26 - N-nikah?

24.2K 3.1K 1.8K
                                    

Potonya Rayan 👆

Tandai typo ya bestie ✍️

FYI : So, kemarin ada yang bilang, katanya kok nama Fira dan Fina agak mirip? Juga, sahabat Fira juga namanya agak mirip. Maaf ya guys, kalau hal itu buat kalian gak nyaman. Karena Fani di sini sudah ga asing lagi, makanya aku ga bisa ubah 🙏🏻 aku bikin cerita ini awalnya iseng-iseng doang, nama karakter juga aku sembarangin. Ya jadilah seperti ini, agak ada kemiripan. Karena Fina juga agak gak pernah masuk ke dalam cerita, aku mau mengubahnya dengan Aluna, ya! Semoga kalian mengerti. Terimakasih ◠‿◕

[ Awas! Part panjang! Jangan bosan ya beb ]

Sesuai janji kemaren sih🤣 kalau double up takut cepet ending, kan mending part panjang aja yak? Lagian juga pada setuju kalau part panjang.

🕊️

"Ini udah, mie goreng udah, sama madu juga udah. Yaudah, langsung bayar aja dah." Fira kemudian mengangkat semua belanjaannya, membawanya ke kasir.

Banyak macam-macam yang Fira beli di toko serba ada dekat rumah. Karena bahan-bahan dapur juga sudah habis, Fira tidak lupa menyetok cemilan, mie instan, minuman-minuman kaleng dan lain sebagainya.

Saat hendak keluar setelah selesai belanja, ponsel Fira berdering singkat, menandakan ada notif.

"Karena taxi juga belum kunjung datang, buka notif tadi aja dah."

Fira meletakkan belanjaan yang cukup banyak itu, di depan toko. Mengambil handphone yang ada di tas.

"Gaga pulang? Kok bisa?" Fira terus mengamati percakapan teman-temannya.

Karena tak begitu penasaran, Fira memilih untuk mengembalikan handphone ke tas, mengangkat belanjaannya lagi, karena taxi yang sudah ia pesan, datang.

Sesampainya di rumah, Fira mengetuk pintu rumah cepat-cepat.

"Assalamualaikum, Mas! Fira pulang," ucap Fira seraya mengetuk pintu berkali-kali.

"Waalaikumussalam. Ulala, banyak kah sayang?" Rayan kemudian membantu Fira mengangkat belanjaan.

"Banyak dong," balas Fira.

"Tuh, kan. Kenapa tadi pas Mas mau anterin kamu nolak? Jadi ribet sendiri kan?"

Fira meletakkan tas di meja, meneguk air mineral yang kemungkinan bekas Rayan.

"Udah, cuma belanjaan segitu gak bikin aku kelelahan. Justru, aku mau ringanin kamu, Mas. Kamu kan udah cape dari kemarin, ngurus pesantren, di tambah ngajar terus, gaada istirahatnya."

"Istri terbaik. Sini cium." Rayan mendekatkan kursinya pada kursi Fira, memonyongkan bibirnya, siap-siap mencium pipi gembul Fira.

Muach

Saat membuka mata, ternyata Rayan mencium telapak tangan Fira? Ah, menyebalkan bukan?

"Sayang.... Ga mau di cium suami?" tanya Rayan dengan sedikit mengerucutkan bibirnya kesal.

Fira terkekeh, "Bukan Fira gak mau, Mas. Tapi Fira bau matahari, habis dari luar."

GUS RAYAN  [ • END • ]Where stories live. Discover now