05 - Pernikahan

35K 4.3K 91
                                    

~ Happy Reading ~

Mempercepat waktu........

Inilah hari dimana hari yang telah di tunggu-tunggu oleh dua keluarga, yaitu keluarga Shafira dan keluarga Rayan.

Acara akad nikah, di langsungkan di masjid Al Aqsha, masjid terbesar di kota Jakarta.

Rayan duduk tepat di hadapan Keanu. Sebelum berjabat tangan, Keanu menghela nafas sejenak, lalu menatap lekat wajah Rayan.

"Sebelumnya, apa saya boleh bertanya?" tanya Keanu.

"Silakan."

"Apa kamu cukup dengan adanya Fira?"

Rayan tersenyum tipis, ia tau tujuan Keanu bertanya seperti itu. Mungkin Keanu takut, jika ada poligami di dalam rumah tangga adiknya nanti.

"Insya Allah, saya sudah cukup dengan adanya Shafira di dalam hidup saya."

"Saya berharap, kamu tidak akan membuat dia bersedih, dan menangis."

"Saya tidak bisa berjanji untuk tidak bisa membuat Shafira menangis. Tetapi saya akan berusaha membuat Shafira bahagia."

"Baiklah. Jika suatu saat nanti ucapanmu ada yang kamu ingkari, jangan salahkan saya, jika saya akan mengambil Shafira lagi dari kamu."

Rayan mengangguk dengan sungguh-sungguh.

"Bismillahirrahmanirrahim."

Keanu dan Rayan berjabat tangan.

"Saya nikahkan engkau, Rayan Hazza Atharazzka, bin Ahmad Aziz, dengan adik saya, Qiana Shafira Azzahra, binti almarhum Arfan Habib. Dengan mas kawin seperangkat alat shalat, beserta uang senilai 500 juta, dibayar T U N A I."

"Saya terima nikahnya, Qiana Shafira Azzahra, binti almarhum Arfan Habib. Dengan mas kawin tersebut, dibayar TUNAI."

"BAGAIMANA PARA SAKSI? SAH?"

"SAH!"

Detik itupun Rayan maupun Shafira bernafas lega. Tidak terasa, Fira meneteskan air matanya, dan menundukkan kepalanya. Tak ingin, ada satu orang tau, bahwa Shafira sekarang tengah menangis.

Jika Habib berada di sini, mungkin hari ini adalah hari kebahagiaan laki-laki itu. Sayangnya, setelah acara lamaran, Habib sudah berpulang, dan hal itu membuat Shafira kembali ingat dengan Ayahnya.

"Ayah...... Shafira sudah menjadi seorang istri," lirih Fira.

"Sayang....." Panggil Bella, seraya mengelus lembut pundak putrinya.

Fira menghapus sisa air matanya, lalu menatap lekat wajah bundanya. Tidak melupakan, Fira tersenyum manis.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Bella khawatir.

"Gapapa, bunda."

"Yakin, kamu tidak apa-apa? Itu ada sisa air matanya loh."

"Gapapa, bunda. Ini cuma kelilipan tadi."

"Sayang, bunda minta maaf, kalau kamu terpaksa. Percaya nak. Bunda dan ayah melakukan ini semua, demi kebaikan kamu."

"Bunda...... Fira mengerti kok. Udah, ya! Fira gapapa."

GUS RAYAN  [ • END • ]Where stories live. Discover now