu membuat Fira sedikit lega.

"Huh! Bukan orang jahat!" Sebelum Fira keluar, ia memakai hijabnya.

"Waalaikumussalam, Zizah. Ada apa?" tanya Fira setelah selesai membukakan pintu kamar.

"Kita ke asrama, yu!"

"Ayo! Kebetulan, saya juga lagi gabut sendirian di kamar."

Zizah memang sudah di beri tahukan oleh Husain, jika Fira ada di Ndalem.

"Fir," panggilan Rayan membuat langkah kedua gadis itu terhenti.

Fira menoleh, lalu bertanya, "Kenapa, Gam?"

"Mau ke mana?"

"Ini, Gus. Saya mau ajak Ning Fira ke asrama." Zizah menjawab.

"Saya gak tanya kamu, ya, Zizah!"

Entah angin apa, tiba-tiba Zizah terkaget dengan ucapan penekanan dari Agam. Tidak seperti biasanya, laki-laki itu bisa berkata penuh penekanan seperti itu.

"Loh? Kok gitu sih? Zizah kan cuma bantu jawab, Gam." Fira berkata seperti itu karena ia juga tidak suka akan nada pembicaraan adik iparnya.

"Seharusnya dia tau sopan santun! Siapa yang di ajak berbicara, kenapa dia yang jawab!"

Zizah menunduk takut, "Saya minta maaf, Gus."

"Sudah, sudah." Fira mengusap pelan bahu Zizah, "aku mau ke asrama bentar," ucapnya pada Agam.

Setelah mengatakan itu, Fira dan Zizah memilih untuk pergi meninggalkan Agam yang masih terdiam di tempat.

Perlahan, kedua tangan Agam terkepal keras. Lagi-lagi Zizah yang membuat ini semuanya terjadi.

"Zizah kurang ajar! Gue benci sama yang namanya Zizah!" Agam sedikit berteriak.

GUS RAYAN  [ • END • ]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon