27. Melalui rintangan

Start from the beginning
                                    

Itu bukan anak ini kan? Itu orang lain kan? Penglihatannya mungkin sudah mulai rabun dan memorinya mungkin sudah mulai lemah dimakan usia.

Dan untuk pertama kali dalam hidupnya, dia meragukan sesuatu.

"Heh Zavier, apa selain kau di sini juga ada pria lain yang wajahnya tertutup perban sepertimu?" Tanya Sherly langsung. Manik kelamnya menyimpit memperhatikan reaksi Zavier.

Netra abu - abu Zavier bergulir ke atas. Telunjuknya mengetuk - ngetuk dagu berpikir lalu sedetik kemudian dia menggeleng, "Maaf Cecil, aku tidak tahu. Di akademi ini banyak sekarang orang dan aku tidak hafal satu persatu dari mereka." Jawabnya.

Sherly diam sejenak. Manik kelamnya masih menyorot tajam, menyelami gestur wajah serta cara bicara pria di depannya. Tetapi kemudian lagi - lagi dirinya tidak menemukan kebohongan dari pria itu. Dia pada akhirnya menghela nafas menyerah, "Baiklah, ayo pergi! Jangan sampai kita terlambat." Serunya lalu segera berlari memasuki rerimbunan hutan menuju bukit.

***

Rintangan pertama ialah melewati semak belukar serta ranting - ranting pohon yang penuh duri. Jika tidak hati - hati, semua itu pasti dapat merobek kulit. Sherly tak menyangka bahwa jalanan berliku ini harus dilewati sebelum fajar datang. Apalagi dengan kondisi yang masih gelap sudah pasti orang biasa akan kesusahn untuk melewatinya.

Seorang pemuda berbadan besar terlihat memejamkan mata sejenak lalu ketika matanya terbuka, bola matanya sontak memancarkan warna terang seperti sorot lampu yang menyinari jalanan itu. Anak - anak yang berjalan di belakangnya sontak mengikuti dan dengan mudah mereka bisa melewati ranting - ranting pohon serta duri - duri tajam memeuhi jalanan, seolah semak - semak itu memang disengaja untuk diletakkan di sana.

'Hah? Apakah mereka berniat mencelakai orang?' Batin Sherly. Jika dirinya tadi tidak melihat dengan jelas seperti apa penampakan jalanan itu lantaran terkena cahaya dari si pria dengan mata ajaib, dirinya tentu saja tidak menyangka bahwa kondidi jalanan itu sungguh mengerikan.

Banyak sekali semak belukar serta ranting dengan duri - duri tajamnya menjalar di sana.

Dia lalu melihat beberapa anak mengangkat tangan mereka kemudian dengan ajaib, semak - semak belukar itu tersingkirkan ke pinggir jalan seolah sengaja untuk memberi mereka jalan hingga dengan mudah mereka bisa melewatinya. Dan ketika ada dua anak yang hendak berlari mengikuti mereka, dengan kejamnya siswa - siswi tadi kembali menggerakkan tangan mereka untuk membuat semak - semak itu kembali ke tengah. Menghadang seperti semula.

Salah satu anak yang hendak lewat tadi bahkan tertusuk ranting pohon, "Aww! Dasar pelit." Umpatnya. Dia lalu mengangkat tangannya dan dengan ajaib sebuah api muncul di dalam telapak tangannya lalu ia semburkan untuk membakar semak - semak tersebut. Dia beserta rekan - rekannya yang lain dengan mudah melewati. Namun saat Sherly hendak mengikuti, semak - semak yang terbakar tadi secara mengejutkan kembali tumbuh. Seolah ada energi mistis yang membuat semak - semak itu meski dipotong - potong, bahkan dibakar sekalipun dalam beberapa detik akan kembali tumbuh seperti semula.

Sherly menelan ludah, "Wah ini benar - benar sulit." Bisiknya. Dia kemudian menoleh dan melihat banyak anak menggunakan kekuatan supranatural mereka.

Ada yang dengan ajaib mengeluarkan sayapnya dari punggung untuk kemudian terbang, ada juga yang menciptakan barier pelindung berbentuk lingkaran agar bisa melewati semak - semak itu tanpa harus khawatir kulit mereka tertusuk duri. Ada yang dengan ajaib mengubah diri mereka menjadi burung yang bisa terbang melintasi langit, ada juga yang berubah menjadi serangga kecil menerjang - nerjang duri. Dan masih banyak kekuatab supranatural yang mereka gunakan demi melewati jalananan itu. Namun ada juga anak - anak yang tidak menggunakan kekuatan mereka dan memilih menggunakan cara biasa. Seperti Trinity beserta teman - temannya.

Black MilitaryWhere stories live. Discover now