IMAGINATION || 37

99 3 0
                                    

Jangan lupa vote^

Komen banyak-banyak ya:)

Happy Reading❤

°
°
°
°
°
***

37. Fakta Tentang Bunda

Mobil yang dikemudikan oleh Sean baru saja keluar dari ruas jalan tol Jakarta - Serpong. Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih satu jam, akhirnya Sean menghentikan mobilnya di sebuah kompleks perumahan elit yang berlokasi di kota Tangerang Selatan.

“Udah sampe?” tanya Eca lirih, suaranya baru terdengar kembali setelah hanya diam dan melamun disepanjang perjalanan.

“Iya,” jawab Sean, “rumah yang ada di seberang kita adalah tempat nyokap lo tinggal sekarang.” tunjuknya pada sebuah rumah mewah berwarna beige.

Dari dalam mobil, Eca mengedarkan pandangannya ke segala arah, menatap setiap sudut rumah dengan harapan bahwa matanya menangkap sosok yang selama ini ia cari dan rindukan.

“Gimana ceritanya lo bisa nemuin bunda, Kak?”

Sean menghela napas panjang, kemudian mulai memberitahu semua informasi yang ia dapat dari ayahnya beberapa jam lalu.

“Seperti yang lo tau, kalo ayah bakal berusaha buat cari keberadaan bunda lo. Dan siapa sangka, ternyata bunda lo adalah istri dari kolega ayah yang ada di London.”

Eca melirik ke arah Sean dalam sekali hentakan, matanya mulai memanas seiring kalimat yang ia dengar. “Bunda lo nikah lagi, Ca,” jelas Sean.

Runtuh sudah pertahanan yang Eca bangun. Hatinya merasa tercabik-cabik sekarang. Kenyataan ini jauh menyakitkan dibanding kepergian Radin. Sedih, kecewa, marah, semua bersatu menjadi emosi yang dinamakan benci. Eca tidak pernah menyangka jika hal ini akan terjadi. Selama beberapa tahun ia dan Naufan menjalani hidup dan berharap kalau Marissa akan pulang. Tapi sepertinya harapan itu hanya angan-angan semata. Jangankan kembali, mungkin Marissa sudah tidak mengingat mereka lagi.

Eca menumpahkan semua air matanya, di hadapan Sean, gadis itu menangis begitu deras, tidak peduli bagaimana bentuknya, yang ia butuhkan saat ini hanyalah sebuah pundak, dan Sean ada untuk itu.

“Lo bohong, kan? Bunda gue gak mungkin nikah lagi,” elak Eca tak terima.

“Maaf karena bikin lo sedih, tapi ini kenyataannya.”

Sean menghapus air mata yang membasahi wajah gadis itu, hatinya ikut sakit jika melihat Eca seperti ini. Dari awal Sean memang sudah menduga kalau mencari Marissa bukanlah hal yang tepat. Ibaratnya itu hanya akan menggali luka lama yang belum sembuh. Dan ia benar, adalah sebuah kesalahan baginya karena membiarkan Wisnu mencari Marissa.

Setelah beberapa menit menangis, akhirnya tangisan itu mulai reda. Eca terlihat lebih tenang sekarang. Dan itu membuat Sean bernapas lega.

“Selain itu, apa yang lo tau tentang bunda?” tanya Eca dengan suara serak.

“Ca –”

“Bilang aja, Kak, udah terlanjur sakit juga.”

Lagi dan lagi Sean menghela napas, tentu saja bukan hal yang mudah untuk menceritakan semuanya. Apalagi informasi ini hanya akan menjadi pil pahit yang akan Eca telan. Memberi tahunya sama saja dengan Sean menyakiti diri sendiri, karena bagaimapun Eca sudah menjadi bagian dalam hidupnya.

“Bunda lo punya anak namanya Galaska, umurnya baru dua tahun. Dan sekarang bunda lo juga menjabat sebagai Direktur Keuangan di perusahaan milik suaminya. Mereka sama kaya orang tua gue, bolak-balik ke luar negeri buat ngurusin bisnis, makannya ayah kenal.”

𝐈𝐌𝐀𝐆𝐈𝐍𝐀𝐓𝐈𝐎𝐍 ✈️ | 𝐓𝐄𝐑𝐁𝐈𝐓 Where stories live. Discover now